Pria Ini Cari Hard Drive Berisi Bitcoin yang Tak Sengaja Dibuang 10 Tahun Lalu

Jika Bitcoinnya bisa kembali pulih dia akan memberikan 10 persen untuk membangun pusat kripto.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 12 Agu 2022, 10:18 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2022, 08:17 WIB
Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria bernama James Howells tak sengaja telah membuang sebuah hard drive yang berisi Bitcoin sejak 10 tahun lalu. Dia sempat melupakan Bitcoin yang miliki saat itu. 

Sekarang, dengan nilai Bitcoin miliknya yang diperkirakan mencapai USD 184 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun, dia berencana menghabiskan jutaan dolar untuk menggali tempat pembuangan sampah di Newport dalam upaya menemukan hard drive yang dia buang 10 tahun lalu. 

Howells mengungkapkan jika hard drive bisa ditemukan dan semua Bitcoinnya bisa kembali pulih dia akan memberikan 10 persen dari hasil untuk mengubah kota menjadi pusat mata uang kripto.

Howells yang merupakan seorang insinyur TI, secara tidak sengaja membuang hard drive pada 2013 setelah menambang 8.000 Bitcoin pada tahap awal pengembangan mata uang digital itu. 

Dewan Newport, pemilik tempat pembuangan sampah yang Howells yakini tempat hard drive berada, telah berulang kali menolak aksesnya untuk menggali situs tersebut dengan alasan lingkungan dan masalah akses.

Setiap proyek untuk menggali drive akan membutuhkan tugas manual yang sangat besar untuk menggali ribuan ton timbunan sampah padat yang telah terakumulasi di lokasi selama beberapa dekade.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Memiliki Tim Lingkungan

Aset Kripto
Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Tapi Howells yakin dia sekarang memiliki dana dan keahlian yang disiapkan untuk melakukannya dengan cara yang efektif dan bermanfaat bagi lingkungan untuk situs tersebut.

"Menggali tempat pembuangan sampah adalah operasi besar itu sendiri. Pendanaan telah diamankan. Kami telah mendatangkan spesialis AI. Teknologi mereka dapat dengan mudah dilatih ulang untuk mencari hard drive." kata Howells dikutip dari BBC, Jumat (12/8/2022). 

Howells juga mengungkapkan telah memiliki tim lingkungan. Pada dasarnya memiliki tim yang terdiri dari berbagai ahli, dengan berbagai keahlian, yang, ketika semua bersatu, mampu menyelesaikan tugas ini dengan standar yang sangat tinggi.

Meskipun begitu, penggalian hanyalah sebuah cara, ketika hard drive kembali didapatkan belum tentu semuanya bisa pulih. 

"Kami ingin mendirikan fasilitas penambangan (Bitcoin) milik komunitas yang menggunakan listrik bersih itu untuk membuat Bitcoin bagi masyarakat Newport,” pungkas Howells.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Mantan Pejabat AS: Kripto Lebih Mirip Saham Internet Ketimbang Mata Uang

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, mantan Pejabat Pengawas Mata Uang AS selama Pemerintahan Trump, Brian Brooks mengungkapkan pandangannya tentang cryptocurrency. Ia menilai, kripto harus dilihat lebih seperti saham internet daripada mata uang. 

Kesalahpahaman terbesar seputar cryptocurrency adalah jika mereka tidak melakukan pekerjaan yang baik untuk menggantikan dolar AS,kripto gagal dalam misinya,” kata Brooks, dikutip dari CNBC, Senin (8/8/2022). 

Sekarang Brooks adalah CEO penambangan bitcoin dan perusahaan teknologi kripto Bitfury Group. 

“Sebagian besar kripto adalah tentang mengganti sistem perbankan terpusat dengan jaringan yang memungkinkan kontrol pengguna versus kontrol bank. Namun, aset kripto yang memiliki harga lebih seperti saham internet,” ujar Brooks. 

Brooks memaparkan, investasi kripto lebih seperti bertaruh di saham Google. Eethereum atau Ripple atau apa pun yang mencoba menggantikan dolar AS, itu sama saja mencoba mengganti sistem transmisi nilai.

Seperti diketahui, seluruh pasar kripto telah merosot pada 2022, yang menyebabkan kekhawatiran akan “musim dingin kripto” lainnya. 

Beberapa perusahaan kripto dan teknologi dengan cepat membalikkan rencana perekrutan, sementara banyak, termasuk pertukaran terkemuka Coinbase, telah memberhentikan pekerja di tengah penurunan harga dan perdagangan kripto.

Hal Ini juga membuat banyak orang di industri memperkirakan akan ada ribuan token digital berpotensi runtuh, kekhawatiran yang hanya tumbuh setelah keruntuhan baru-baru ini dari apa yang disebut terra USD algoritmik stablecoin dan token digital Luna

Studi: Bitcoin dan Stablecoin Jadi Pilihan Terburuk untuk Pembayaran Lintas Batas

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebelumnya, sebuah studi yang diterbitkan oleh Bank Sentral Eropa pada Senin, 1 Agustus 2022  mengungkapkan Bitcoin dan stablecoin adalah pilihan terburuk dari semua opsi terkait dengan pembayaran lintas batas. 

Menurut studi itu, pembayaran lintas batas adalah solusi yang memungkinkan pembayaran lintas batas menjadi cepat, murah, universal, dan diselesaikan dalam media penyelesaian yang aman. Namun, Bitcoin dan Stablecoin tidak termasuk dalam hal itu. 

“Bitcoin paling tidak kredibel dari visi untuk mencapai itu dan Stablecoin, aset kripto yang berusaha untuk mengikat nilainya dengan aset lain seperti mata uang fiat berada di urutan kedua karena kekhawatiran atas kekuatan pasar mereka,” isi laporan tersebut dikutip dari CoinDesk, Rabu (10/8/2022). 

Laporan itu mengatakan sistem berbasis bitcoin tidak akan berfungsi karena mekanisme konsensus bukti kerja yang “tidak efisien”, dan umumnya penggunaan “meluas” untuk tujuan kriminal dan volatilitas aset. 

Namun, saat ini ada cara alternatif dalam menghubungkan pembayaran lintas batas, misalnya dengan mata uang digital yang diterbitkan bank sentral (CBDC).

ECB saat ini juga sedang mempertimbangkan euro digital, tetapi masih membahas pada tahap yang relatif awal masalah interoperabilitas terkait. Hal ini untuk memastikan mereka dapat bekerja sama dengan zona mata uang lainnya, kata studi tersebut.

Bank for International Settlements, sebuah asosiasi bank sentral utama, sebelumnya mengungkapkan sembilan dari 10 bank sentral sedang mengerjakan CBDC, pada Juli. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya