Pasar Kripto Anjlok Hari Ini 9 November 2022, Ini Penyebabnya

Analis sebut ada sejumlah sentimen dari akuisisi FTX ini yang membuat investor lari dari pasar.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 09 Nov 2022, 12:52 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2022, 12:52 WIB
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Liputan6.com, Jakarta Pasar kripto kembali melalui gelombang besar setelah aksi akuisisi FTX oleh Binance yang menyebabkan kekhawatiran investor. Market kripto terpantau melemah dan menuju harga terendah sepanjang tahun.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menyebut ada sejumlah sentimen dari akuisisi FTX ini yang membuat investor mulai meninggalkan sementara market kripto. 

“Pertama, kekhawatiran atas neraca keuangan FTX yang telah menyebabkan pasar berbelok tajam ke bawah. Likuidasi besar-besar dari exchange FTX menimbulkan FUD bagi investor untuk mengeluarkan uangnya,” kata Afid dalam analisis pasar harian yang diterima Liputan6.com, Rabu (9/11/2022).

Informasi Akuisisi FTX oleh Binance

Akuisisi FTX oleh Binance sempat membuat market kembali menghijau, namun berbalik arah. Penyebabnya ada laporan yang menyebutkan FTX harus mengumpulkan USD 6 miliar (Rp 93,8 triliun) dalam pembiayaan untuk mengisi kesenjangan dalam neraca mereka, yang menempatkan kesepakatan itu berpotensi dalam bahaya.

Binance memang sepenuhnya mengakuisisi FTX, namun mereka menandatangani letter of intent (LOI). Karena LOI tidak mengikat, Binance bisa menarik diri dari kesepakatan kapan saja. Hal ini menambah keraguan investor dengan kondisi industri kripto saat ini. Akhirnya, harga kripto tenggelam, melonjak dan kemudian tenggelam lagi.

Kekhawatiran Bank Run

Afid memaparkan, investor juga khawatir soal bank run atau penarikan dana besar-besaran dari exchange FTX dan mengingatkan kembali peristiwa runtuhnya ekosistem Terra Luna. 

“Harga dari token FTT yang terus anjlok karena penarikan massif bisa membuat FTX diambang kebangkrutan,” papar Afid.

Bank run yang terjadi di FTX saat ini dan kasus Terra Luna menambah banyak ketakutan investor tentang industri aset kripto pada umumnya. 

Penurunan ini juga menyebabkan market cap kripto kembali berada di bawah USD 1 triliun dan volume perdagangan turun hampir lebih dari 10 persen di berbagai exchange. 

 

Analisis Teknikal

Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar
Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar

Dari analisis teknis, harga Bitcoin jatuh jauh di bawah USD 20.000 (Rp 312,9 juta) sebagai level support utamanya selama dua minggu terakhir. BTC bahkan terus turun di bawah USD 19.000 untuk pertama kalinya sejak pertengahan September. 

Penurunan ini masih akan retest menuju level support terkuatnya di harga USD 17.581. Altcoin lainnya seperti FTT Coin, Solana (SOL), dan BNB menjadi aset kripto berkinerja buruk dan bisa masuk fase bearish lebih dalam pada pekan ini. 

Ketiga altcoin tersebut masih berhubungan dengan spekulasi aksi korporasi Binance, FTX, dan Alameda Research yang mungkin harus membuang beberapa kepemilikannya dalam upaya untuk meningkatkan likuiditas.

Investor masih akan terus wait and see atau menjauh dari market kripto karena sentimen negatif masih membayangi, terlebih masih ada hasil pemilu sela di AS yang belum keluar dan pada Kamis (10/11/2022) nanti ada perilisan data inflasi AS Oktober.

 

DisclaimerSetiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya