Liputan6.com, Jakarta Manga merupakan suatu bentuk komik atau novel grafis yang berasal dari Jepang, memiliki sejarah yang panjang dan kompleks yang terkait dengan perkembangan seni Jepang pada akhir abad ke-19.
Menurut informasi dari Wikipedia, manga telah menjadi fenomena budaya yang meresap di semua lapisan masyarakat Jepang, dengan pembaca dari berbagai kelompok usia. Genrenya sangat beragam mencakup laga, petualangan, bisnis, komedi, detektif, drama, sejarah, horor, misteri, romantis, fiksi ilmiah, fantasi, erotika, olahraga, dan permainan.
Baca Juga
Sejak era 1950-an, manga telah menjadi elemen integral dalam industri penerbitan Jepang. Pada tahun 1995, nilai pasar manga di Jepang mencapai ¥586,4 miliar (setara dengan US$6–7 miliar) dengan penjualan tahunan sekitar 1,9 miliar untuk manga dan majalah manga.
Advertisement
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Jepang, karena manga telah menyebar ke seluruh dunia. Bahkan, pada tahun 2008, pasar manga di Amerika Serikat dan Kanada mencapai nilai $175 juta, sementara di Prancis, manga menyumbang 38% dari pasar komik dengan nilai sekitar €460 juta pada tahun 2005.
Manga sering kali dihasilkan dalam format hitam-putih, meskipun ada juga yang sepenuhnya berwarna. Di Eropa dan Timur Tengah, pasar manga terus berkembang, mencapai nilai sekitar $250 juta pada tahun 2012. Dengan daya tarik globalnya yang terus berkembang, sejarah manga menjadi cerita yang menarik bagi para penggemar komik di seluruh dunia.
1. Sejarah Manga
Sejarah manga dimulai dari gulungan abad ke-12 yang diyakini mencerminkan pola dasar membaca dari kanan ke kiri. Zaman Edo (1603-1867) menyaksikan konsep dasar manga diperkenalkan melalui Toba Ehon.
Pada tahun 1798, istilah 'manga' menjadi populer, terutama dengan karya-karya seperti Shiji no yukikai (1798) dan Manga hyakujo (1814). Buku bergambar Kibyoshi pada akhir abad ke-18 dianggap sebagai buku komik pertama di dunia, menurut Adam L. Kern.
Munculnya kelompok mangaka perempuan terjadi pada tahun 1969, termasuk tokoh seperti Moto Hagio dan Riyoko Ikeda. Pasca-perang menandai era ketika manga shōnen dan shōjo menjadi genre utama. Dari tahun 1975 hingga sekarang, manga shōjo mengalami perkembangan substansial, mencakup subgenre seperti romantis, pahlawan super wanita, dan 'Komik Wanita.'
Advertisement
2. Publikasi dan Pameran Manga di Jepang
Pada tahun 2007, manga menyumbang jumlah yang signifikan untuk industri penerbitan Jepang dengan total pendapatan mencapai 40,6 miliar yen, setara dengan sekitar 395 juta dolar AS. Penjualan manga pada tahun 2006 mencapai sekitar 27% dari total penjualan buku, sementara penjualan majalah manga menyumbang 20% dari total penjualan majalah.
Fenomena cross-readership, di mana pembaca tidak dibatasi oleh demografi tertentu, menjadi fitur menonjol dalam pasar manga Jepang. Meskipun buku dan majalah memiliki target pembaca yang berbeda, seperti anak laki-laki (shonen) dan anak perempuan (shojo) dengan gambar sampul khas, toko buku sering menempatkannya di rak yang berbeda.
Industri manga juga merambah ke seluruh dunia, di mana perusahaan penerbit dari berbagai negara melisensi dan mencetak ulang manga ke dalam bahasa asli mereka. Di Jepang, kafe manga atau manga kissa menjadi tempat unik di mana orang dapat menikmati kopi sambil membaca manga, bahkan hingga menginap.
Respons konsumen yang lintas demografi memungkinkan pembaca pria dan wanita menikmati seri yang ditujukan untuk lawan jenis. Seorang ilustrator manga, atau mangaka, biasanya bekerja di studio kecil dengan beberapa asisten, berinteraksi dengan editor kreatif dari perusahaan penerbit komersial.
Popularitas sebuah seri manga dapat berdampak lebih lanjut, seperti diadaptasi menjadi anime setelah ceritanya selesai atau masih berlanjut. Terkadang, manga juga diangkat menjadi film laga hidup atau animasi lainnya, menciptakan ekosistem yang dinamis dalam dunia hiburan Jepang. Museum Manga Internasional Kyoto mencatat berbagai manga yang telah diterbitkan dalam bahasa Jepang, menjadi saksi perkembangan kaya dan beragamnya karya-karya ini dalam budaya Jepang dan di luar negeri.
3. Manga Digital
Dengan kemunculan internet, peluang bagi calon mangaka untuk mempublikasikan karya mereka semakin meluas. Sebelumnya, mereka harus membawa karya langsung ke penerbit atau mengirimkannya melalui kompetisi majalah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, internet menyediakan platform baru melalui manga web, yang kini menjadi sangat populer di Jepang.
Situs-situs seperti Pixiv dan Twitter menjadi tempat bagi para mangaka, baik amatir maupun profesional, untuk mengunggah dan berbagi karya mereka. Manga web, yang dirilis secara digital, mengalami peningkatan signifikan. Meskipun formatnya digital, sebagian besar tetap menggunakan hitam-putih, dan Pixiv menjadi salah satu situs paling populer di Jepang untuk karya seni, termasuk manga.
Penerbit besar seperti Kodansha memanfaatkan popularitas manga web untuk merilis lebih banyak seri dan meningkatkan distribusi terjemahan resmi mereka di bawah Kodansha Comics. Seiring dengan meningkatnya penggunaan ponsel cerdas dan komputer, pembacaan manga di platform digital semakin populer.
Meskipun penjualan manga kertas mengalami penurunan, penjualan manga digital terus meningkat. Lembaga Penelitian untuk Publikasi mencatat peningkatan sebesar 27,1% pada tahun 2016, mencapai ¥146 miliar, sementara penjualan manga kertas mengalami penurunan sebesar 7,4%.
Sementara manga web menjadi tren yang signifikan, Jepang mengalami peningkatan yang tertunda dalam mengadopsi format webtoon. Meskipun demikian, penerbit webtoon terkemuka seperti Comico dan Naver Webtoon/XOY berhasil meraih pasar manga tradisional Jepang. Model pembayaran webtoon, di mana pembaca dapat membeli bab individu dan mendapatkan akses gratis untuk beberapa bab, menjadi salah satu faktor kesuksesan mereka. Meskipun perkembangannya masih lambat, evolusi ini menunjukkan perubahan dalam konsumsi dan distribusi manga di era digital.
Advertisement
4. Pasar Internasional Manga
Dampak manga terhadap pasar komik internasional menjadi sangat berarti selama dua dekade terakhir. Pengaruhnya terhadap pasar komik di luar Jepang dan efek estetika pada seniman komik internasional. Manga tradisional memiliki ciri khas dibaca dari atas ke bawah dan dari kanan ke kiri. Beberapa penerbit manga terjemahan mempertahankan format aslinya, sementara yang lain memilih untuk 'membalik' halaman secara horizontal sebelum mencetak terjemahan mereka. Praktik ini bertujuan agar pembaca asing atau konsumen komik tradisional tidak bingung.
Meskipun penggunaan praktik 'membalik' dianggap sebagai solusi, banyak kritik menyatakan bahwa hal ini bertentangan dengan niat asli pencipta. Dampaknya dapat menciptakan keanehan ketika teks dan gambar tidak selaras setelah dibalik, seperti tindakan menunjuk ke kiri dalam teks sementara menunjuk ke kanan pada gambar. Selain itu, hal ini dapat menyebabkan keanehan pada objek atau tata letak asimetris yang sudah dikenal.
Di Eropa, manga telah mempengaruhi pembuatan kartun dengan cara yang berbeda dibandingkan di Amerika Serikat. Pengaruhnya muncul melalui penyiaran anime di Prancis dan Italia pada tahun 1970-an, yang membuka pasar manga di Eropa. Prancis, khususnya, telah melihat popularitas manga yang signifikan sejak pertengahan 1990-an. Pada tahun 2006, penjualan manga di Prancis mencapai $212,6 juta, menjadikannya pasar manga terbesar kedua di dunia setelah Jepang.
Di Amerika Serikat, manga masuk ke pasar secara bertahap, terutama karena keterkaitannya dengan anime. Tahun 1980-an dan 1990-an menjadi periode penting di mana lebih banyak manga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Studio Proteus, yang didirikan oleh Toren Smith pada tahun 1986, memainkan peran kunci sebagai agen dan penerjemah banyak manga Jepang untuk penerbit di AS. Perkembangan ini, bersamaan dengan inisiatif pasar AS oleh Shogakukan melalui Viz, memberikan dorongan signifikan pada pertumbuhan manga di Amerika Serikat.
Pertengahan 1990-an menjadi periode kunci di mana popularitas manga meningkat secara substansial di AS, didorong oleh adaptasi anime dan manga seperti 'Ghost in the Shell' yang populer di kalangan penggemar. Hingga tahun 2017, Viz Media memegang posisi sebagai distributor manga terbesar di Amerika Serikat, dengan pangsa pasar mencapai 23%, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam industri komik AS dan Kanada.
5. Masuk Mata Kuliah di Universitas
Universitas Kyoto Seika di Jepang telah melahirkan jurusan manga yang sangat kompetitif sejak awal tahun 2000-an. Keberhasilan dan popularitas jurusan ini bahkan memicu beberapa universitas dan sekolah kejuruan (Semmon gakkou) untuk membuka program serupa. Meski begitu, prestasi jurusan manga ini tidak luput dari sorotan kontroversi yang melibatkan industri manga secara keseluruhan.
Shuho Sato, seorang mangaka terkemuka yang terkenal melalui karyanya seperti Umizaru dan Say Hello to Black Jack, menimbulkan kontroversi di dunia maya, terutama di platform Twitter, ketika mengemukakan pandangannya tentang sekolah manga.
Sato dengan tegas menyatakan bahwa menurutnya, 'sekolah manga tidak memiliki arti' karena tingkat keberhasilannya dianggap sangat rendah. Ia berargumen bahwa dalam waktu tiga bulan, ia mampu mengajarkan keterampilan yang diperlukan di tempat kerja kepada pemula, sementara siswa di sekolah-sekolah manga harus menghabiskan beberapa juta yen dan empat tahun tanpa mengembangkan kemampuan yang dianggapnya cukup.
Advertisement
Question and Answer
1. Apa perbedaan antara Manga dan Anime?Apa itu manga dan anime?
Secara sederhana, manga dan anime adalah dua istilah yang memiliki makna berbeda, meskipun keduanya merupakan media penceritaan visual. Perbedaan Manga dan Anime menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), manga merujuk pada komik bergaya Jepang sementara anime adalah animasi khas Jepang.
Meskipun sering dianggap serupa, manga dan anime memiliki perbedaan yang mencolok. Manga adalah bentuk komik Jepang, sedangkan anime adalah versi animasinya. Walaupun demikian, anime biasanya tidak selalu, merupakan adaptasi animasi dari manga yang populer.
2. Apa pengertian dari mangaka?
Mangaka merupakan istilah dalam bahasa Jepang untuk individu yang membuat manga. Istilah mangaka memiliki kesamaan makna dengan komikus. Di luar Jepang, manga umumnya merujuk pada buku komik Jepang, sementara mangaka mengacu pada pembuat manga yang biasanya berasal dari Jepang.
Advertisement
3. Apa manga yang memiliki penjualan terbanyak?
One Piece (Eiichiro Oda) adalah manga dengan penjualan terbanyak sepanjang masa, yang pertama kali diterbitkan di WSJ pada tahun 1997 dan masih berlanjut hingga sekarang.
Karya Eiichiro Oda ini telah mencapai 106 volume dan perkiraan penjualan mencapai 516,6 juta eksemplar. One Piece mengisahkan tentang Monkey D. Luffy yang berusaha mencari harta karun legendaris 'One Piece' dan menjadi raja bajak laut. Jika dibandingkan dengan penjualan komik secara keseluruhan, One Piece bahkan berhasil mengungguli Batman. Pada tahun 2015, One Piece meraih Guinness World Record sebagai buku komik dengan penulis tunggal terlaris sepanjang masa.
4. Apa anime terkenal yang diadaptasi dari manga?
Terdapat banyak anime terkenal yang diadaptasi dari manga, beberapa di antaranya mencapai tingkat kepopuleran yang luar biasa. Beberapa contoh anime terkenal yang berasal dari manga meliputi:
- One Piece, salah satu anime dan manga terlaris sepanjang masa, diciptakan oleh Eiichiro Oda, mengikuti petualangan Monkey D. Luffy mencari harta legendaris 'One Piece.'
- Naruto, serial anime populer yang diadaptasi dari manga karya Masashi Kishimoto, bercerita tentang Naruto Uzumaki yang bercita-cita menjadi Hokage, pemimpin desa ninja.
- Attack on Titan (Shingeki no Kyojin), anime yang awalnya berupa manga karya Hajime Isayama, mengisahkan dunia dihuni oleh raksasa pemakan manusia dan perjuangan manusia untuk bertahan hidup.- Dragon Ball, salah satu anime legendaris yang diadaptasi dari manga "Dragon Ball" karya Akira Toriyama, mengikuti petualangan Goku dalam mencari bola naga dan pertarungan melawan musuh-musuh kuat
Advertisement