Pesawat Mata-mata Pertama Korea Utara Disebut Hampir Rampung

Jika pesawat mata-mata ini benar rampung maka akan menjadi peningkatan besar bagi Angkatan Udara Korea Utara, yang selama ini tidak memiliki kemampuan udara baru.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 06 Mar 2025, 11:03 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2025, 11:03 WIB
Ilustrasi Korea Utara.
Ilustrasi Korea Utara. (Dok. AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Pyongyang - Berdasarkan pantauan citra satelit terbaru, Korea Utara diyakini hampir menyelesaikan pesawat peringatan dini (airborne early warning aircraft) pertamanya. Para ahli menyatakan bahwa aset ini akan secara signifikan meningkatkan kekuatan angkatan udara Korea Utara begitu dioperasikan.

Meskipun program nuklir dan rudal Korea Utara telah menjadi ancaman serius bagi Korea Selatan, Amerika Serikat (AS), dan negara-negara lain, kemampuan pengawasan udaranya masih jauh tertinggal. Sebagian besar jet tempur dan pesawat militer Korea Utara sudah tua dan ketinggalan zaman. Demikian seperti dikutip dari AP, Kamis (6/3/2025).

Laporan 38 North, situs web yang fokus pada studi Korea Utara, menyebutkan citra satelit komersial terbaru menunjukkan pesawat Ilyushin Il-76 yang diparkir di bandara Pyongyang. Pesawat ini dilengkapi dengan radome besar —struktur pelindung yang mengelilingi sistem radar— di atas badan pesawat.

Keberadaan radome ini menandakan bahwa pesawat tersebut hampir selesai.

Radome pada pesawat memiliki desain segitiga khas di bagian atas, mirip dengan yang digunakan pada beberapa pesawat peringatan dini buatan China. Desain ini tidak ditemukan pada pesawat buatan AS atau Rusia.

Menurut 38 North, hal ini mungkin menunjukkan dukungan atau pengaruh dari China, meskipun desain segitiga saja tidak cukup sebagai bukti yang pasti.

Promosi 1

Jumlah Pesawat yang Ideal

Bendera Korea Utara.
Bendera Korea Utara (Dok. AFP)... Selengkapnya

Pesawat Il-76 sebelumnya adalah salah satu dari tiga pesawat yang digunakan oleh maskapai penerbangan nasional Korea Utara, Air Koryo. Pada Oktober 2023, pesawat ini dipindahkan ke fasilitas perawatan di bandara Pyongyang, di mana pekerjaan untuk memasang radome dimulai.

Pada November 2023, pesawat dipindahkan ke hanggar terdekat tanpa radome. Baru pada akhir Februari 2024, pesawat itu muncul kembali di luar hanggar dengan radome yang sudah terpasang.

Jung Chang Wook, kepala think tank Korea Defense Study Forum di Seoul, menjelaskan bahwa pesawat ini akan digunakan untuk mendeteksi dan melacak pergerakan pesawat musuh serta aset militer lainnya. Informasi yang dikumpulkan akan dikirim ke pusat kendali di darat. Jika pesawat ini juga dilengkapi teknologi untuk mendistribusikan informasi ke aset udara dan militer lainnya, serta mengoordinasikan operasi mereka, hal ini akan memungkinkan Korea Utara melakukan operasi militer dengan lebih cepat dan efisien.

"Ibaratnya Angkatan Udara Korea Utara akhirnya membuka matanya," kata Jung.

Dia menambahkan Korea Utara membutuhkan setidaknya empat pesawat peringatan dini untuk memantau Korea Selatan secara 24 jam nonstop. Dengan empat pesawat, mereka dapat bergantian melakukan misi pengawasan, menjalani perawatan, dan melaksanakan pelatihan. Sebagai perbandingan, Korea Selatan saat ini memiliki empat pesawat peringatan dini dan kendali buatan AS, dengan rencana untuk membeli empat pesawat tambahan.

Pada akhir 2023, Korea Utara berhasil meluncurkan satelit pengintai pertamanya ke orbit. Namun, para ahli asing meragukan kemampuan satelit tersebut dalam melakukan pengawasan yang efektif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya