Citizen6, Bogor: 2014 adalah tahun politik yang akan di gelar beberapa bulan lagi. Masa depan masyarakat Indonesia pada umumnya akan berawal dari pemilihan presiden dan juga DPR RI, DPRD, DPD. Pertanyaannya apakah mereka yg terpilih mampu untuk mengemban apsirasi masyarakat Dapilnya atau secara umum masyarakat Indonesia akan lebih baik di 2014 nanti atau lebih buruk lagi? itu semua tergantung masrakat Indonesia untuk mencari pemimpin atau wakil rakyat yg berkapabilitas serta berkualitas yang pro rakyat.
Mungkin di kalangan masyarakat yg kritis banyak yang pesimis, jauh dengan masyarakat yang ortodok hanya memikirkan tanpa melihat akibat ke depannya. Contohnya kenal saja tidak gimana mau pilih, kalau ada duitnya bolehlah. Itu sebagian kecil masyarakat awam yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum timses legislatif ataupun pemilihan presiden.
Awal reformasi inilah demokrasi kita mulai berjalan untuk menuju yg bail. Apakah sudah cukup, saya rasa belum? Yang pasti untuk menuju Indonesia yang lebih baik dalam segala aspek harus di perbaiki di dalamnya, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum, politik, serta keadilan yang menyeluruh tanpa pandang bulu. Selain itu, menanamkan sikap ksatria dan mau bertanggung jawab, ke depannya akan membuat Indonesia menjadi negara yang lebih besar di antara negara Asean, Asia ataupun negara lain di dunia.
Harapan yang paling sederhana di benak rakyat kecil adalah, "Gampangkan kami dalam mencari Nafkah". Pernah saya bertanya kepada salah satu masyrakat awam," Apakah Anda akan Ikut mencoblos tahun ?" Jawab orang itu, "Tergantung". Knapa? Percuma sama saja," kata orang itu.
Saya ambil kesimpulan sebenarnya masyarakat Indonesia inginkan perubahan yang signifikan walaupun secara bertahap. Mereka sudah bosan dengan janji-janji manis yang di lontarkan oleh sang politikus, katanya,"Kalau sudah jadi, lupa akan semuanya".
Saya pikir kenapa masyarakat sangat jenuh dengan apa yang namanya politik, memikirkan hidupnya saja sudah tidak karuan karena hidup serba susah. Menurut data pemerintah, pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 dan 2013 mencapai 5%-6%. Apakah dirasakan pada rakyat kecil? Jawabannya ada di tangan kita bersama sebagai anak bangsa, karena para politikus yang jadi atau pun yang belum, mereka orientasinya mencari dan mencari bukan mengabdi dan mengabdi.
Apakah itu sudah melanggar UUD 1945? Saya kira mereka lebih tahu daripada saya yang hanya orang biasa. Para caleg 2014 rata-rata masih jauh dari harapan untuk memajukan kesejahtraan Dapilnya, ataupun para Calon Presiden dan juga wakil Presiden, kenapa? Karena sosialilsasi dan juga pencerahan tentang politik yang sebenarnya atau jauh dari money politik kepada masyarakat kurang, serta politik mereka cenderung ke hal transaksional dalam mencari suara, masyarakat awampun akan terbawa harapan ingin perubahan lenyap seketika hanya dengan uang.
Memang di dunia politik kita, warisan sangat mempengaruhi. Begitu pula dengan pendidikan yang kurang, kultur yang sudah melekat seperti korupsi, kolusi, nepotisme, banyak menghambat kemajuan bangsa ini, dan memang sangat sulit untuk menghilangkan semua itu. Untuk itu sebagai anak bangsa yg peduli akan kemajuan Indonesia jangan berhenti berharap. Mudah-mudahan masyarakat Indonesia di tahun politik lebih cerdas, bijak, serta memakai hati nurani yang bisa merubah pola pikir kita yang masih paradigma lama ke paradigma baru dengan sikap kritis terhadap persoalan bangsa ini.
Semoga di 2014 mendatang, awal politik Indonesia lebih baik dari yg baik. "Pemimpin yang sukses bukan apa yg didapatkan dari rakyat, tapi pemimpin yang sukses adalah bagaimana caranya rakyat menangis saat di tinggalkan pemimpinnya. Harapan masyarakat Indonesia dimasa yang akan datang, bukan berawal dari para calon presiden ataupun wakil presiden serta para caleg, tapi harapan sebagai masyarakat Indonesia berawal dari diri kita sendiri. (mar)
Penulis
Wahyudin
Bogor, wahyuawayxxx@gmail.com
Baca juga:
[Resolusi 2014] A Slimmer, Healthier, and Happier Me
[Resolusi 2014] Menjadi Pemimpin Organisasi
[Resolusi 2014] Menunjukkan Cinta dengan Karya
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 16 Desember sampai 3 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com, Dyslexis Cloth, dan penerbit dari Gramedia bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Mungkin di kalangan masyarakat yg kritis banyak yang pesimis, jauh dengan masyarakat yang ortodok hanya memikirkan tanpa melihat akibat ke depannya. Contohnya kenal saja tidak gimana mau pilih, kalau ada duitnya bolehlah. Itu sebagian kecil masyarakat awam yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum timses legislatif ataupun pemilihan presiden.
Awal reformasi inilah demokrasi kita mulai berjalan untuk menuju yg bail. Apakah sudah cukup, saya rasa belum? Yang pasti untuk menuju Indonesia yang lebih baik dalam segala aspek harus di perbaiki di dalamnya, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum, politik, serta keadilan yang menyeluruh tanpa pandang bulu. Selain itu, menanamkan sikap ksatria dan mau bertanggung jawab, ke depannya akan membuat Indonesia menjadi negara yang lebih besar di antara negara Asean, Asia ataupun negara lain di dunia.
Harapan yang paling sederhana di benak rakyat kecil adalah, "Gampangkan kami dalam mencari Nafkah". Pernah saya bertanya kepada salah satu masyrakat awam," Apakah Anda akan Ikut mencoblos tahun ?" Jawab orang itu, "Tergantung". Knapa? Percuma sama saja," kata orang itu.
Saya ambil kesimpulan sebenarnya masyarakat Indonesia inginkan perubahan yang signifikan walaupun secara bertahap. Mereka sudah bosan dengan janji-janji manis yang di lontarkan oleh sang politikus, katanya,"Kalau sudah jadi, lupa akan semuanya".
Saya pikir kenapa masyarakat sangat jenuh dengan apa yang namanya politik, memikirkan hidupnya saja sudah tidak karuan karena hidup serba susah. Menurut data pemerintah, pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 dan 2013 mencapai 5%-6%. Apakah dirasakan pada rakyat kecil? Jawabannya ada di tangan kita bersama sebagai anak bangsa, karena para politikus yang jadi atau pun yang belum, mereka orientasinya mencari dan mencari bukan mengabdi dan mengabdi.
Apakah itu sudah melanggar UUD 1945? Saya kira mereka lebih tahu daripada saya yang hanya orang biasa. Para caleg 2014 rata-rata masih jauh dari harapan untuk memajukan kesejahtraan Dapilnya, ataupun para Calon Presiden dan juga wakil Presiden, kenapa? Karena sosialilsasi dan juga pencerahan tentang politik yang sebenarnya atau jauh dari money politik kepada masyarakat kurang, serta politik mereka cenderung ke hal transaksional dalam mencari suara, masyarakat awampun akan terbawa harapan ingin perubahan lenyap seketika hanya dengan uang.
Memang di dunia politik kita, warisan sangat mempengaruhi. Begitu pula dengan pendidikan yang kurang, kultur yang sudah melekat seperti korupsi, kolusi, nepotisme, banyak menghambat kemajuan bangsa ini, dan memang sangat sulit untuk menghilangkan semua itu. Untuk itu sebagai anak bangsa yg peduli akan kemajuan Indonesia jangan berhenti berharap. Mudah-mudahan masyarakat Indonesia di tahun politik lebih cerdas, bijak, serta memakai hati nurani yang bisa merubah pola pikir kita yang masih paradigma lama ke paradigma baru dengan sikap kritis terhadap persoalan bangsa ini.
Semoga di 2014 mendatang, awal politik Indonesia lebih baik dari yg baik. "Pemimpin yang sukses bukan apa yg didapatkan dari rakyat, tapi pemimpin yang sukses adalah bagaimana caranya rakyat menangis saat di tinggalkan pemimpinnya. Harapan masyarakat Indonesia dimasa yang akan datang, bukan berawal dari para calon presiden ataupun wakil presiden serta para caleg, tapi harapan sebagai masyarakat Indonesia berawal dari diri kita sendiri. (mar)
Penulis
Wahyudin
Bogor, wahyuawayxxx@gmail.com
Baca juga:
[Resolusi 2014] A Slimmer, Healthier, and Happier Me
[Resolusi 2014] Menjadi Pemimpin Organisasi
[Resolusi 2014] Menunjukkan Cinta dengan Karya
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com
Mulai 16 Desember sampai 3 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com, Dyslexis Cloth, dan penerbit dari Gramedia bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.