Berkenalan dengan Sigma Male, Kepribadian Pria yang Cukup Pendiam

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda mendengar istilah populer yaitu sigma male saat sedang bermain media sosial? Atau Anda sendiri mendefinisikan diri sebagai salah satu dari mereka?

Siapapun yang menganggap dirinya sebagai sigma male biasanya digambarkan dalam budaya populer, seperti film dan buku, sebagai tipe yang kuat dan pendiam. Ciri-ciri kepribadian yang paling mudah dikenali yang dikaitkan dengan mereka adalah kemandirian, kepercayaan diri, dan kegemaran menyendiri.

Melansir dari Very Well Mind, Kamis (9/1/2025), sigma male seperti lone wolf dan gagasan menjadi lone wolf sebagian besar diromantisir. Namun, itu adalah pola dasar kepribadian yang tampaknya lebih dari sekadar lebih suka menyendiri daripada ditemani teman-teman.

Secara historis, istilah "lone wolf" telah digunakan untuk menggambarkan serigala yang memisahkan diri dari kawanannya. Seiring berjalannya waktu, istilah itu juga menjadi metafora untuk perilaku manusia tertentu, seperti perilaku sigma male.

Sementara beberapa orang mungkin menganggap sigma male antisosial atau tidak peduli secara emosional, yang lain mungkin menganggap mereka mandiri.

Kenyataannya terletak di antara keduanya dan terkait dengan hal-hal penting tentang toxic masculinity, kemandirian, dan harapan masyarakat. Bahkan bisa dikatakan, kepribadian sigma male sangat kontras dengan alpha male yang lebih suka mendominasi, dan berbeda dengan beta male yang lebih tertutup, sensitif, pasif, dan cenderung lebih menyukai dorongan daripada tuntutan.

Lalu, seperti apa sigma male itu? Ini dia penjelasan selengkapnya!

Sangat mudah untuk mengenali sigma male di tengah keramaian, karena mereka sering kali mencoba untuk memisahkan diri dari norma. Selain menyendiri, mereka mungkin berpakaian, berbicara, dan bertindak dengan cara yang unik dan bertentangan dengan norma.

Ini dia ciri-ciri sigma male yang mungkin ada di dalam diri Anda:

1. Kemandirian dan kepercayaan diri

Sigma male sangat mandiri. Mereka lebih suka mengandalkan diri sendiri daripada mencari bantuan dari orang lain, bahkan teman dekat dan keluarga. Sifat ini dapat menjadi kekuatan sekaligus kelemahan.

Di satu sisi, sifat ini memungkinkan mereka untuk menghadapi tantangan dengan berani. Di sisi lain, sifat ini dapat menyebabkan isolasi. Saat menghadapi masalah, mereka mungkin tidak berkomunikasi dengan orang yang mereka cintai untuk waktu yang lama.

2. Lebih suka menyendiri

Sigma male bukanlah social butterfly, dan tidak ada yang mengharapkan mereka seperti itu. Mereka mungkin bosan atau tidak tertarik dalam lingkungan sosial yang besar dan merasa paling nyaman sendirian atau dengan sekelompok kecil orang yang telah mereka kenal baik.

Mereka tidak hanya ingin sendirian; mereka perlu memiliki banyak waktu untuk menyendiri. Baik saat mendaki sendirian di hutan atau menghabiskan waktu berjam-jam asyik membaca buku, mereka paling merasa damai saat sendiri.

Sigma male tahu persis siapa mereka dan apa yang mereka inginkan. Kejelasan diri mereka memudahkan mereka untuk menyendiri dalam waktu yang lama. Mereka memiliki visi yang jelas tentang tujuan mereka dan didorong oleh fokus yang teguh yang sering kali menginspirasi orang lain di sekitar mereka.

4. Tidak terpaku pada norma dan harapan sosial

Sementara kebanyakan orang ingin menyesuaikan diri, sigma male lebih suka tidak menyesuaikan diri dengan harapan masyarakat. Mereka hidup dengan autentik, sering kali mengabaikan tekanan masyarakat. Keterpisahan ini membuat mereka tampak menyendiri tetapi memungkinkan mereka untuk jujur ​​pada diri sendiri.

5. Tidak perlu persetujuan orang lain

Sigma male tidak membutuhkan persetujuan siapa pun, tidak seperti mereka yang mencari validasi terus-menerus. Mereka tidak membutuhkan orang lain untuk menegaskan pilihan mereka, yang membuat mereka sangat mandiri dan tangguh.

Dr. Edmond Hakimi, dokter penyakit dalam bersertifikat dan direktur medis di Wellbridge, mencatat bahwa kualitas sigma male meliputi rasa kemandirian yang kuat, kepercayaan diri, dan kemampuan untuk berpikir kritis dan strategis.

Mereka menghargai kebebasan mereka dan lebih suka menapaki jalan mereka sendiri daripada mengikuti harapan masyarakat. Sigma sering kali bersifat introspektif dan berwawasan luas serta bisa bersifat misterius, menarik perhatian orang dengan aura misterius mereka.

Alpha male adalah pemimpin kelompok. Ia dominan, tegas, dan lebih suka mengambil alih kendali dalam banyak situasi. Agar seorang alpha dapat berkembang, ia perlu memegang kendali dan sering kali berusaha untuk naik ke jenjang sosial yang lebih tinggi. Alpha male percaya diri dan supel serta biasanya menarik banyak perhatian.

Sebaliknya, beta male lebih merupakan kolaborator atau pengikut. Beta male bersifat suportif, dapat diandalkan, dan cenderung menghindari konflik. Mereka mencari persetujuan dan validasi dari orang lain dan lebih nyaman dalam peran bawahan atau kolaboratif.

Sophie Cress, terapis perkawinan dan keluarga berlisensi (LMFT), menjelaskan bahwa sigma male digambarkan berbeda dari alpha male dan beta terutama dalam strategi sosial mereka. Sementara alpha male adalah pemimpin yang dominan, tegas, dan beta male dianggap lebih patuh dan kooperatif, sigma male dicirikan oleh kemandirian dan keterpisahan mereka dari hierarki sosial.

Sigma male tidak sepenuhnya cocok dengan kategori alpha atau beta. Ia bangga karena hidup di luar norma sosial dan lebih suka hidup sesuai dengan keinginannya. Sigma bersifat mandiri dan percaya diri serta tidak mencari validasi sosial atau mencoba menaiki tangga sosial.