Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini viral Kamaruddin Simanjuntak sempat melontarkan pernyataan pedas untuk Polri. Menurutnya, rata-rata polisi di negeri ini bersikap buruk lantaran mengabdi kepada mafia.
"Kalau jujur, memang polisi di mana-mana rata-rata melakukan perbuatan itu kok (mengabdi kepada mafia)," kata Kamaruddin Simanjuntak dalam kanal YouTube Uya Kuya TV pada Jumat, 9 Desember 2022.
Hal itu pun menuai tanggapan pro dan kontra. Salah satunya dari Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi. Menurut dia, pernyataan Kamaruddin itu ingin cari perhatian (caper).
Advertisement
"Memang ada orang-orang yang mendadak viral, mendadak populer, kaget dan lupa diri karena dikenal banyak orang. Ketika viral berganti, mulai dilupakan orang, maka muncul kecemasan, takut kehilangan perhatian. Akhirnya berbagai cara dilakukan agar tetap menjadi perhatian," ujar Teddy melalui keterangan tertulis, Minggu (25/12/2022).
"Pernyataan seorang pengacara yang dikenal karena kebetulan menjadi pengacara di kasus sambo, bahwa rata-rata polisi di Indonesia mengabdi pada mafia, menuai polemik dan dilaporkan, karena itu tuduhan yang sangat serius. Rata-rata itu artinya sama banyak diseluruh tempat," sambung dia.
Oleh karena itu, menurut Teddy, pernyataan tersebut harus segera diproses.
"Ada 2 hal yang dituju, pertama masyarakat akhirnya tahu bahwa itu tuduhan tidak benar karena yang menuduh tidak bisa membuktikannya. Kedua, jadi pelajaran bagi yang lain jika ingin mempertahankan viral, harus cerdas, jangan asal yang penting jadi berita," papar dia.
"Mendadak viral bisa membuat orang lupa diri ketika viral bukan karena pemikirannya, tapi karena kebetulan ada dalam sebuah kasus yang jadi perhatian publik. Apalagi jika tidak memiliki kemampuan, yang penting bisa viral lagi. Ini tentu sangat miris," jelas Teddy.
Â
Kamaruddin Sebut Polisi Mengabdi ke Mafia
Sebelumnya, diketahui, Kamaruddin Simanjuntak sempat melontarkan pernyataan pedas untuk Polri. Menurutnya, rata-rata polisi di negeri ini bersikap buruk lantaran mengabdi kepada mafia.
"Kalau jujur, memang polisi di mana-mana rata-rata melakukan perbuatan itu kok (mengabdi kepada mafia)," kata Kamaruddin Simanjuntak dalam kanal YouTube Uya Kuya TV pada Jumat, 9 Desember 2022.
Menurut Kamaruddin, polisi tidak mengabdi satu bulan penuh kepada negara, namun dibagi waktunya dengan mengabdi ke mafia.
"Maksudnya begini loh, polisi itu rata-rata mengabdi kepada negara cuma seminggu. 3 minggu itulah mengabdi kepada mafia. Kita jujur saja lah, nggak usah hidup munafik. Makanya polisi banyak hartanya rata-rata," katanya.
Kamaruddin menyebut, sebagian polisi yang memiliki harta hingga ratusan miliar dan bahkan triliunan itu adalah hasil pengabdian kepada mafia.
Dia mengaku pernah menemukan anggota polisi berpangkat perwira menengah (Pamen) dengan kepemilikan lahan sawit 500 hektare dan uang sebanyak Rp 400 miliar. Polisi itu bekerja di Satuan Kerja Reserse.
"Ini kan ajaib. Jadi kita tidak bisa hidup munafik. Makanya rata-rata hartanya puluhan miliar sampai ratusan miliar sampai triliunan. Pertanyaannya, kalau dia tidak mengabdi kepada mafia, dari mana itu uang puluhan miliar, ratusan miliar hingga triliunan. Apalagi ada daftar rekening gendut kan gitu ya. Jadi, pertanyaannya mau enggak memperbaiki negara in. Itu dulu," Kamaruddin menandaskan.
Â
Advertisement
Respons Penasihat Ahli Kapolri
Penasihat Ahli Kapolri, Hermawan Sulistyo alias Prof Kikiek merespons pernyataan Kamaruddin Simanjuntak yang menyebut polisi hanya mengabdi kepada negara satu minggu dan tiga minggu sisanya ke mafia. Dia menilai hal tersebut adalah penghinaan terhadap kepolisian.
"Itu penghinaan terhadap profesi polisi. Aneh, pengacara kok tidak tahu pekerjaan polisi," kata Prof Kikiek kepada wartawan, Rabu 14 Desember 2022.
Selain itu, Mantan Kepala Bareskrim Polri, Komjen (purn) Ito Sumardi juga menambahkan, pernyataan yang dilontarkan Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J itu sangat tendensius, sehingga dapat berakibat pada konsekuensi hukum.
"Tentunya, ada konsekuensi hukum terhadap yang bersangkutan dengan ucapan yang disebarkan melalui media dan di publik," tutur Ito.
Ito geram dengan keterangan tersebut dan menilai pernyataan Kamaruddin Simanjuntak tidak menunjukkan sikap seorang akademisi.
"Itu pernyataan menggambarkan yang bersangkutan mulut dan pikirannya sangat tidak akademis dan sangat tidak etis," jelas dia.