Liputan6.com, Jakarta Alopecia atau kerontokan rambut adalah keadaan di mana rambut menjadi lebih tipis, rontok secara bertahap, atau tiba-tiba.
Penyebabnya dapat beragam, termasuk stres, perubahan hormon, dan pengaruh lingkungan.
Baca Juga
Ada kemungkinan kondisi ini bersifat sementara atau permanen, tergantung pada faktor-faktor penyebabnya dan dampaknya terhadap siklus pertumbuhan rambut.
Advertisement
Biasanya, seseorang kehilangan sekitar 50 hingga 100 helai rambut setiap hari jika pertumbuhan rambutnya normal.
Namun, jika terjadi penipisan atau kerontokan rambut yang lebih dari biasanya, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan, stres, atau perubahan hormon.
Meskipun penyebabnya bervariasi, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini dan mendorong pertumbuhan rambut kembali.
Berikut adalah beberapa faktor penyebab kerontokan rambut yang dikutip dari health.com pada (22/4).
Genetika
Rambut yang rontok secara genetik atau dikenal sebagai alopecia androgenetika disebabkan oleh faktor genetik atau ketidakseimbangan hormon, terutama hormon androgen seperti testosteron.
Walaupun semua individu berisiko mengalami kondisi ini secara turun-temurun, kebanyakan kasusnya terjadi pada pria dan sering disebut sebagai kebotakan pola pada pria.
Advertisement
Faktor Usia
Rambut secara alami mengalami penipisan dan pertumbuhan yang lebih lambat seiring bertambahnya usia.
Kerusakan rambut yang terkait dengan usia berbeda dengan yang dipengaruhi oleh peningkatan hormon.
Proses penuaan menyebabkan berhenti nya pertumbuhan folikel rambut.
Perubahan warna rambut menjadi abu-abu disebabkan oleh hilangnya pigmen warna.
Hal ini menyebabkan rambut beruban dan akhirnya berwarna putih.
Walaupun kerontokan rambut karena usia tidak dapat dihindari, penggunaan perawatan seperti minoxidil dapat membantu merangsang pertumbuhan rambut kembali jika kerontokan dimulai pada usia dini.
Alopecia Areata
Alopecia areata merupakan kondisi di mana sistem pertahanan tubuh menyerang folikel rambut yang sehat sehingga mengakibatkan kebotakan.
Terdapat beberapa bentuk alopecia areata:
- Alopecia areata patchy: Terjadi kebotakan sebagian kecil pada kulit kepala atau tubuh.
- Alopecia totalis: Terjadi kebotakan seluruh atau hampir seluruh rambut pada kulit kepala.
- Alopecia universalis: Terjadi kebotakan total pada kulit kepala, wajah, dan tubuh, yang merupakan jenis yang langka.
- Alopecia dengan jaringan parut: Folikel rambut hancur total sehingga menyebabkan pembentukan jaringan parut, yang menghambat pertumbuhan rambut.
Advertisement
Pengobatan Kanker
Kemoterapi atau radiasi dapat menyebabkan kebotakan karena merusak folikel rambut.
Tingkat kebotakan bervariasi tergantung pada individu dan dosis obat atau radiasi yang diterima.
Kebotakan dapat terjadi di berbagai area tubuh seperti kepala, bulu mata, dan lainnya.
Selain itu, kulit kepala juga mungkin terasa gatal dan teriritasi.
Rambut biasanya akan mulai tumbuh kembali beberapa bulan setelah perawatan, tergantung pada tingkat kerusakan pada folikel rambut.
Stres
Stres dapat menyebabkan rambut rontok secara signifikan, yang dikenal sebagai telogen effluvium.
Penanganan optimal untuk mengatasi kerontokan rambut akibat stres adalah dengan mengelola stres itu sendiri.
Biasanya, kerontokan rambut akan berhenti dalam rentang waktu enam hingga sembilan bulan dan kembali ke kondisi normal setelah itu.
Advertisement
Gangguan Trikotilomania
Gangguan trikotilomania adalag bentuk dari gangguan obsesif-kompulsif (OCD) yang menyebabkan individu untuk mencabut rambut mereka sendiri.
Tindakan tersebut dapat merusak folikel rambut dan kulit sehingga mengakibatkan kerontokan rambut.
Umumnya, kecanduan mencabut rambut terjadi sebagai respons terhadap tegangan dan kecemasan, sering menjadi kebiasaan.
Meskipun cenderung terjadi pada anak-anak, kondisi ini seringkali membaik tanpa perawatan.
Perubahan pada Kondisi Kehamilan dan Pascapersalinan
Terdapat kemungkinan kecil rambut akan mengalami kerontokan selama masa kehamilan.
Beberapa kondisi seperti hipertiroidisme, hipotiroidisme, dan kekurangan zat besi dapat menjadi faktor pemicu.
Setelah proses persalinan, fluktuasi hormonal dan tingkat stres yang tinggi mungkin akan mengakibatkan rambut rontok.
Penurunan kadar estrogen pasca persalinan dapat menyebabkan kerontokan rambut yang berlebihan.
Selain itu, stres dan trauma yang dialami selama persalinan juga dapat memengaruhi kondisi ini.
Biasanya, rambut mulai mengalami kerontokan sekitar empat bulan setelah melahirkan.
Namun, seringkali kondisi ini akan pulih kembali dalam waktu sekitar satu tahun.
Advertisement
Kerusakan Rambut
Mengikat rambut secara ketat berulang kali dapat menyebabkan kerontokan rambut yang dikenal sebagai traksi alopecia.
Hal ini terjadi ketika gaya kepang atau kunciran yang terlalu kencang menarik rambut dan dapat merusak folikel rambut.
Berbagai proses perawatan rambut seperti pewarnaan, pengunciran, atau pelurusan secara berulang juga dapat merusaknya sehingga mengakibatkan rambut menjadi tipis atau rontok.
Kerontokan rambut juga bisa disebabkan oleh gesekan dengan pakaian yang dikenal sebagai alopecia gesekan, terutama pada bagian kaki.
Gangguan Hormonal
Ketidakseimbangan hormon yang terjadi pada sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat menginduksi kejadian kerontokan rambut.
PCOS merangsang ovarium untuk memproduksi androgen secara berlebihan sehingga mengakibatkan kerontokan rambut terutama di daerah pelipis dan bagian depan kulit kepala.
Orang yang mengalami kerontokan rambut karena PCOS umumnya menggunakan obat oral spironolakton untuk membantu pertumbuhan rambut yang baru.
Selain itu, penggunaan alat kontrasepsi hormonal juga dapat direkomendasikan untuk mengurangi kadar testosteron yang menjadi penyebab utama kerontokan rambut.
Advertisement
Masalah pada Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid yang terletak di leher berperan dalam menghasilkan hormon yang sangat penting untuk mengatur berbagai fungsi tubuh, seperti pernapasan, detak jantung, suasana hati, dan pencernaan.
Gejala penyakit pada kelenjar tiroid seringkali meliputi penipisan rambut, rambut yang menjadi lebih halus, dan bahkan alis yang mengalami penipisan.
Kondisi seperti hipertiroidisme (kelenjar terlalu aktif) dan hipotiroidisme (kelenjar kurang aktif) dapat menjadi penyebab utama dari kerontokan rambut yang seringkali bersifat sementara.
Pengobatan untuk masalah kelenjar tiroid dapat membantu mengembalikan pertumbuhan rambut yang sehat.
Namun, penting untuk diingat bahwa beberapa jenis obat tiroid juga dapat menyebabkan kerontokan rambut.
Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual (PMS), seperti sifilis, mungkin menyebabkan kebotakan di wilayah kepala, alis, dan muka.
Terapi antibiotik untuk sifilis dapat menahan kerontokan rambut tambahan serta rambut kembali tumbuh setelah terapi tersebut berhasil.
Virus imunodefisiensi manusia (HIV) juga dapat memengaruhi kerontokan rambut secara tidak langsung.
Advertisement
Kekurangan Gizi
Untuk mempertahankan kesehatan rambut dan tubuh, sangat penting bagi tubuh kita untuk memperoleh cukup asupan vitamin dan mineral.
Mengonsumsi makanan bernutrisi dapat membantu mengisi kembali kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk kesehatan rambut dan tubuh secara keseluruhan.
Kekurangan gizi bisa menjadi penyebab kerontokan rambut seiring berjalannya waktu.
Penggunaan sampo dengan bahan baik dan vitamin untuk rambut juga dapat mencegah rambut rontok.
Racun
Paparan bahan beracun, seperti arsenik, thallium, merkuri, asam borat, dan litium dapat menyebabkan kerontokan rambut.
Mengonsumsi warfarin dalam dosis besar, yang merupakan bahan racun tikus juga dapat menyebabkan kerontokan rambut.
Kelebihan vitamin A dan selenium juga bisa menjadi pemicu kerontokan rambut.
Untuk mengatasi permasalahan ini, sangat penting untuk mengidentifikasi jenis racun yang telah masuk ke dalam tubuh.
Umumnya, rambut akan kembali tumbuh setelah paparan racun tersebut dihentikan.
Advertisement