Liputan6.com, Jakarta - Ginjal memainkan peran dalam menjaga Anda tetap hidup, sama seperti otak dan jantungmu.
Kedua organ seukuran kepalan tangan ini, yang terletak di punggung bagian bawah, memainkan peran yang sangat penting dalam bertindak sebagai filter dengan membuang limbah dan cairan ekstra dari tubuh. Selain itu, ginjal juga menjaga tekanan darah tetap terkendali.
Baca Juga
Kebanyakan orang tertarik untuk mengetahui kolesterol dan angka tekanan darah mereka. Namun, mereka juga harus mengetahui status ginjal mereka untuk melihat apakah ginjalnya sehat atau memiliki penyakit ginjal kronis, yang juga dikenal sebagai Chronic Kidney Disease (CKD).
Advertisement
"CKD adalah suatu kondisi yang berarti ginjal rusak dan tidak bisa menyaring darah sebagaimana mestinya," kata Direktur dan Konsultan Patolog di City Xray & Scan Clinic Pvt. Ltd, Sunita Kapoor, seperti mengutip dari Times of India, Rabu (3/5/2023).
Diabetes adalah penyebab utama penyakit ginjal kronis. Studi menunjukkan bahwa hampir satu dari dua orang dengan diabetes mengidap CKD, yang juga menunjukkan bahwa penyakit ini kurang terdiagnosis.
Jika Anda didiagnosis menderita CKD, berarti Anda mengalami masalah ginjal selama beberapa bulan terakhir. Anda mungkin terkena penyakit ginjal kronis secara perlahan dan diam-diam, bahkan tanpa menyadarinya.
Anda akan kehilangan fungsi ginjal selama bertahun-tahun tanpa gejala yang signifikan. Orang-orang sering mengetahui tentang kondisi mereka hanya ketika ginjal mereka gagal dan sudah terlambat untuk pengobatan pencegahan.
Dalam situasi ini, mereka biasanya membutuhkan cuci darah atau transplantasi ginjal. Itulah mengapa mengetahui nomor ginjalmu itu penting.
Â
2 pertanda penting untuk deteksi penyakit ginjal
Dua penanda penting untuk mendeteksi penyakit ginjal adalah estimasi Glomerular Filtration Rate (eGFR) dan Albumin-Creatinine Ratio (uACR) urine.
"Sementara eGFR diukur dengan tes darah, uACR diukur dengan tes urine. eGFR menunjukkan seberapa baik ginjalmu membersihkan darah dan uACR menunjukkan bahwa jika ada protein yang disebut albumin dalam urinemu, itu berarti ginjalmu rusak," jelas Dr. Kapoor.
Sementara, tes eGFR dihitung dari kadar kreatinin serum yang stabil setidaknya sekali dalam setahun, terutama pada semua pasien diabetes.
eGFR lebih akurat dibandingkan dengan kreatinin serum saja. Kreatinin serum dipengaruhi oleh massa otot, dan faktor usia, jenis kelamin dan ras yang terkait.
eGFR tidak bisa diandalkan untuk pasien dengan tingkat kreatinin yang berubah dengan cepat, massa otot dan ukuran tubuh yang ekstrem, atau pola diet yang berubah.
Â
Advertisement
Tes uACR
Tes uACR pada dasarnya memungkinkan dokter mengetahui berapa banyak albumin yang masuk ke dalam urinemu selama 24 jam.
Penyakit ginjal bisa mengacu pada hasil tes albumin urine 30 atau lebih. Tes juga bisa diulang sekali atau dua kali untuk memastikan hasilnya.
Eksresi albumin urine harus diperiksa setiap tahun untuk mendiagnosis dan memantau kerusakan ginjal pada pasien dengan diabetes tipe 1 selama lima tahun atau lebih atau dengan diabetes tipe 2.
Pemantauan yang lebih sering bisa diindikasikan pada pasien dengan perubahan status klinis atau setelah intervensi terapeutik.
Terlepas dari nomor ginjalmu, doktermu akan menggunakan riwatar medis Anda dan melakukan tes laboratorium dan pencitraan lainnya, seperti USG atau CT scan untuk mendapatkan gambaran ginjal dan saluran kemih.
Dengan cara ini, evaluasi lengkap membantu untuk memastikan atau menyingkirkan CKD.