Citizen6, Banjarmasin: Hari guru nasional yang diperingati setiap 25 November, memang tidak terlalu familiar bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Ada apa dengan guru? Mudah-mudahan ini bukan pertanda masyarakat Indonesia telah melupakan jasa-jasa heroik para pahlawan tanpa tanda jasa tersebut!?
Siapakah sesungguhnya guru itu? Kosakata "guru" merupakan kata serapan dari bahasa sansekerta yang secara harfiah berarti berat. Kosakata guru, di negeri asalnya India lebih banyak berhubungan dengan masalah spiritual keagamaan, yaitu pemimpin keagamaan yang peran utamanya adalah memandu proses keilmuan spiritual dari murid atau umatnya.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-4 tahun 2008, secara eksplisit disebutkan guru adalah orang yang pekerjaanya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Dalam tradisi budaya Jawa, guru dikenal sebagai akronim dari digugu dan ditiru yang secara umum maknanya adalah sosok yang bisa diteladani dan dicontoh.
Dari tiga rujukan arti kata guru di atas, masing-masing mempunyai arti dasar yang berbeda-beda. Tapi dari sisi makna, filosofi, dan aplikasi dalam kalimat ketiganyanya, mempunyai benang merah yang jelas. Jadi, untuk memaknai sosok (seorang) guru pada dasarnya sangat tergantung dari persepsi masing-masing individu.
Bagi saya, sosok guru tidak terbatas hanya pada subyek berupa orang atau person saja, tapi bisa segala hal yang bisa memberikan manfaat pelajaran keilmuan yang secara logis bisa diterima dangan akal sehat dan hati nurani, bisa diaplikasikan, bermanfaat secara riil dalam kehidupan sehari-hari, dan yang terpanting bisa dipertanggungjawabkan dengan benar
Apapun dan siapapun yang kita anggap sebagai guru, memang sangat tidak layak untuk dilupakan jasa-jasanya. Karena semua ilmu dan pelajaran berharga yang telah kita dapatkan melalui seorang guru tidak akan pernah bisa di nilai dengan materi, apapun dan berapapun jumlahnya!
Tapi manfaat dari ilmu yang kita dapatkan tidak akan pernah habis sampai akhir hayat kita. Siapa dan apa saja guru-guru hebat yang telah berjasa pada kita semua!? Berikut 6 guru yang sangat saya hormati dan tentunya seumur hidup akan menjadi idola saya! Â
1. Nabi Muhammad SAW
Beliau adalah guru sejati di akhir jaman untuk seluruh umat manusia di muka bumi yang di kirim oleh Allah SWT, Tuhan seluruh umat manusia. Melalui ajarannya yang Rahmatan Lil Alamin, telah menginspirasi manusia dari berbagai belahan dunia untuk berubah dan berbenah menuju jalan terang milik-Nya!Â
Aajaran dan tuntunan yang diwariskannya telah sanggup menerangi indahnya perjalanan duniawi yang saya jalani dan Insha allah berlanjut kelak di kehidupan selanjutnya.
Saya selalu terinspirasi oleh kata Iqra, kosakata bahasa arab yang berarti bacalah! Hal pertama yang beliau dapatkan ketika mendapatkan wahyu pertama kali dari Allah SWT melalui malaikat Jibril di Gua Hira. Melalui kisah inspiratif yang di abadikan Allah SWT dalam Al Quran Surat Al Alaq ini, saya secara pribadi menangkap pesan untuk terus belajar, belajar, dan belajar sampai kapanpun. Terima kasih Ya Rasulullah.
2. Orangtua
Bapak dan Ibu adalah manusia pertama di muka bumi yang menjadi inspirasi terhebat saya. Beliaulah guru pertama dalam kehidupan saya. Beliau yang pertamakali mengajari saya melihat dan mengenal hidup dan kehidupan secara riil. Makan, minum, bicara, cinta, kasih dan sayang, keberanian, kejujuran, kaikhlasan dan ketulusan adalah sebagain kecil dari pelajaran hebat yang pernah saya dapatkan dari beliau berdua. Melalui proses yang berkelanjutan, beliau berdua telah berjasa membentuk karakter, kepribadian, mental dan obyektivitas spiritual saya yang sangat berguna untuk menjaga stabilitas interaksi dan komunikasi saya, baik yang vertikal dengan Tuhan maupun horizontal dengan sesama makhluk ciptaan-Nya. Sungguh mulia jasa guru dari dalam rumah ini. Terima kasih Bapak dan Ibu, untuk semuanya!
  Â
3. Semua guruku
Ibu Tatik dan Ibu Mamik guru TK-ku, beliau sangat berjasa mengantarkan akal, pikiran dan hati kecilku kepada indahnya sebuah interaksi dengan sesama untuk pertama kali. Indahnya pertemanan dan persahabatan yang beliau ajarkan telah menjadi inspirasi awal bagi dasar-dasar konsep kehidupan sosial saya.
Bapak Hartawan atau biasa dipanggil dengan Pak Har, adalah orang pertama yang mengajari saya membaca dan menulis huruf latin. Beliaulah peletak dasar-dasar keilmuan saya sehingga sekarang bisa menangkap berbagai ilmu dan pelajaran yang bermanfaat bagi masa depan hidup dan kehidupan saya.
Pak Tardjo, guru Bahasa Inggris ku di SMP. Bu Darmi, guru Kimia-ku semasa SMA dan Pak Djenggot, dosenku semasa kuliah, beliau semua adalah tipikal guru/dosen pendidik yang berdedikasi tinggi, berkarakter, pandai, cerdas, berkepribadian, bertanggung jawab, dan pembelajar sejati. Terima kasih untuk semua guru!
Â
4. Keluarga
Keluarga sangat besar artinya untuk optimalisasi tumbuh kembang fisik dan psikhis saya. Semua elemen yang ada dalamnya adalah sebuah harmoni yang begitu indah. Bapak, Ibu dan saudaraku semua adalah subyek sekaligus obyek pembelajaran ilmu hidup dan kehidupan yang benar-benar hidup. Disinilah, cinta, dan kasih sayang sebagai dasar dari kehidupan di semai guna memulai proses pembentukan karakter, mental dan konsep spiritual semua anggota keluarga. Keluarga adalah surga bagi saya, dialah sosok guru sekaligus sumber ilmu yang pertama kali saya lihat, dengar dan rasakan. Â
5. Lingkungan
Disadari atau tidak, lingkungan sekitar kita mempunyai andil cukup besar bagi siklus perkembangan jiwa kita. Lingkungan kita adalah salah satu sumber keilmuan dan pengetahuan yang secara signifikan bisa turut serta mempengaruhi karakter mental, spiritual dan kepribadian kita semua, walaupun tidak selalu berbanding lurus untuk sebagian kecil orang, tapi setidaknya pasti ada benang merah yang bisa kita tarik dari korelasi keduanya. Diakui atau tidak, setelah keluarga lingkungan-lah yang menjadi guru terdekat kita.
Â
6. Pengalaman
Semua tentu mengenal pepatah "Pengalaman adalah guru yang terbaik!" Memang benar, referensi pengalaman memang bisa menjadi sosok guru yang hebat jika dipadu padankan dengan kemampuan diri untuk lebih bijaksana, dan secara konsisten berusaha mengembangkan diri menuju pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Dalam siklus kehidupan, perubahan adalah sebuah keniscayaan, setiap fase dalam perubahan pasti meninggalkan sebuah pengalaman yang bisa kita jadikan monumen dan referensi bagi fase-fase perubahan selanjutnya di masa yang akan datang. Pengalaman adalah guru yang ada dalam diri kita, tersimpan dalam file memori otak kita, jadi seharusnya lebih mudah untuk belajar darinya. Terima kasih guru! (Kartika Eka Hendarwanto/mar)
Kartika Eka Hendarwanto adalah pewarta warga yang bisa dihubungi di email: kaekaha.4277@yahoo.co.id,  kaekaha.4277@gmail.com Â
Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Oleh :Â Â Â
KARTIKA EKA HENDARWANTO
Siapakah sesungguhnya guru itu? Kosakata "guru" merupakan kata serapan dari bahasa sansekerta yang secara harfiah berarti berat. Kosakata guru, di negeri asalnya India lebih banyak berhubungan dengan masalah spiritual keagamaan, yaitu pemimpin keagamaan yang peran utamanya adalah memandu proses keilmuan spiritual dari murid atau umatnya.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-4 tahun 2008, secara eksplisit disebutkan guru adalah orang yang pekerjaanya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Dalam tradisi budaya Jawa, guru dikenal sebagai akronim dari digugu dan ditiru yang secara umum maknanya adalah sosok yang bisa diteladani dan dicontoh.
Dari tiga rujukan arti kata guru di atas, masing-masing mempunyai arti dasar yang berbeda-beda. Tapi dari sisi makna, filosofi, dan aplikasi dalam kalimat ketiganyanya, mempunyai benang merah yang jelas. Jadi, untuk memaknai sosok (seorang) guru pada dasarnya sangat tergantung dari persepsi masing-masing individu.
Bagi saya, sosok guru tidak terbatas hanya pada subyek berupa orang atau person saja, tapi bisa segala hal yang bisa memberikan manfaat pelajaran keilmuan yang secara logis bisa diterima dangan akal sehat dan hati nurani, bisa diaplikasikan, bermanfaat secara riil dalam kehidupan sehari-hari, dan yang terpanting bisa dipertanggungjawabkan dengan benar
Apapun dan siapapun yang kita anggap sebagai guru, memang sangat tidak layak untuk dilupakan jasa-jasanya. Karena semua ilmu dan pelajaran berharga yang telah kita dapatkan melalui seorang guru tidak akan pernah bisa di nilai dengan materi, apapun dan berapapun jumlahnya!
Tapi manfaat dari ilmu yang kita dapatkan tidak akan pernah habis sampai akhir hayat kita. Siapa dan apa saja guru-guru hebat yang telah berjasa pada kita semua!? Berikut 6 guru yang sangat saya hormati dan tentunya seumur hidup akan menjadi idola saya! Â
1. Nabi Muhammad SAW
Beliau adalah guru sejati di akhir jaman untuk seluruh umat manusia di muka bumi yang di kirim oleh Allah SWT, Tuhan seluruh umat manusia. Melalui ajarannya yang Rahmatan Lil Alamin, telah menginspirasi manusia dari berbagai belahan dunia untuk berubah dan berbenah menuju jalan terang milik-Nya!Â
Aajaran dan tuntunan yang diwariskannya telah sanggup menerangi indahnya perjalanan duniawi yang saya jalani dan Insha allah berlanjut kelak di kehidupan selanjutnya.
Saya selalu terinspirasi oleh kata Iqra, kosakata bahasa arab yang berarti bacalah! Hal pertama yang beliau dapatkan ketika mendapatkan wahyu pertama kali dari Allah SWT melalui malaikat Jibril di Gua Hira. Melalui kisah inspiratif yang di abadikan Allah SWT dalam Al Quran Surat Al Alaq ini, saya secara pribadi menangkap pesan untuk terus belajar, belajar, dan belajar sampai kapanpun. Terima kasih Ya Rasulullah.
2. Orangtua
Bapak dan Ibu adalah manusia pertama di muka bumi yang menjadi inspirasi terhebat saya. Beliaulah guru pertama dalam kehidupan saya. Beliau yang pertamakali mengajari saya melihat dan mengenal hidup dan kehidupan secara riil. Makan, minum, bicara, cinta, kasih dan sayang, keberanian, kejujuran, kaikhlasan dan ketulusan adalah sebagain kecil dari pelajaran hebat yang pernah saya dapatkan dari beliau berdua. Melalui proses yang berkelanjutan, beliau berdua telah berjasa membentuk karakter, kepribadian, mental dan obyektivitas spiritual saya yang sangat berguna untuk menjaga stabilitas interaksi dan komunikasi saya, baik yang vertikal dengan Tuhan maupun horizontal dengan sesama makhluk ciptaan-Nya. Sungguh mulia jasa guru dari dalam rumah ini. Terima kasih Bapak dan Ibu, untuk semuanya!
  Â
3. Semua guruku
Ibu Tatik dan Ibu Mamik guru TK-ku, beliau sangat berjasa mengantarkan akal, pikiran dan hati kecilku kepada indahnya sebuah interaksi dengan sesama untuk pertama kali. Indahnya pertemanan dan persahabatan yang beliau ajarkan telah menjadi inspirasi awal bagi dasar-dasar konsep kehidupan sosial saya.
Bapak Hartawan atau biasa dipanggil dengan Pak Har, adalah orang pertama yang mengajari saya membaca dan menulis huruf latin. Beliaulah peletak dasar-dasar keilmuan saya sehingga sekarang bisa menangkap berbagai ilmu dan pelajaran yang bermanfaat bagi masa depan hidup dan kehidupan saya.
Pak Tardjo, guru Bahasa Inggris ku di SMP. Bu Darmi, guru Kimia-ku semasa SMA dan Pak Djenggot, dosenku semasa kuliah, beliau semua adalah tipikal guru/dosen pendidik yang berdedikasi tinggi, berkarakter, pandai, cerdas, berkepribadian, bertanggung jawab, dan pembelajar sejati. Terima kasih untuk semua guru!
Â
4. Keluarga
Keluarga sangat besar artinya untuk optimalisasi tumbuh kembang fisik dan psikhis saya. Semua elemen yang ada dalamnya adalah sebuah harmoni yang begitu indah. Bapak, Ibu dan saudaraku semua adalah subyek sekaligus obyek pembelajaran ilmu hidup dan kehidupan yang benar-benar hidup. Disinilah, cinta, dan kasih sayang sebagai dasar dari kehidupan di semai guna memulai proses pembentukan karakter, mental dan konsep spiritual semua anggota keluarga. Keluarga adalah surga bagi saya, dialah sosok guru sekaligus sumber ilmu yang pertama kali saya lihat, dengar dan rasakan. Â
5. Lingkungan
Disadari atau tidak, lingkungan sekitar kita mempunyai andil cukup besar bagi siklus perkembangan jiwa kita. Lingkungan kita adalah salah satu sumber keilmuan dan pengetahuan yang secara signifikan bisa turut serta mempengaruhi karakter mental, spiritual dan kepribadian kita semua, walaupun tidak selalu berbanding lurus untuk sebagian kecil orang, tapi setidaknya pasti ada benang merah yang bisa kita tarik dari korelasi keduanya. Diakui atau tidak, setelah keluarga lingkungan-lah yang menjadi guru terdekat kita.
Â
6. Pengalaman
Semua tentu mengenal pepatah "Pengalaman adalah guru yang terbaik!" Memang benar, referensi pengalaman memang bisa menjadi sosok guru yang hebat jika dipadu padankan dengan kemampuan diri untuk lebih bijaksana, dan secara konsisten berusaha mengembangkan diri menuju pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Dalam siklus kehidupan, perubahan adalah sebuah keniscayaan, setiap fase dalam perubahan pasti meninggalkan sebuah pengalaman yang bisa kita jadikan monumen dan referensi bagi fase-fase perubahan selanjutnya di masa yang akan datang. Pengalaman adalah guru yang ada dalam diri kita, tersimpan dalam file memori otak kita, jadi seharusnya lebih mudah untuk belajar darinya. Terima kasih guru! (Kartika Eka Hendarwanto/mar)
Kartika Eka Hendarwanto adalah pewarta warga yang bisa dihubungi di email: kaekaha.4277@yahoo.co.id,  kaekaha.4277@gmail.com Â
Mulai 18 November-29 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Guruku Idolaku". Dapatkan merchandise menarik dari Liputan6.com bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Oleh :Â Â Â
KARTIKA EKA HENDARWANTO