Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan tengah mengebut regulasi untuk membangun sistem pengolahan sampah menjadi tenaga listrik. Menurutnya, konsep ini bisa dimanfaatkan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Pada tahap awal ini regulasi untuk membangun ekosistem itu akan dipermudah. Kemudian Danantara nantinya bisa masuk dalam konteks menyeleksi teknologi yang akan digunakan, termasuk potensi investornya.
Advertisement
Baca Juga
"Nanti yang menyeleksi teknologinya kita minta kepada Danantara, dan ini sebetulnya bisnis yang banyak yang peminatnya, karena layak dan untung," ungkap Zulkifli Hasan di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Advertisement
Dia mengatakan, bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) ini cukup menjanjikan dan telah dilirik sejumlah negara. Diantaranya, Jepang, China, hingga Korea Selatan.
Dengan menjanjikannya prospek bisnis tersebut, Menko Zulkifli membuka peluang bagi Danantara ikut terlibat. Baik menggandeng investor untuk pembangunan PLTSa maupun melakukan kurasi teknologi yang dibawa dari negara lain.
"Jadi nanti yang milih teknologi, Danantara bisa juga bisnis disitu karena sangat menguntungkan, atau partner atau apa, paling kurang menyeleksi teknologinya," jelasnya.
Pemenrintah saat ini tengah dalam tahap melakukan revisi terhadap aturan yang berkaitan dengan pembangunan insenerator di titik-titik penampungan sampah. Targetnya sebagian aturan bisa rampung akhir bulan ini.
Â
Â
Danantara Buka Peluang
Sementara itu, Chief Investmen Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir menjelaskan banyak negara yang sudah tertarik untuk menanamkan investasi di sektor ini.
"Udah, jadi kalau misalnya itu saya tahu banyak yang tertarik, karena masalah sampah ini masalah lokal, tapi teknologinya kan global," kata dia.
"Jadi udah banyak, ada beberapa saya lihat tadi dari Singapura, udah ada, dari Jepang, udah ada, dari Korea, ada, dari Cina banyak, habis itu juga dari Eropa," imbuhnya.
Â
Advertisement
Cepat Balik Modal
Pandu juga melihat keuntungan yang menjanjikan dari bisnis PLTSa ini. Dalam hitungannya, investasi pengolahan sampah jadi listrik bisa balik modal dalam 5-6 tahun.
Apalagi, dalam revisi aturan pemerintah, harga jual listrik hasil PLTSa akan naik jadi USD 19-20 sen per kWh.
"Kalau di luar negeri saja, saya rasa itu bisa payback 5-6 tahun. Di luar negeri ya. Saya rasa mirip-mirip lah di sini," tegas dia.
