Membangun Bank Sampah, Sinergi Amartha dan Unilever Upayakan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Amartha berkolaborasi bersama Unilever Indonesia dan Yayasan Rumah Pelangi untuk menciptakan Bank Sampah. Langkah pertama mereka dimulai dari daerah Teluk Naga, Tangerang.

oleh Ditha Kirani diperbarui 24 Feb 2024, 16:07 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2024, 16:07 WIB
Sosialisasi pengelolaan sampah oleh Amartha di Tangerang, Banten
Masyarakat Teluk Naga Tangerang yang mengikuti sosialisasi pengelolaan sampah dari Amartha. (Foto: Liputan6/Ditha Kirani)

Liputan6.com, Jakarta Di Indonesia, pengelolaan sampah merupakan masalah serius yang dihadapi baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Tidak berimbangnya antara produksi sampah dengan pengelolaan sampah merupakan faktor utama dari permasalahan ini.

Dikutip dari data Kementerian Lingkungan Hidup, produksi sampah pada tahun 2023 sebanyak 17,7 juta ton/tahun dengan hampir setengahnya bersumber dari limbah rumah tangga. Sedangkan sampah yang terkelola baru berada pada taraf 66,81%. Hal ini berarti sekitar 5,9 juta ton/tahun sampah belum terkelola dengan baik dan akan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar.

Melihat hal itu, Amartha, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi finansial, berkomitmen untuk berpartisipasi atas isu tersebut. Amartha menyadari pentingnya keterlibatan masyarakat agar dapat mengelola sampah dengan baik, khususnya sampah plastik. Seperti yang diketahui, sampah plastik merupakan jenis sampah yang sangat sulit untuk terurai.

Dalam kolaborasinya bersama Unilever Indonesia kali ini, Amartha membentuk sistem Bank Sampah yang akan dikelola serta dimanfaatkan oleh masyarakat sendiri. Masyarakat dapat mengumpulkan sampah rumah tangganya sendiri, untuk nanti ditimbang dan menghasilkan saldo yang dicatat dalam buku tabungan Bank Sampah. Jika sudah terkumpul, saldo tersebut dapat ditukar dengan produk rumah tangga isi ulang seperti sabun maupun detergen.

“Sampah yang sudah terkumpul akan dibawa ke pabrik ulang oleh oleh Yayasan Rumah Pelangi. Baik sampah plastik dan kardus, nanti akan dipisahkan. Kemudian akan jadi apa, itu tergantung macam-macam industrinya,” jelas Maya Tamimi, Kepala Sustainable Environment Unilever Indonesia saat ditemui pada sosialisasi pengelolaan sampah di Tangerang, Banten (23/2).

Kecamatan Teluk Naga, Tangerang, Dipilih Sebagai Lokasi Pertama Program Ini

Bank Sampah
Panitia menimbang sampah yang dibawa oleh masyarakat sekitar. (Foto: Liputan6/Ditha Kirani)

Sebagai langkah awal diterapkan program ini, Amartha memilih daerah Teluk Naga, Tangerang, Banten, yang sempat terkenal karena memiliki pantai yang penuh sampah. Selain itu, pada daerah ini juga terdapat banyak mitra Amartha. Sehingga dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat sekitar Teluk Naga dapat terbantu baik dari segi lingkungan maupun perekonomiannya.

“Jadi rencananya di tahun 2024 ini, kita fokus untuk membangun 25 Bank Sampah di Teluk Naga. Semoga ke depannya kami dan pihak Unilever dapat membangun lebih banyak lagi dan menyentuh dari berbagai daerah lain juga,” Ucap Katrina Inandia, Kepala Impact and Sustainability Amartha.

Lebih lanjut, Katrina juga menambahkan bahwa Bank Sampah ini akan dikelola oleh para ibu dari daerah Teluk Naga. Ke depannya, program ini akan sangat bergantung dari keaktifan ibu-ibu yang terlibat. Oleh sebab itu, Katrina pun memastikan bahwa setiap ibu yang terlibat dalam program Bank Sampah ini telah memiliki bekal dan pemahaman yang baik. Dia sangat optimis dengan program ini sebab nantinya akan dikelola oleh ibu-ibu yang memang sudah menjadi pengusaha mikro.

Fokus Amartha dan Unilever Indonesia dalam Pengelolaan Sampah

Serah Terima Antara Amartha, Unilever Indonesia, serta Yayasan Rumah Pelangi
Proses serah terima antara Amartha, Unilever Indonesia, dan Yayasan Rumah Pelangi. (Foto: Liputan6/Ditha Kirani)

Hingga saat ini, Amartha telah menjalankan daur ulang sampah (waste management) di kantor pusat Amartha sejak tahun 2022. Selama tahun 2023 ini, Amartha telah mengumpulkan hingga 10 ribu kilogram sampah yang kemudian dipilah kembali hingga sebanyak 6,8 ribu kilogram sampah berhasil didaur ulang.

Waste management tidak hanya bisa dilakukan dalam korporasi seperti Amartha, namun bisa juga dilakukan oleh setiap individu. Oleh karenanya, diperlukan sinergi berkelanjutan antara perusahaan dan masyarakat sebagai upaya kolektif dalam melestarikan lingkungan,” terang Katrina.

Di sisi lain, pihak Unilever Indonesia saat ini telah membina lebih dari 4 ribu bank sampah di total 50 kabupaten/kota dari 11 provinsi di Indonesia sejak tahun 2008. Pada tahun 2022, Unilever Indonesia mampu mengumpulkan dan memproses sampah sebanyak lebih dari 62 ribu ton.

Unilever Indonesia percaya kehadiran Bank Sampah memiliki banyak manfaat untuk masyarakat. Sebab tidak hanya bermanfaat untuk lingkungan, program ini juga dapat bermanfaat secara ekonomi maupun kesehatan. Oleh sebab itu Bank Sampah memegang peranan yang sangat krusial dalam mendorong terciptanya pengelolaan sampah yang baik dan terintegrasi. Terutama bila sasaran program ini adalah masyarakat sekitar yang sehari-harinya menghasilkan limbah rumah tangga.

“Unilever memiliki tiga komitmen terhadap sampah plastik, yang pertama kita mengubah desain dari kemasan produk kita agar bisa mengurangi penggunaan plastik. Kedua, kita juga menggunakan plastik daur ulang dalam kemasan kita. Dan ketiga, kita membantu pengumpulan limbah plastik lebih banyak lagi,” pungkas Maya.

Bahaya Sampah Plastik di Laut
Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya