Liputan6.com, Jakarta - Kamis, 29 Desember 2022 dunia sepak bola berduka. Setelah mendapati kabar berminggu-minggu di rumah sakit, kini bintang Brasil, Edson Arantes do Nascimento atau lebih dikenal sebagai Pele, meninggal dunia pada usia 82 tahun di Sao Paulo, Brasil.
Beberapa minggu lalu, keluarganya sendiri mengkonfirmasi bahwa kondisi kesehatan salah satu pencetak gol terbanyak dalam sejarah timnas Brasil memburuk. Dan berakhir saat ini dengan kenyataan pilu dengan memberitakan bahwa Pele meninggal dunia.
A inspiração e o amor marcaram a jornada de Rei Pelé, que faleceu no dia de hoje.Amor, amor e amor, para sempre..Inspiration and love marked the journey of King Pelé, who peacefully passed away today.Love, love and love, forever. pic.twitter.com/CP9syIdL3i
— Pelé (@Pele) December 29, 2022
Advertisement
Pele, yang melekat di hati para penggemar olahraga, menjadi doa semua orang yang bermain di sepak bola.
Faktanya, FIFA memanifestasikan dirinya dengan penghormatan yang mengesankan selama Piala Dunia Qatar 2022, di mana lebih dari seratus drone menarik bajunya di atas kota Doha, Qatar.
Sekarang, banyak pesan melalui jejaring sosial yang menyesali fakta ini. Berbagai pemain dan penggemar telah mengungkapkan di media sosial bagaimana perasaan mereka tentang kepergian bintang olahraga ini.
Melansir dari Marca, pada Jumat (3/12/2022), Pele sebagai pengusung "the beautiful game" telah meninggalkan dunia setelah mengalami pertempuran melawan sakit tumor usus besar yang ditemukan pada September 2021. Penyakitnya membawanya ke berbagai kemoterapi, yang tidak berhasil.
Pasalnya, adapun komplikasi beberapa penyakit yang dideritanya, yakni penyakit ginjal dan jantung di tubuhnya yang membawanya ke perawatan intensif.
Meski demikian, penyebab resmi kematiannya masih belum diketahui, namun seperti dibahas sebelumnya, untuk saat ini diketahui bahwa hal itu disebabkan komplikasi kanker usus besar yang telah dideritanya selama setahun.
Sempat Mengalami Kondisi yang Stabil
Pada Sabtu 3 Desember 2022, Pele mengonfirmasi di akun Instagram pribadinya, @pele, bahwa dirinya sudah berada dalam kondisi yang stabil.
View this post on Instagram
Adapun pernyataan yang dibeberkan langsung oleh pihak rumah sakit bahwa sang atlet ini telah memberikan respons dengan baik pada infeksi pernapasan.
"Pele menerima antibiotik untuk mengobati infeksi saat menjalani kemoterapi melawan kanker," kata staf medis, Jumat, 2 Desember 2022, dikutip dari DW.
Staf medis pun menambahkan bahwa ia masih menjalani perawatan dan dalam kondisi stabil. Bahkan, dalam keterangan foto yang diunggah melalui platfrom Instagram, Pele mengaku bahwa ia merasa kuat karena banyaknya harapan dan doa yang ditujukan untuk kesembuhannya.
"Saya kuat, dan saya mengikuti perawatan seperti biasa. Saya ingin berterima kasih kepada seluruh tim medis dan perawat atas perawatan yang saya telah terima," tulis Pele dalam keterangan di Instagram.
"Saya percaya Tuhan, dan setiap pesan cinta yang saya terima dari kalian di seluruh dunia membuat saya tetap bersemangat, dan juga menonton Brasil di Piala Dunia," tutupnya.
Advertisement
Perjalanan Karier yang Luar Biasa
Dalam perjalanan kariernya, Pele telah mempesona dunia dengan kejeniusannya dalam olahraga. Tak hanya itu, ia juga melakukan kerja sosial di seluruh dunia dan menyebarkan apa yang paling dia yakini sebagai obat untuk semua masalah individu yakni cinta.
Selama karier legendarisnya, Pele mencetak rekor dunia 1.279 gol untuk klub dan negara antara 1956 dan 1977, termasuk 77 gol dalam 92 penampilan untuk Brasil.
Namun, angka itu sempat dipertanyakan karena dimasukkannya pertandingan persahabatan yang dimainkan Santos.
Meski pun penghitungan resminya yang diakui secara luas dengan 757 gol dalam 831 pertandingan masih menjadi salah satu yang tertinggi dalam sejarah sepak bola.
Bintang Brasil itu juga satu-satunya pemain dalam sejarah yang memenangi tiga Piala Dunia, mengangkat trofi pada 1958, 1962, dan 1970.
Pemain Termuda dan Terhebat
Pele memulai karier klubnya saat berusia 15 tahun bersama Santos pada tahun 1956 dan melakukan debutnya untuk tim senior Brasil hanya satu tahun kemudian.
Mantan pemain nomor 10 yang ikonik itu kemudian mencuat ke kancah dunia di Piala Dunia 1958. Ketika itu, sebagai remaja ia mencetak trigol (hat-trick) di semifinal melawan Prancis dan kemudian dua gol di final saat Brasil memenangkan trofi untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka.
Selama turnamen di Swedia itu, Pele menjadi pemain termuda, pencetak gol terbanyak, pencetak hat-trick, dan pemenang dalam sejarah kompetisi, sementara gol pertamanya melawan Swedia di final disebut-sebut sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah Piala Dunia.
Pele kemudian dinilai kurang penting untuk kesuksesan Brasil empat tahun kemudian karena mereka menjadi tim terakhir yang mempertahankan Piala Dunia. Dia menderita cedera akhir turnamen di pertandingan keduanya.
Namun, pada tahun 1970 pendukung Santos mengukuhkan reputasinya sebagai pemain terhebat sepanjang masa hingga saat itu sebagai bintang dalam tim yang diyakini banyak orang sebagai yang terbaik dalam sejarah sepak bola.
Advertisement