Mengenal Helium Jaringan Nirkabel Berbasis Blockchain, Pemilik Token Kripto HNT Coin

Tujuan Helium adalah untuk mempersiapkan komunikasi IoT untuk masa depan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 29 Jun 2022, 15:23 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2022, 15:23 WIB
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Helium (HNT) adalah jaringan bertenaga blockchain terdesentralisasi untuk berbagai perangkat yang berhubungan dengan Internet of Things (IoT). 

Dilansir dari Coinmarketcap, mainnet Helium diluncurkan pada Juli 2019 dan memungkinkan perangkat nirkabel berdaya rendah untuk berkomunikasi satu sama lain dan mengirim data melalui jaringan node.

Node datang dalam bentuk yang disebut Hotspot, yang merupakan kombinasi dari gateway nirkabel dan perangkat penambangan blockchain. Pengguna yang mengoperasikan node menambang akan mendapatkan hadiah dalam token cryptocurrency asli Helium, HNT Coin.

Tujuan Helium adalah untuk mempersiapkan komunikasi IoT untuk masa depan, mengidentifikasi kekurangan dalam infrastruktur saat ini sejak kelahirannya pada 2013.

Pendiri Helium

Tiga pendiri Helium, Amir Haleem, Shawn Fanning, dan Sean Carey memulai perusahaan pada 2013.

Haleem memiliki latar belakang eSports dan pengembangan game yang aktif. Fanning, sebaliknya, terkenal karena mengembangkan Napster, layanan berbagi musik yang merupakan salah satu layanan internet peer-to-peer (P2P) arus utama pertama di akhir 1990-an.

Sementara itu Carey memegang beberapa peran pengembangan sebelum Helium, termasuk perusahaan pengoptimalan periklanan Where, yang diakuisisi oleh PayPal.

Tim Helium sekarang terdiri dari anggota yang menurut perusahaan memiliki pengalaman dalam “radio dan perangkat keras, manufaktur, sistem terdistribusi, teknologi peer-to-peer dan blockchain.”

Keunikan Helium

Helium bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi perangkat Internet of Things (IoT) nirkabel. Pada 2013, infrastruktur seputar IoT masih dalam masa pertumbuhan, tetapi pengembang ingin menambahkan desentralisasi ke penawaran mereka, oleh karena itu menyebutnya sebagai "Jaringan Rakyat" dalam literatur resmi.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Keunikan dan Harga

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Daya tarik utamanya adalah bagi pemilik perangkat dan mereka yang tertarik dengan ruang IoT, dengan insentif finansial yang memberikan kemungkinan penjangkauan lebih lanjut.

Pengguna jaringan dapat membeli Hotspot, kombinasi gateway nirkabel dan penambang atau membuatnya sendiri. Setiap hotspot menyediakan jangkauan jaringan pada radius tertentu, dan juga menambang token asli Helium, HNT.

Harga HNT

Berdasarkan data Coinmarketcap, Rabu (29/6/2022), harga HNT Coin adalah Rp 148.520 dengan volume perdagangan 24 jam sekitar Rp 269,5 miliar.

HNT melemah 8,49 persen dalam 24 jam terakhir. Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 42 dengan kapitalisasi pasar Rp 17,9 triliun. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sekitar 120,7 juta HNT Coin dari maksimal 223 juta HNT Coin.

Harga Kripto Rabu Pagi 29 Juni 2022

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, menjelang akhir Juni 2022, harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas terpantau alami pergerakan harga yang kompak pada Rabu (29/6/2022) pagi. Mayoritas kripto jajaran teratas harus kembali melemah setelah sempat menguat beberapa hari lalu.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu pagi, 29 Juni 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 2,44 persen persen dalam 24 jam dan 2,04 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 20.383 per koin atau setara Rp 302,7 juta (asumsi kurs Rp 14.852 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga harus kembali ambles pagi ini. Selama 24 jam terakhir, ETH turun 3,85 persen, tetapi masih menguat 3,39 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.163 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) juga kembali ke zona merah. Dalam 24 jam terakhir BNB melemah 1,69 persen. Namun BNB masih menguat 5,08 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 231,51 per koin. 

 

Harga Kripto Lainnya

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Kemudian Cardano (ADA) pagi ini juga harus kembali terkoreksi. Dalam satu hari terakhir ADA terkoreksi 2,84 persen dan 0,05 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4773 per koin.

Adapun Solana (SOL) juga harus kembali ke zona merah. Sepanjang satu hari terakhir SOL melemah 7,43 persen dan 0,17 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 36,02 per koin.

XRP juga turut kebakaran pagi ini. XRP turun 3,86 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat 4,64 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3428 per koin. 

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,02 persen. Dengan begitu membuat USDT berada di level USD 0,9989 dan USDC dihargai USD 1,00.

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,04 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih bertahan di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto melemah tipis pada hari ini yaitu di level USD 917,1 miliar dari hari sebelumnya di level USD 917,8 miliar.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya