Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral Swiss dengan tegas menolak mata uang kripto sebagai cadangan strategis, dengan alasan fluktuasi harga yang liar, kelemahan hukum, dan kelemahan perangkat lunak.
Wakil Presiden Bank Sentral Swiss atau Swiss National Bank (SNB) Martin Schlegel memastikan bahwa bank sentral Swiss tidak berniat menambahkan Bitcoin atau mata uang kripto lainnya ke dalam cadangan.
Pernyataannya muncul di tengah meningkatnya perhatian internasional terhadap aset digital, terutama setelah Presiden AS Donald Trump baru-baru ini menganjurkan Amerika Serikat (AS) untuk membuat cadangan strategis kripto.
Advertisement
Meskipun ada pergeseran sentimen dari beberapa tokoh politik, Schlegel menegaskan kembali posisi lama Bank Sentral Swiss terhadap kepemilikan mata uang digital.
Dalam sebuah wawancara dengan salah satu stasiun televisi, Schlegel menjelaskan mengenai risiko kripto seperti fluktuasi harga yang ekstrem, perlindungan atau keamanan yang tidak memadai, dan landasan hukum yang lemah.
"Kami tidak memiliki rencana untuk membeli aset kripto," jelas dia dikutip dari Bitcoin.com, Sabtu (22/3/2025).
Dia menekankan bahwa cadangan devisa Bank Sentral Swiss dialokasikan secara ketat untuk menerapkan kebijakan moneter. Menurutnya, mata uang digital tidak dapat mendukung peran ini.
Bankir sentral itu menjelaskan: "Seperti yang Anda ketahui, mata uang kripto memiliki fluktuasi nilai yang besar, jadi ini bukan hal yang pasti.”
Ia juga mengemukakan keraguan teknis, dengan menunjukkan bahwa mata uang kripto pada dasarnya adalah perangkat lunak dan rentan terhadap bug, yang selanjutnya merusak keandalannya.
Sementara Bank Sentral Swiss tetap menentang, AS menuju ke arah yang berbeda.
Presiden Trump telah membuat perubahan bersejarah dengan menandatangani perintah eksekutif yang menciptakan Cadangan Bitcoin Strategis AS dan persediaan aset digital nasional, mengubah tujuan mata uang kripto yang disita menjadi “Benteng Knox digital.”
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bank Sentral Korsel Tolak Bitcoin Jadi Aset Cadangan, Ini Alasannya
Bank sentral Korea Selatan, secara resmi mengumumkan mereka tidak akan memasukkan Bitcoin ke dalam cadangan devisa nasionalnya. Dalam pernyataan yang dirilis pada 16 Maret, bank tersebut menegaskan bahwa aset digital seperti Bitcoin tidak memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk menjadi bagian dari cadangan negara.
Keputusan ini muncul setelah Cha Gyu-geun dari Komite Perencanaan dan Keuangan Majelis Nasional mengajukan penyelidikan terkait kemungkinan memasukkan Bitcoin sebagai cadangan devisa.
Bank Korea menolak gagasan tersebut dengan alasan bahwa volatilitas Bitcoin yang ekstrem dapat memicu risiko besar terhadap stabilitas ekonomi.
Bank Korea menyoroti Bitcoin sering mengalami fluktuasi harga yang tajam, yang dapat menyebabkan penurunan nilai yang signifikan dalam situasi pasar yang tidak stabil. Selain itu, proses likuidasi aset digital ini bisa menimbulkan biaya transaksi yang tinggi.
"Aset cadangan harus stabil dan dapat diandalkan dalam kondisi ekonomi apa pun. Bitcoin tidak memenuhi syarat tersebut karena volatilitasnya yang ekstrem," jelas Bank Korea dalam pernyataan resminya, dikutip dari Coinmarketcap, Selasa (18/3/2025).
Advertisement
Sejalan dengan Panduan IMF
Bank sentral Korea Selatan juga menegaskan bahwa kebijakan mereka sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF). IMF merekomendasikan bahwa aset cadangan harus likuid, mudah diperdagangkan, dan memiliki peringkat investasi yang stabil.
Bank Korea berpendapat bahwa Bitcoin gagal memenuhi kriteria ini karena tingkat volatilitas dan risiko yang tinggi, terutama dalam kondisi pasar yang bergejolak.
