[Resolusi 2014] Pulang Kampung Bantu Hadapi Persaingan Global

Pemberitaan mengenai ASEAN Economic Community 2015, membuat lulusan Pendidikan Bahasa Inggris ini ingin berbagi kepada anak-anak di desanya.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Des 2013, 16:23 WIB
Diterbitkan 30 Des 2013, 16:23 WIB
131230bresoludi.jpg
Citizen6, Makassar: Lulusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ini bernama Sri Giyanti (23). Saat ini ia bekerja sebagai tentor Bahasa Inggris di Makassar, Sulawesi Selatan.

Pemberitaan mengenai ASEAN Economic Community 2015 (AEC) akhir-akhir ini membuat Sri tersadar bahwa persaingan global semakin ketat dan bebas. Secara pribadi, bahkan ia mempertanyakan kemampuannya dalam menghadapi hal tersebut.

"Ada hal yang lebih membuat saya khawatir, apakah masyarakat kita, yang di pedesaan dan di daerah-daerah mengetahui hal ini. Apalagi mayoritas masyarakat kita belum mengetahui hal ini. Padahal, di negara-negara lain, semua sedang bersiap menuju AEC 2015," ungkapnya.

Sri berasal dari desa industri mebel. Diakui oleh Sri bahwa ia mengenal kemampuan dan pengetahuan masyarakat di desanya, yaitu Desa Sajen, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah. Mayoritas warganya hanya berpendidikan setingkat SMP, SMA sederajat. Kawasan mebel membuat masyarakat enggan meneruskan pedidikan yang lebih tinggi. Mereka juga kurang peka terhadap isu-isu nasional maupun global.

"Saya mencintai masyarakat Sajen. Pada 2014, saya ingin pulang kampung. Mengabarkan pada mereka bahwa AEC 2015 di depan mata. Saya ingin membagi apa yang saya pelajari selama ini tentang Bahasa Inggris kepada mereka. Target saya, minimal pemuda-pemudi mahir berbicara bahasa inggris. Saya berharap semua pemuda mampu menyebarkan bahsa inggris kepada siapa saja. Saya yakin, lambat laun arus global AEC 2015 akan berimbas sampai ke desa saya, " papar Sri.

Untuk anak-anak yang masih bersekolah, Sri berharap mereka akan terus melanjutkan pendidikan sampai jenjang yang tinggi. Lapangan pekerjaan ke depannya pasti memprioritaskan pada kemampuan berbahasa inggris secara lisan dan tulisan. Hal ini menjadi sebuah resolusi baginya untuk memberikan kursus secara rutin, tenses-tenses dasar agar anak-anak di desanya mampu berbicara menggunakan bahasa Inggris.

"Indonesia yang merupakan negara kelas menengah memiliki aset pemuda yang luar biasa. Saya berharap semoga para pemuda yang lancar berbahasa inggris bersedia mengokohkan kemampuan masyarakat lain yang masih lemah dengan cara mereka masing-masing," ujar Sri

Mari terus belajar! Saling berbagi dan saling mengokohkan! Semoga, masyarakat Indonesia tidak terlalu terengah-engah menghadapi AEC 2015 nanti. (mar)

Penulis
Sri Giyanti
Sulawesi Selatan, virtue_lxxx@yahoo.com

Baca juga:
[Resolusi 2014] Tahun Baru Resolusi Baru
[Resolusi 2014] Dari Beasiswa Hingga Jadi Penyiar Radio
[Resolusi 2014] Mendalami Budaya Leluhur: Batak


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Mulai 16 Desember sampai 3 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com, Dyslexis Cloth, dan penerbit dari Gramedia bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya