Citizen6, Jakarta: Pekurban atas nama ‘hamba Allah’ masih mendominasi deretan nama pekurban yang membayar kurbannya via Bank. Tak kurang dari 20% pekurban yang telah dihimpun, belum mengonfirmasikan namanya ke Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa (THK DD), pada Senin 14 Oktober 2013.
Sementara rekapitulasi dari bank, hanya mencantumkan jumlah pembayaran yang ditransfer saja. Kondisi demikian akan menyulitkan panitian THK DD saat akan mempublikasikan dan melaporkan kurban yang akan disembelih, sebab tak ada nama atau data jelas mengenai si pekurban.
"Di THK kami selalu menjaga transparansi dalam setiap transaksi atau pun penyebaran hewan kurban. Oleh karena itu setelah hewan kurban disembelih serta dibagikan, kami akan laporkan pada pada pekurban dalam bentuk laporan tertulis dan foto saat hewan disembelih serta dibagikan. Hal ini bertujuan agar pekurban mengetahui, dimana kurbannya disembelih. Selain itu menjamin kurban sampai kepada orang yang berhak," tegas Yuli Pujihardi, Direktur Eksekutif THK Dompet Dhuafa.
Memang tak mudah mengatur penyediaan dan distribusi hewan kurban dalam jumlah puluhan ribu. Namun THK bekerjasama dengan Kampoeng Ternak Nusantara (KTN) sudah menyiapkan 30 ribu kurban yang akan disalurkan ke seluruh pelosok negeri. Maka tak perlu heran bila si pekurban berasal dari Jakarta, namun hewan kurbannya akan disembelih di Kalimantan.
"Kami sangat berharap para pekurban yang belum melakukan konfirmasi data, segera melakukannya. Hal ini disebabkan, kurban adalah amanah besar yang harus kami lakukan dengan sebaik-baiknya. Demi terjaganya kepercayaan diantara THK, juga pekurban. Malam takbiran ini bahkan kami aktif hingga menjelang subuh. Selanjutnya kami berhenti sejenak sambil melakukan verifikasi nama pekurban, lalu akan dimulai lagi setelah shalat Idul Adha," tambah Yuli. (Bobby P Manulang/Mar)
Bobby P Manulang adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Sementara rekapitulasi dari bank, hanya mencantumkan jumlah pembayaran yang ditransfer saja. Kondisi demikian akan menyulitkan panitian THK DD saat akan mempublikasikan dan melaporkan kurban yang akan disembelih, sebab tak ada nama atau data jelas mengenai si pekurban.
"Di THK kami selalu menjaga transparansi dalam setiap transaksi atau pun penyebaran hewan kurban. Oleh karena itu setelah hewan kurban disembelih serta dibagikan, kami akan laporkan pada pada pekurban dalam bentuk laporan tertulis dan foto saat hewan disembelih serta dibagikan. Hal ini bertujuan agar pekurban mengetahui, dimana kurbannya disembelih. Selain itu menjamin kurban sampai kepada orang yang berhak," tegas Yuli Pujihardi, Direktur Eksekutif THK Dompet Dhuafa.
Memang tak mudah mengatur penyediaan dan distribusi hewan kurban dalam jumlah puluhan ribu. Namun THK bekerjasama dengan Kampoeng Ternak Nusantara (KTN) sudah menyiapkan 30 ribu kurban yang akan disalurkan ke seluruh pelosok negeri. Maka tak perlu heran bila si pekurban berasal dari Jakarta, namun hewan kurbannya akan disembelih di Kalimantan.
"Kami sangat berharap para pekurban yang belum melakukan konfirmasi data, segera melakukannya. Hal ini disebabkan, kurban adalah amanah besar yang harus kami lakukan dengan sebaik-baiknya. Demi terjaganya kepercayaan diantara THK, juga pekurban. Malam takbiran ini bahkan kami aktif hingga menjelang subuh. Selanjutnya kami berhenti sejenak sambil melakukan verifikasi nama pekurban, lalu akan dimulai lagi setelah shalat Idul Adha," tambah Yuli. (Bobby P Manulang/Mar)
Bobby P Manulang adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.