Tahukah Kamu Berjalan di Alam Terbuka Lebih Baik daripada Berjalan di Perkotaan?

Jika kamu merasa suntuk dan butuh hiburan, mungkin berjalan di alam terbuka adalah solusinya.

oleh Anissa Rizky Alfiyyah diperbarui 23 Des 2022, 19:15 WIB
Diterbitkan 23 Des 2022, 19:15 WIB
Ilustrasi Keindahan Alam Indonesia
Keindahan Danau Toba. (Bola.com/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Berjalan di alam memiliki dampak yang sangat baik, khususnya bagi orang dengan major depressive disorder (MDD). 

Hal tersebut dibuktikan studi dalam Journal of Affective Disorders yang meneliti hubungan antara berjalan-jalan di alam terbuka dan dampaknya pada orang dengan MDD.

Berjalan-jalan di alam terbuka menurunkan kadar 'negative affect' dibandingkan dengan berjalan-jalan di lingkungan perkotaan.

Hingga saat ini, banyak juga studi lain yang memperlihatkan manfaat berjalan di alam terbuka dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental.

Salah satunya adalah studi baru dari Douglas Mental Health University Institute di Montreal yang menyelidikinya melalui pasien rawat jalan psikiatri dewasa dengan MDD.

Melansir huffingtonpost, Jumat (23/12/2022), salah satu template yang digunakan dalam studi ini adalah Positive and Negative Affect Schedule (PANAS).

Dalam psikologi, PANAS adalah skala yang banyak digunakan untuk mengukur afek positif dan negatif. Ini sebenarnya adalah kuesioner mendalam yang terdiri dari kata-kata yang menggambarkan perasaan dan emosi.

Peserta diminta untuk menyelesaikan kuesioner PANAS pada enam waktu: sebelum berjalan, setengah jalan selama berjalan, sesaat setelah berjalan, di rumah sebelum tidur, 24 jam setelah berjalan, dan 48 jam setelah berjalan.

Penulis studi Marie-Claude Geoffroy, dari Canada Research Chair in Youth Suicide Prevention dan asisten profesor di McGill University, mengatakan kepada PsyPost.

"Meskipun berjalan di segala macam tempat memiliki efek menguntungkan pada suasana hati, berjalan di alam memiliki efek yang lebih baik," ucap Geoffroy.

Hasil Penelitian

Destinasi Australia
Deretan rekomendasi destinasi seru untuk perkaya pengalaman kala menjelajah Australia.

Hasil dari penelitian, lanjut Geoffroy menunjukkan bahwa perasaan negatif seperti kemarahan, kesedihan, dan stress yang merupakan karakter dari depresi berat dapat berkurang lebih banyak saat kita berjalan di alam daripada di lingkungan perkotaan. 

"Berjalan-jalan sederhana di alam, baik di hutan atau di taman kota, efektif dalam meredakan pikiran dan perasaan negatif," ucapnya. 

Tidak hanya itu, bahkan, setelah 48 jam 60 menit setelah berjalan, mereka masih merasakan beberapa efek positif di tubuhnya. 

Jadi jika Anda merasa sedih saat bekerja dari rumah, jangan hanya pergi ke jalan raya untuk beristirahat sejenak dari layar Anda - cari ruang hijau terdekat dan nikmati semuanya.

Memberikan Waktu Istirahat bagi Otak

6 Dampak Buruk Helicopter Parenting untuk Kesehatan Mental dan Fisik Anak Jangka Panjang
Waspadai dampak buruk Helicopter Parenting, pola asuh orang tua yang terlalu overprotektif pada anak. (Foto:Instagram.com/Colin Maynard).

Sebuah studi oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Universitas Wisconsin menemukan bahwa menghabiskan waktu di alam membantu orang menghilangkan stres, membuat pikiran lebih rileks dan menyegarkan. Ini memberi otak seperti tubuh kita kesempatan untuk bersantai.

Meskipun waktu kamu terbatas, cobalah untuk berjalan-jalan singkat di luar ruangan pada awal atau akhir hari kamu, atau selama istirahat makan siang.

Dan pertimbangkan untuk mengubah kebiasaan kamu. Daripada meraih ponsel atau remote TV di rumah, kunjungi taman atau destinasi alam terdekat. Pikiran dan jiwa kamu akan berterima kasih.

Setiap kota di Indonesia memiliki taman dan alam terbuka yang bisa kamu manfaatkan. Karena situasi pandemi, ingatkan untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Membantu Tidur Lebih Nyenyak dan Mengubah Suasana Hati

Ilustrasi pria tidur, bermimpi
Ilustrasi pria tidur, bermimpi. (Photo by Shane on Unsplash)

Menghirup udara segar dapat meningkatkan kadar oksigen di otak kamu, yang pada gilirannya meningkatkan kadar serotonin, neurotransmitter yang mengubah suasana hati kamu.

Selain itu, berolahraga di luar ruangan seperti hiking, berlari, bersepeda, dan kayak juga dapat meningkatkan produksi endorfin.

Seperti serotonin, neurotransmiter ini adalah penguat suasana hati. Mereka menciptakan sensasi yang sering disebut sebagai "runner's high". Tingkat endorfin yang lebih tinggi dapat membuat Anda merasa tenang dan berpikiran jernih.

Selain mempengaruhi neurotransmitter seperti serotonin dan endorfin, yang membantu Anda rileks, berada di luar ruangan membuat Anda terpapar cahaya alami.

Paparan cahaya, mempengaruhi hormon melatonin. Saat kita berada di bawah sinar matahari, melatonin di tubuh kita berkurang.

Ini membantu kita bangun di pagi hari. Dengan tidak adanya sinar matahari, tingkat melatonin kita meningkat, membuat kita mengantuk atau lesu.

Mendapatkan sinar matahari pada waktu yang tepat dapat membuat tidur malam lebih nyenyak. Selain itu, vitamin D yang didapat tubuh kamu dari sinar matahari, juga berperan dalam suasana hati dan relaksasi.

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya