Otoritas Brasil Pelajari Blockchain untuk Pemungutan Suara Pemilu

Otoritas pemungutan suara Brasil mengumumkan mereka sedang meneliti teknologi blockchain.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 22 Agu 2022, 19:24 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2022, 19:24 WIB
Ilustrasi Blockchain
Ilustrasi Blockchain. Kredit: mmi9 via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas pemungutan suara Brasil (TSE), telah secara terbuka menyatakan sedang mempelajari blockchain sebagai teknologi yang dapat membantu organisasi dalam tugasnya mengatur surat suara. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Senin (22/8/2022), koordinator modernisasi lembaga tersebut, Celio Castro Wermerlinger, menyatakan teknologi buku besar yang terdesentralisasi ini termasuk dalam program penelitian yang disebut “Pemilu Masa Depan.”

Otoritas pemungutan suara Brasil mengumumkan bulan lalu mereka sedang meneliti teknologi blockchain dan berbagai cara memasukkannya ke dalam surat suara.

Wermerlinger menyatakan protokol pemungutan suara ujung ke ujung, kriptografi pasca-kuantum, kunci bersama, dan blockchain adalah bagian dari teknologi yang sedang dipelajari. 

Namun, Wermerlinger tidak menawarkan batas waktu untuk penerapan solusi ini dan berpendapat sistem pemungutan suara Brasil, yang sekarang 100 persen nasional, aman karena solusi elektronik yang diterapkan di setiap pemungutan suara.

Blockchain dan Voting

Pemungutan suara terdaftar sebagai salah satu kemungkinan aplikasi teknologi blockchain karena kepercayaan dan keamanan yang mungkin dibawanya, pemungutan suara belum diadopsi secara luas selain dari beberapa uji coba yang dilakukan di AS, dan acara di negara lain.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dikritik Masalah Keamanan

Ilustrasi Blockchain.
Ilustrasi Blockchain Kredit: mmi9 via Pixabay

Voatz, perusahaan pemungutan suara berbasis blockchain, adalah salah satu pelopor di bidang ini, setelah membantu penduduk Virginia Barat di luar negara bagian untuk memilih menggunakan ponsel mereka selama pemungutan suara 2018. 

Namun, ini dikritik karena masalah keamanan yang mungkin ditimbulkannya pada hasil pemilu. Pihak berwenang di negara bagian itu menangguhkan penggunaannya dengan alasan masalah keamanan pada 2020.

Bahkan setelah itu, platform tersebut digunakan untuk menyelenggarakan pemilu tiruan di Chandler, Arizona dengan tujuan menguji platform dan reaksi warga saat menggunakan aplikasi semacam ini pada surat suara. 

Voatz juga terlibat dalam pemilu di negara lain, termasuk Venezuela. Aplikasi itu digunakan untuk mengatur referendum tidak resmi melawan Nicolas Maduro, presiden negara itu, dengan jutaan orang menggunakannya pada 2020.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Pekerja Industri Blockchain Tanah Air Tumbuh Positif

Blockchain
Ilustrasi Blockchain. Dok: catalysts.cc

Sebelumnya, pertumbuhan industri blockchain di Indonesia tampaknya terus bergeliat dan menunjukkan peningkatan signifikan. Dampak positifnya, jumlah pertumbuhan pekerja di industri ini terus meningkat.

Menurut laporan LinkedIn dan bursa kripto, OKX, bertajuk “2022 Global Blockchain Talent Report” menyebutkan pekerja yang ada di industri blockchain secara global telah meningkat 76 persen dibanding tahun lalu. Menariknya, Indonesia masuk dalam daftar negara teratas yang memiliki pertumbuhan positif.

Dari segi pertumbuhan pekerja blockchain, Indonesia masuk ke dalam peringkat 10 negara teratas. Indonesia menduduki peringkat ke-8 untuk kategori ini, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 43 persen. Posisi Indonesia tepat berada di bawah Bulgaria (52 persen) dan di atas Polandia (24 persen) serta China (12 persen).

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO), Teguh Kurniawan Harmanda, setuju dengan hasil riset yang dikeluarkan oleh LinkedIn dan OKX. Menurut dia, meski saat ini dalam masa crypto winter, tapi pertumbuhan jumlah pekerja di industri aset digital dan blockchain tetap tumbuh, termasuk di Indonesia.

"Dalam situasi industri blockchain di Indonesia saat ini, sedang terjadi bottle neck, di mana secara pertumbuhan bisnis sangat pesat, tapi ketersedian talent terbatas. Banyak startup blockchain dalam negeri yang berlomba-lomba untuk hiring mencari talenta terbaik. Di sisi lain, menemukan bakat blockchain itu sulit," kata pria yang akrab disapa Manda, dalam siaran pers, dikutip Jumat (19/8/2022).


Industri yang Rumit

Ilustrasi Blockchain
Ilustrasi Blockchain. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Manda menambahkan blockchain adalah salah satu tren teknologi terpanas di dunia saat ini. Tetapi menemukan bakat yang tepat dengan keterampilan prasyarat yang diperlukan untuk menguasai tools dan regulasi baru dalam teknologi blockchain adalah tugas yang sulit.

Kripto dan Blockchain Industri yang Rumit

Kripto dan blockchain merupakan industri yang sangat rumit yang membutuhkan keahlian khusus. Tapi, itu tidak berarti perusahaan harus membatasi diri pada rekrutmen yang sudah akrab dengan kripto atau aktif di dalamnya. 

“Kami di asosiasi melihat siapa pun bisa memiliki kesempatan bekerja di industri ini. Artinya dia harus memiliki kemauan dan inovatif untuk mengimbangi perkembangan industri yang tumbuh pesat," jelas Manda.

Manda memberikan informasi mengenai posisi yang menjanjikan di industri blockchain untuk jangka waktu yang panjang. 

"Pekerjaan blockchain developer sangat diminati terlepas dari perubahan masa depan kripto. Sementara, perusahaan blockchain akan terus memanfaatkan keahlian mereka yang sekarang dapat diterapkan di berbagai industri," ujar dia.


Keterampilan yang Harus Dipahami

Blockhain
Ilustrasi blockchain. Dok: netscout.com

Adapun menurut dia ada sejumlah keterampilan yang harus dipahami oleh para calon pekerja di industri blockchain, di antaranya:

1. Pemahaman yang sangat baik tentang teknologi blockchain.

2. Pemahaman yang kuat tentang kriptografi dan prinsip-prinsip keamanan.

3. Pengetahuan tentang smart contract.

4. Kemauan yang kuat untuk belajar dan keterbukaan untuk beradaptasi

Untuk mensiasati kekurangan pekerja di industri blockchain, banyak perusahaan yang mulai menjalankan program internship khusus dan bootcamp untuk menjaring talenta-talenta terbaik. 

Misalnya Tokocrypto yang berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) di bawah payung program Kampus Merdeka untuk memberikan pengalaman belajar berbasis karier di industri blockchain bagi para mahasiswa. 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya