Harga Aset Kripto 10 Januari 2022: Bitcoin dan Ether Perlahan Menguat

Harga aset kripto beragam dengan bitcoin dan ethereum menguat pada perdagangan Senin pagi, 10 Januari 2022.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 10 Jan 2022, 06:30 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2022, 06:30 WIB
Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay
Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sempat melemah hingga titik terendah dalam kurun waktu 3 bulan terakhir, kali ini Bitcoin secara bertahap kembali menguat. Bukan cuma Bitcoin, Ethereum juga kembali menguat setelah terdampak rilis the Fed. 

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin (10/1/2022) pagi, Bitcoin (BTC) menguat sebesar 1,07 persen dalam waktu 24 jam. Meskipun begitu dalam sepekan, BTC masih melemah cukup besar yaitu 9,95 persen. Hal tersebut membuat BTC berada di level USD 42.461,68 per koin atau sekitar Rp 607,9 juta. (asumsi kurs Rp 14.318 per dolar AS). 

Sedangkan untuk Ethereum (ETH), pagi ini menguat sebesar 2,74 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih tetap melemah cukup besar dalam sepekan terakhir yaitu 16,32 persen. Hal tersebut membuat ETH berada di level US$3.195,48 per koin. 

Tidak hanya BTC dan ETH, Binance coin (BNB) yang sempat melemah, pagi ini terlihat menunjukkan penguatan sebesar 2,1 persen dan melemah sebesar 16,46 persen dalam sepekan terakhir. Hingga pagi ini, BNB berada di level US$442,73 per koin. 

Meskipun ketiga aset kripto jajaran atas tersebut terlihat menguat, tetapi untuk Tether (USDT) dan Solana (SOL) belum terjadi penguatan sejak 1 hari terakhir. USDT melemah sebesar 0,02 persen, tapi dari segi harga, USDT tetap stabil di level USD 1,00 per koin. 

Sedangkan SOL harus melemah sebesar 2,82 persen sejak 1 hari terakhir dan 19,10 persen dalam sepekan, itu membuat SOL berada di level USD 142,44 per koin. 

Terakhir, USD Coin (USDC) memiliki nasib yang sama layaknya USDT, meskipun mengalami pelemahan 0,07 persen, namun dalam sepekan terakhir USDC menguat sebesar 0,03 persen. Dalam segi harga, USDC juga cenderung lebih stabil di level USD 1,00 per koin.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Harga Bitcoin Merosot dalam Tujuh Hari

Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay
Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay

Sebelumnya, harga bitcoin turun dalam tujuh hari berturut-turut. Harga bitcoin yang merosot ini terpanjang sejak 2018 dan tergelincir ke level psikologis USD 40.000 atau Rp 574,05 juta (asumsi kurs Rp 14.351 per dolar AS).

Harga bitcoin di posisi USD 40.800 atau sekitar Rp 585,53 juta, dan turun 2,3 persen selama 24 jam terakhir, berdasarkan CoinDesk. Rentang pelemahan harga bitcoin menjadi terpanjang dari sebelumnya 30 Juli-4 Agustus 2018.

Harga bitcoin belum turun di bawah USD 40.000 sejak September 2021, dan jauh dari harga tertinggi sepanjang masa di posisi USD 69.000 atau Rp 990,24 juta. Posisi tersebut dicapai pada November 2021. Diluncurkan pada 2009, bitcoin merayakan ulang tahun ke-13 pekan lalu tetapi belum ada hiruk pikuk.

Analis kripto memperingatkan baru-baru ini bitcoin mungkin rentan terhadap aksi jual tajam, meski ada beberapa tanda akhir pekan lalu pasar stabil. Januari cenderung menjadi bulan yang lemah secara musiman untuk bitcoin, tetapi tahun ini sangat sulit. Aset kripto terbesar ini turun 11 persen pada 2022.

Pasar diguncang pekan lalu oleh rilis risalah the Federal Reserve yang menandakan pejabat di bank sentral Amerika Serikat mulai membahas apakah akan mengambil langkah lebih agresif untuk mengatasi tingkat inflasi yang sekarang capai level tertinggi dalam hampir empat dekade.

Banyak investor mengatakan, bitcoin telah diuntungkan dalam beberapa tahun terakhir dari pelonggaran kebijakan moneter the Fed sejak COVID-19 pukul perekonomian. Hal ini termasuk mencetak uang USD 4 triliun untuk mendukung pasar yang sedang sakit.

Jadi pembalikan kebijakan the Fed itu dipandang sebagai angin untuk bitcoin. Di sisi lain ada narasi di pasar, perdagangan bitcoin seperti aset berisiko mirip saham teknologi. Sikap hawkish the Fed dapat mengekang selera investasi berisiko dan bernilai tinggi.

“Ketidakpastian ekonomi makro telah menyebabkan keyakinan yang relatif rendah dari pelaku pasar,” ujar Analis Coinbase Institutional dilansir dari CoinDesk, Minggu, 9 Januari 2022.

Pada Jumat, 7 Januari 2021, harga bitcoin turun 35 persen dari level tertinggi sepanjang masa dan pasar membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk pulih. Analis FundStrat mengatakan, harga dapat turun ke USD 39.570 atau Rp 570,46 juta dalam jangka pendek.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya