Liputan6.com, Jakarta Di Inggris sedang terjadi krisis akomodasi atau tempat tinggal untuk mahasiswa. Krisis akomodasi ini disebabkan oleh kenaikan jumlah mahasiswa internasional di Inggris sebesar 750% sejak tahun 2019. Higher Education Policy Institutite (HEPI) melaporkan jumlah akomodasi mahasiswa justru menurun meskipun jumlah mahasiswa meningkat.
Hal ini disebabkan karena pemilik property lebih suka menyewakan rumahnya kepada karyawan yang memiliki sumber penghasilan lebih jelas ketimbang mahasiswa internasional. Pemilik property juga enggan menyewakan rumah kepada mahasiswa yang membawa keluarga terutama yang memiliki anak, karena sering merusak properti misalnya mencoret tembok.
Baca Juga
Hal ini membuat mahasiswa yang membawa keluarga terdampak lebih berat akibat krisis akomodasi. Namun demikian, kearifan lokal Indonesia yang tetap dipraktekkan di Inggris turut berkontribusi penting untuk bertahan di tengah krisis ini. Apa saja kearifan tersebut?
Advertisement
1. Ibu kost dadakan
Inggris adalah negara yang menganut nilai individualis dan menjunjung tinggi privasi. Tidak mudah bagi orang Inggris untuk menerima orang tak dikenal di rumahnya atau bahkan memperbolehkan tamu tersebut menginap.
Hal ini berbeda dengan Indonesia yang memiliki nilai kolektif dan kerap memprakteknya peribahasa ‘berat sama dipikul ringan sama dijinjing‘. Bunga, mahasiswi doktoral di University of Sheffield, adalah salah satu mahasiswa Indonesia yang sering menjadi ‘Ibu kost dadakan‘.
Bunga menyewakan kamarnya bagi mahasiswa baru yang kesulitan mencari akomodasi, atau yang masa sewa akomodasinya sudah habis ketika perkuliahan belum selesai. Hal ini dilakukan Bunga karena ingin membantu sesama orang Indonesia yang sedang berjuang di luar negeri.
Ada juga Bapak dan Ibu kost dadakan lainnya yang rela mengubah ruang tamu menjadi ruang tidur untuk menampung mahasiswa Indonesia. Biaya sewa yang ditetapkan biasanya jauh lebih murah ketimbang menginap di hotel atau AirBnB. Kadang malah gratis!
2. Akomodasi warisan
Hailan dan Abdullah adalah dua orang pemilik property di Sheffield yang lebih suka rumahnya disewa orang Indonesia ketimbang penyewa dari negara lain. Hal ini karena menurut Abdullah orang Indonesia telaten dan bersih dalam merawat rumah. Orang Indonesia juga tidak menggunakan sepatu di dalam rumah, sehingga lantai parket atau karpet tidak mudah rusak.
Abdullah menambahkan, "Indonesians do not like party and make noise. There is no noise report from police so far (Orang Indonesia tidak suka pesta dan tidak berisik sehingga tidak ada laporan noise dari polisi)," ujarnya.
Favoritisme ini menyebabkan akomodasi yang sudah disewa oleh orang Indonesia biasanya akan turun temurun diteruskan sewanya oleh orang Indonesia lagi. Hailan malah menawarkan imbalan uang kepada penyewa lama jika rumahnya bisa diteruskan disewa oleh mahasiswa Indonesia lagi.
Hal ini menjadikan mahasiswa Indonesia punya daya tarik di mata pemilik properti di Inggris ya.
Advertisement
3. Jalur orang dalam
Jika mendengar jalur orang dalam, biasanya yang muncul adalah prasangka negatif. Namun jalur orang dalam sangat berguna untuk mencari akomodasi di Inggris, misalnya akomodasi warisan yang sudah disampaikan di atas.
Selain itu, banyak pemilik properti di Inggris yang tidak mengiklankan rumahnya melalui agen atau disebut private landlord. Informasi mengenai private landlord bisa didapat melalui kanal sosial seperti Gumtree dan Spare room, juga dari jalur orang dalam seperti di grup Whatsapp. Informasi dari kanal sosial menurut Nelza, mahasiswa doktoral di University of Sheffield, rentan scam atau penipuan dimana mahasiswa diminta mentransfer uang untuk akomodasi fiktif.
Maka dari itu informasi jalur orang menjadi lebih terpercaya dibanding informasi dari kanal sosial. Nelza menganjurkan mahasiswa Indonesia yang akan dan baru datang untuk terintegrasi dengan warga Indonesia yang sudah berada di kota tujuan dengan cara bergabung di grup Whatsapp untuk mendapat tips dan informasi valid mengenai ketersediaan akomodasi.
Menyewa rumah melalui jalur orang dalam juga lebih tinggi peluangnya untuk berhasil karena landlord sudah mengenal mahasiswa Indonesia yang menjadi sumber referal. Hal senada disampaikan oleh Rama, lurah atau koordinator penerima beasiswa LPDP di Sheffield.
Rama mengungkapkan pentingnya jalur orang dalam, atau terhubung dengan warga Indonesia di kota tujuan studi dalam mencari akomodasi. Bantuan yang ditawarkan bisa berupa viewing atau mengecek rumah yang hendak disewa ketika mahasiswa yang bersangkutan belum tiba di Inggris. Viewing sebelum tanda tangan kontrak sewa rumah dapat mencegah mahasiwa terkena penipuan.
4. Jalur langit
Data sensus Inggris tahun 2011-2021 menunjukkan Atheis sebagai ‘agama’ dengan penganut terbanyak di Inggris atau sebesar 37%. Warga Inggris umumnya percaya kepada kapabilitas diri ketimbang hal-hal abstrak seperti doa, agama dan Tuhan.
Berbeda dengan hasil sensus, warga Indonesia di berbagai kota di Inggris mengungkapkan bahwa ‘Jalur langit’ atau berusaha dengan dibarengi berdoa akan membuat usaha pencarian akomodasi terasa lebih mudah.
Satwika, mahasiswi doktoral memiliki dua anak kecil, percaya bahwa rumahnya sekarang adalah hasil dari doa yang selalu dipanjatkan mengingat sulitnya mencari akomodasi yang berkenan menerima anak kecil.
Penulis:
Dian Mayasari (Associate lecturer di The university of Sheffield)
Advertisement