Ahmad Dhani dan Presiden SBY Menyukai Sate di Tempat ini

Sate Ayam H. Tukri Sobikun di Ponorogo ini sangat terkenal. Mulai Ahmad Dhani hingga Presiden SBY pernah mencobanya.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Des 2013, 11:43 WIB
Diterbitkan 23 Des 2013, 11:43 WIB
131223sate-ayam.jpg
Ponorogo, Citizen6: Siapa yang tidak suka dengan sate ayam. Sate ayam merupakan potongan dadu daging ayam yang ditusuk–tusuk dengan lidi lalu dibakar menggunakkan bumbu kecap dan sambal kacang. Namun jika Anda sedang berkunjung ke Kota Reog, Anda akan terkejut melihat sate ayam khas dari kota ini.

Sate ayam khas Ponorogo memang berbeda dari sate ayam di kota lain. Perbedaannya sangat jelas, biasanya jika anda membeli sate dalam satu tusuk sate ada beberapa daging ayam yang dipotong dadu, namun pada sate ayam Ponorogo daging yang ditusukkan tidak dipotong dadu melainkan difillet karena itu daging sate khas Ponorogo lebih empuk dari sate lain dan jarang ada lemak di dagingnya. Selain itu sebelum dibakar sate ayam Ponorogo dibacem terlebih dahulu agar bumbu meresap.

Saking khasnya makanan ini di Ponorogo ada sebuah gang yang dinamakan "Gang Sate". Jika Anda memasuki gang ini dari pertama Anda masuk hingga ujung gang, Anda hanya akan melihat rumah para penjual sate Ponorogo. Dalam gang tersebut juga terdapat sate ayam yang paling terkenal dan paling lezat se Kota Ponorogo yaitu sate ayam milik Tukri Sobikun.
           
Warung sate Tukri Sobikun mempunyai sejarah yang panjang dan dari zaman Belanda keahlian ini sudah diwariskan secara turun-temurun. Awalnya sate ini dikelola oleh orang yang Suro. Suro ini mulai jualan sate ayam saat zaman penjajahan Belanda dengan berkeliling sampai Belanda pulang kampung, dan ayam yang dipotong untuk membuat sate belum banyak paling hanya 2-3 ayam kampung saat itu.

Setelah Suro pensiun usaha sate ini di gantikan oleh Sobikun anak dari Suro. Saat itulah usaha sate ini mulai menetap berjualan di dekat pasar Legi Ponorogo. Dari hari ke hari usaha ini makin maju dan menjadi terkenal di kawasan Ponorogo. Jika dahulu hanya bisa memotong ayam 2-3 ekor sekarang Sobikun dapat menjual sampai lebih dari 5 ekor ayam. Karena sate ayam ini pula Sobikun pernah diundang oleh istri Presiden Soekarno ke Jakarta.

Sobikun menjalani usaha ini kurang lebih selama 80 tahun, setelah ia menginjak usia tuanya usaha ini pun digantikan oleh anaknya yang bernama Tukri. Tukri yang dulunya pegawai PJKA (Pusat Jawatan Kereta Api) sekarang PT. KAI (Kereta Api Indonesia) memutuskan untuk pensiun dini. Dia lebih memilih usaha kuliner sate ayam Ponorogo dan ingin mengembangkannya. Karena Tukri tahu bahwa usaha sate ayam ini nanti akan bisa menjadi mata pencaharian baru dengan harapan yang sangat baik, yang mampu menghidupi semua keluarga. Karena sewaktu masih menjadi pegawai PJKA kehidupan Tukri tidak ada perubahan berarti.
           
Mulalilah sejak tahun 80-an Tukri Mengembangkan sate ayam ini, dan nama sate ayam Ponorogo H. Tukri Sobikun mulai dipakai sebagai nama merek dagang jualan sate ayam Ponorogo. Dalam menjalankan usaha ini dari hari ke hari semakin meningkat, walau tempat usaha ini masih menempati emperan toko di dekat pasar Legi Ponorogo namun semua orang makin mengenal tempat dan nama sate ayam Ponorogo H. Tukri Sobikun.
           
Tahun 1991 karena pembeli makin banyak dan tempat Tukri menjual sate hanya di emperan trotoar, dia mulai membuka warung sate kecil-kecilan di rumah.  Dia memulai melayani pembeli di rumah, baik itu berupa pesanan ataupun makan di warung. Warung di sini bukalah seperti rumah makan tapi hanya sebuah garasi mobil yang dirubah menjadi warung seadanya. Dikarenakan makin lama makin ramai orang yang membeli sate di rumah dan pesanan yang banyak maka sekitar tahun 1993 Tukri mulai menutup jualannya yang di dekat pasar legi, dan mulai fokus jualan di rumah. Dan hingga saat ini usaha jualan sate tersebut diajalankan di rumah makan H. Tukri Sobikun.

Warungnnya dulu yang seukuran garasi mobil kini sudah berubah menjadi rumah makan yang besar yang bisa menampung puluhan orang, dan yang membuat pelanggan sate ayam ini tetap setia adalah cita rasa sate ayam yang tidak berubah dari sejak zaman dulu. Tukri juga tidak memakai bumbu pabrikan atau penyedap rasa semua masih alami, bumbu-bumbunya masih sama sejak dulu sampai kini. Karena itu yang datang untuk menikmati kuliner sate ayam ini pasti akan senang. Hal  ini bisa dilihat dari pembeli yang datang setiap hari. Malah jika hari libur bisa dipastikan pembeli dari luar kota yang akan mendominasi.

Ppada 31 Maret 2010 silam, rumah makan H. Tukri Sobikun kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudoyono. SBY makan malam di rumah makan tersebut. Rumah makan yang letaknya di sebuah gang yang terkenal dengan nama "Gang Sate" tersebut kedatangan orang nomor satu di negeri ini. Mulai saat itu banyak penggemar kuliner yang jika tanya lokasi sate ayam Ponorogo H. Tukri Sobikun sering di tambahi sate yang pernah didatangi Presiden. Selain Presiden SBY, artis Uya Kuya dan Cinta Kuya juga pernah shooting di rumah makan H. Tukri Sobikun dan bahkan sebelum Ahmad Dhani manggung di Ponorogo pada bulan Juli 2011 menyempatkan diri untuk makan di warung sate ini. (bnu)

Penulis:
Galuh Perwitasari
Ponorogo, galuxxperwitasxxx@yahoo.com.

Baca Juga:
Sensasi Semangkok Bubur Ayam "Simpang Lima" Semarang
Cita Rasa Cafe, Harga Mahasiswa
Ini Pedagang Lumpia Tertua di Semarang

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Mulai 16 Desember sampai 27 Desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya