Citizen6, Surabaya: Sedikitnya 3.500 prajurit dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal), mengikuti upacara peringati Hari Ulang Tahun (HUT) TNI Angkatan Laut ke-68 yang digelar di Lapangan Laut Maluku, Kesatrian Bumimoro Kobangdikal, Surabaya, Selasa (10/9/2013).
Upacara yang digelar pukul 08.00 wib tersebut, dipimpin Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut (Dankodikopsla) Kobangdikal Laksamana Pertama TNI Aswad, sebagai inspektur upacara.
Hadir dalam kesempatan tersebut Inspektur, Kapokgadik, para Direktur Kobangdikal, Komandan Kodikdukum Kolonel Laut (T) Tri Sunu Prasetyo, Komandan Kodikmar Kolonel Marinir M Sulchan, para Komandan pusdik, para Komandan Sekolah dijajaran Kobangdikal serta para perwira staf lainnya.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI DR Marsetio dalam amanatnya yang dibacakan Dankodikopsla mengatakan, setiap 10 September, memiliki arti penting bagi perkembangan TNI AL, yakni terbentuknya dari BKR Laut tanggal 10 September 1945, yang dijadikan sebagai titik tolak berkembanganya kembali kekuatan laut Indonesia seperti di jaman Majapahit dan Sriwijaya dahulu.
Menurutnya, peringatan HUT TNI AL ini merupakan momentum untuk perenungan dan refleksi diri terhadap perjalanan sejarah dan langkah panjang yang dilalui sekaligus sebagai introspeksi diri terhadap apa yang sudah dan sedang dilaksanakan dalam menjalankan berbagai program yang telah direncanakan menuju masa depan TNI AL kearah yang lebih baik.
"Melihat fakta sejarah dan rekam jejak yang telah terlewati, kebijakan negara yang berkelanjutan (Sustainable Policy) dan model perencanaan jangka panjang (Longterm Plaining) merupakan kunci TNI AL dalam membangun kekuatan dan kemampuan saat ini," terangnya.
Ambisi menjadi TNI yang berkelas Dunia (World Class Navy) lanjutnya, bukanlah hal yang muluk-muluk, tetapi sebuah kebutuhan yang selaras dengan visi dan misi TNI AL sebagai bangsa Maritim dalam pembangunan nasionalnya. Pemahanan World Class Navy, kata orang pertama di jajaran TNI AL ini, merupakan kemampuan TNI AL dalam memenuhi tanggung jawab bidang pertahanan laut lingkup Nasional, berupa kehadiran KRI di laut guna mengamankan wilayah kedalulatan NKRI dan berpartisipasi dalam kancah regional maupun internasional, yakni pengiriman misi perdamaian PBB dan latihan bersama antar Angkatan Laut Negara sahabat.
Dalam hal modernisasi alutsista, TNI Angkatan Laut akan tetap melanjutkan kebijakan perencanaan pembangunan menuju Minimum Essential Force sampai tahun 2024, yakni dengan pemilihan jenis alutsista modern yang memiliki kapabilitas peperangan multidimensi (Multidementional warfare capabilities) dengan kuantitas minimal tetapi memiliki kualitas maksimal, sehingga mampu mengamankan perairan NKRI yang luas. (Mayor Laut (KH) Rohman Arif/Arn)
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Saat ini Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Komunitasku Keren!". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Upacara yang digelar pukul 08.00 wib tersebut, dipimpin Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut (Dankodikopsla) Kobangdikal Laksamana Pertama TNI Aswad, sebagai inspektur upacara.
Hadir dalam kesempatan tersebut Inspektur, Kapokgadik, para Direktur Kobangdikal, Komandan Kodikdukum Kolonel Laut (T) Tri Sunu Prasetyo, Komandan Kodikmar Kolonel Marinir M Sulchan, para Komandan pusdik, para Komandan Sekolah dijajaran Kobangdikal serta para perwira staf lainnya.
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI DR Marsetio dalam amanatnya yang dibacakan Dankodikopsla mengatakan, setiap 10 September, memiliki arti penting bagi perkembangan TNI AL, yakni terbentuknya dari BKR Laut tanggal 10 September 1945, yang dijadikan sebagai titik tolak berkembanganya kembali kekuatan laut Indonesia seperti di jaman Majapahit dan Sriwijaya dahulu.
Menurutnya, peringatan HUT TNI AL ini merupakan momentum untuk perenungan dan refleksi diri terhadap perjalanan sejarah dan langkah panjang yang dilalui sekaligus sebagai introspeksi diri terhadap apa yang sudah dan sedang dilaksanakan dalam menjalankan berbagai program yang telah direncanakan menuju masa depan TNI AL kearah yang lebih baik.
"Melihat fakta sejarah dan rekam jejak yang telah terlewati, kebijakan negara yang berkelanjutan (Sustainable Policy) dan model perencanaan jangka panjang (Longterm Plaining) merupakan kunci TNI AL dalam membangun kekuatan dan kemampuan saat ini," terangnya.
Ambisi menjadi TNI yang berkelas Dunia (World Class Navy) lanjutnya, bukanlah hal yang muluk-muluk, tetapi sebuah kebutuhan yang selaras dengan visi dan misi TNI AL sebagai bangsa Maritim dalam pembangunan nasionalnya. Pemahanan World Class Navy, kata orang pertama di jajaran TNI AL ini, merupakan kemampuan TNI AL dalam memenuhi tanggung jawab bidang pertahanan laut lingkup Nasional, berupa kehadiran KRI di laut guna mengamankan wilayah kedalulatan NKRI dan berpartisipasi dalam kancah regional maupun internasional, yakni pengiriman misi perdamaian PBB dan latihan bersama antar Angkatan Laut Negara sahabat.
Dalam hal modernisasi alutsista, TNI Angkatan Laut akan tetap melanjutkan kebijakan perencanaan pembangunan menuju Minimum Essential Force sampai tahun 2024, yakni dengan pemilihan jenis alutsista modern yang memiliki kapabilitas peperangan multidimensi (Multidementional warfare capabilities) dengan kuantitas minimal tetapi memiliki kualitas maksimal, sehingga mampu mengamankan perairan NKRI yang luas. (Mayor Laut (KH) Rohman Arif/Arn)
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Saat ini Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Komunitasku Keren!". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.