Liputan6.com, Jakarta - Ketika mendengar kata Korea Utara, biasanya yang muncul dalam pikiran kita adalah Kim Jong-Un, diktator, seram, tak ada teknologi, hingga jalanan yang amat sepi.
Namun, siapa sangka bahwa ternyata Korea Utara telah secara perlahan berinovasi mengikuti perkembangan zaman?
Baca Juga
Mulai dari merilis smartphone ala Korea Utara, pembuatan WiFi untuk area publik, AppStore versi offline, hingga kereta bawah tanah.
Advertisement
Kereta bawah tanah yang dinamai Pyongyang Metro ini digadang-gadang menjadi kereta bawah tanah terdalam di dunia dengan kedalaman sepanjang 110 meter (360 kaki) di bawah tanah.
Menurut laporan terakhir dari Korea Konsult, pada tahun 2014, Pyongyang Metro telah memiliki dua jalur dengan 17 stasiun.
Jalur 1 Chollima membentang dari stasiun Puhung di tepi stasiun Taedong hingga ke Pulgunbyol. Sementara, jalur 2 Hyoksin membentang dari stasiun Kwangbok di barat daya ke Stasiun Ragwon di timur laut. Kedua jalur stasiun tersebut diketahui berpotongan di Stasiun Chonu.
Pembangunan kereta bawah tanah Pyongyang Metro di kedalaman 110 meter di bawah tanah ini juga digadang-gadang dapat berfungsi sebagai tempat perlindungan diri dari bom.
Pembangunan jaringan metro dimulai pada tahun 1965 dengan stasiun pertama yang dibangun antara tahun 1969 dan 1972.
Namun, usai tragedi kecelakaan besar selama pembangunan terowongan di bawah Sungai Taedong untuk lokasi Stasiun Ponghwa, maka terowongan ini diketahui tak pernah selesai. Jaringan Pyongyang Metro kini sepenuhnya terletak di sisi barat sungai.
Logo dan Jaringan Pyongyang Metro
Pada pemaknaannya, logo metro mengandung kata Korea "지 (ji)” yang berarti tanah. Didukung bentuk V pada bawah kata yang secara logis menunjuk ke arah bawah. Jadi, secara keseluruhan logo tersebut mengartikan “bawah tanah”.
Faktanya, kereta api bawah tanah dalam bahasa Korea adalah "지하촐 (ji-ha-chol)", yang berarti "ha" artinya"di bawah" dan "chol" adalah kependekan dari "kereta api" — yang secara harfiah berarti besi.
Advertisement
Jaringan Pyongyang Metro
1. Jalur Chollima, dinamai dari kuda bersayap berdasarkan mitologi Korea kuno. Jalur ini mencakup sekitar 12 km (~ 8 mil). Konstruksinya dimulai pada tahun 1968, dan jalur dibuka pada tanggal 6 September 1973.
2. Jalur Hyokshin, yang secara harfiah berarti pembaruan, terbentang sekitar 10 km (~6 mi). Layanan reguler jalur Hyokshin dimulai pada 9 Oktober 1975.
Dibuka untuk Wisatawan
Jumlah penumpang harian yang berlalu-lalang menggunakan kereta Pyongyang Metro ini diperkirakan antara 300 ribu hingga 700 ribu orang.
Pyongyang Metro merupakan salah satu kesempatan besar bagi para wisatawan untuk melihat penduduk setempat dalam menjalani aktivitas sehari-hari mereka.
Sampai saat ini sebagian besar wisatawan hanya dapat melihat 2 stasiun, yakni Puhung dan Yonggwang. Akan tetapi, baru-baru ini wisatawan diizinkan untuk melihat lebih banyak stasiun dengan kereta tersebut.
Advertisement