Greens: Semua Orang Dapat Jadi Petani Lewat Metafarming

Greens juga ingin mendukung petani lokal dan memberikan sarana agar semuanya bisa berkolaborasi mempunyai tempat di metaverse.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 02 Sep 2022, 20:38 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2022, 20:38 WIB
Metaverse
Ilustrasi metaverse. (Pexels.com/ThisIsEngineering)

Liputan6.com, Jakarta - Greens, startup teknologi pertanian (agritech) asal Indonesia  PT berkolaborasi dengan  WIR Asia Tbk (WIRG) atau grup WIR untuk mengembangkan jaringan outlet bahan pangan hyperlocal di metaverse yang berjalan pada platform teknologi Web 3.0.

Co Founder and Chief Bussines Officer Erwin Gunawan menuturkan, konsepnya Greens adalah metafarming

"Jadi konsepnya Greens adalah meta farming, digital farming untuk semua masyarakat yang bukan petani bisa jadi petani,” kata Erwin dalam konferensi pers, ditulis Jumat (2/9/2022).

Lantas, bagaimana cara bertani melalui metaverse? 

Erwin mengatakan, bertani melalui metaverse yang disediakan oleh WIR menggunakan sejumlah teknologi, mulai dari AI hingga blockchain.

“Caranya bagaimana? Dengan bertani tanpa dibatasi ruang dan waktu, tanpa dibatasi dengan kemampuan seperti apa? Bertani di Greens memakai teknologi-teknologi AI sampai blockchain. Di mana bertaninya? di metaverse WIR,” ujar dia.

Dia menuturkan, semua orang bisa menjadi petani tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bahkan, metaverse ini  bisa menjadi wadah orang berinteraksi dan metafarming.

"WIR memberikan metaverse sarana untuk kita semua bisa involve dalam pertanian. Kita semua bisa jadi petani, mempunyai kesempatan untuk membuat sandang pangan buat kita dan keluarga. Memberikan kita semua gak punya lahan punya lahan pertanian, metaverse bisa jadi wadah orang berinteraksi dan metafarming,” kata Erwin. 

Selain itu, Greens juga ingin mendukung petani lokal dan memberikan sarana agar semuanya bisa berkolaborasi mempunyai tempat di metaverse.

"Jadi, Greens kita benar benar mau mendukung petani lokal kita dan memberikan sarana agar petani dan kita semua bisa berkolaborasi mempunyai tempat di metaverse,” kata dia.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bentuk Ekosistem Baru

 

Kemudian, untuk hasil dari metafarming sendiri bisa dikirim kepada petaninya masing-masing.

"Hasil pertanian kita bisa dikirim ke petaninya masing-masing. Bisa juga mendapatkan profitnya,” ujar Erwin.

Sementara itu, kehadiran platform ini juga menjadi langkah besar yang akan membentuk ekosistem baru guna mengajak masyarakat untuk menjadi pelaku industri pertanian.

"Kehadiran kami di platform metaverse merupakan our big step yang akan membentuk ekosistem baru guna mengajak masyarakat untuk menjadi pelaku industri pertanian dengan menanam pohon, buah-buahan, sayur-sayuran di mana saja dan kapan saja, serta agar bersiap untuk merambah ke dunia metaverse dengan konsep blockchain," imbuhnya.

Chief Sales and Marketing Officer WIR Group, Gupta Sitorus berharap 2-3 tahun ke depan sudah ada bentuk nyata kolaborasi WIR Asia dan Greens.

“Kami harapkan 2-3 tahun ke depan sudah ada bentuk konkrit kami berkolaborasi,” pungkasnya.

 

 


WIR Asia dan Greens Hadirkan Jaringan Outlet Bahan Pangan Hyperlocal di Metaverse

Sebelumnya,PT WIR Asia Tbk (WIRG) atau WIR Group berkolaborasi dengan Greens, startup teknologi pertanian (agritech) asal Indonesia untuk mengembangkan jaringan outlet bahan pangan hyperlocal di metaverse yang berjalan pada platform teknologi Web 3.0. 

Kemudian, nota kesepahaman kerja sama ditandatangani oleh Co Founder and Chief Bussines Officer Erwin Gunawan dan Chief Sales and Marketing Officer grup WIR Gupta Sitorus bersamaan dengan berlangsungnya ajang NXC International Summit 2022 di Bali.

Sementara Chief Sales and Marketing Officer grup WIR, Gupta Sitorus menegaskan, platform metaverse membuka peluang-peluang baru bagi penggunanya untuk mengembangkan usaha berkat sifatnya yang tak terbatas waktu dan tempat. 

Dia menambahkan, sejak awal, Greens telah mengaplikasikan teknologi digital dalam inovasinya sehingga akan mudah bagi Greens untuk memanfaatkan platform metaverse dan mengoptimalkan berbagai potensi, terutama dalam hal penerapan bisnis dan pengalaman O2O.

"Kami harapkan platform ini bisa menjadi referensi yang baik yang bisa disandingkan dunia metaverse saat ini," kata Gupta dalam konferensi pers di Merusaka Nusa Dua, Bali, Kamis (1/9/2022).

Menurut Gupta, kunci utama untuk sukses di era digital adalah adanya keinginan dan kesadaran dari pemilik usaha untuk melakukan transformasi digital untuk usahanya agar tetap berada dalam jalur kompetisi yang semakin ketat.

"Metaverse membuka berbagai kesempatan yang tidak terbatas, namun untuk menavigasi serta berinteraksi di dunia ini diperlukan cara-cara khusus. Kami turut serta membangun metaverse dengan keahlian kami dalam pengembangan augmented reality dan virtual reality yang bisa menjawab kebutuhan metaverse masa depan, termasuk perkembangan berbagai usaha bisnis nantinya,” ujar dia.

 


Meningkatkan Potensi

Sementara itu, kehadiran Greens di metaverse akan memberikan peluang bagi startup yang berdiri sejak 2019 ini untuk terus mengembangkan berbagai potensinya dan membuktikan bahwa penerapan teknologi Web 3.0 akan mendukung dan mendorong aktivitas online to offline (O2O). 

“Sejak awal kami sangat memahami bahwa teknologi digital metaverse merupakan suatu keniscayaan di masa depan, yang memungkinkan kami terus membangun dan mengembangkan berbagai terobosan dan inovasi lanjutan, sebagai upaya meningkatkan potensi yang kami miliki baik di sektor pemasaran maupun layanan untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan kami,” kata Erwin.

Teknologi digital bukan hal baru bagi Greens yang telah menciptakan inovasi teknologi agrikultur berbentuk pod (Greens Pod) yang memanfaatkan sistem penanaman dalam ruangan, blockchain, artificial intelligence (Al), dan internet of things (IOT) untuk menciptakan desentralisasi sumber pangan seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. 

"Kehadiran kami di platform metaverse merupakan our big step yang akan membentuk ekosistem baru guna mengajak masyarakat untuk menjadi pelaku industri pertanian dengan menanam pohon, buah-buahan, sayur-sayuran di mana saja dan kapan saja, serta agar bersiap untuk merambah ke dunia metaverse dengan konsep blockchain," ujar Erwin.


Dukung Jaringan Sumber Pangan

Melalui platform metaverse, upaya Greens membantu masyarakat awam memenuhi kebutuhan pangannya sendiri melalui solusi Metafarming dapat hadir lebih imersif dan impresif. 

"Masyarakat dapat menanam secara virtual dan berkelanjutan untuk mendapatkan bahan pangan bergizi tinggi seperti micro greens (yang mengandung 40x lebih banyak vitamin, mineral dan tingkat antioksidan dibanding dengan sayuran biasa) dari manapun mereka berada, dengan demikian membuka kesetaraan akses pangan,” imbuhnya.

Metaverse diharapkan juga akan mendukung jaringan sumber pangan hyperlocal berupa Greens outlet. Konsumen Greens akan mulai mendapatkan pengalaman menikmati hidangan hyperlocal (hyperlocal gastronomy) di Greens Stasiun yang akan segera hadir di Jakarta pada Oktober 2022.

"Kami berharap teknologi metaverse dapat menjadi platform yang tepat bagi kami untuk menyebarluaskan jaringan sumber pangan hyperlocal ke berbagai kota di Indonesia serta ke Uni Emirat Arab dalam beberapa waktu ke depan,” ujar Erwin.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya