Liputan6.com, Jakarta - Momentum halving Bitcoin diperkirakan terjadi tak lebih dari satu bulan ke depan. Pakar kripto memprediksi nilai Bitcoin masih akan melambung dan tembus ke USD 100.000 atau setara Rp 1,5 triliun.
Diketahui, membuka awal tahun 2024 ini, Bitcoin dibuka sekitar USD 42.208 dan melonjak ke level tertinggi baru sepanjang masa di USD 73,737 pada 14 Maret 2024 lalu. Meski begitu, Bitcon pernah mengalami penurunan sekitar 16 persen dari nilai tertingginya itu.
Baca Juga
Mengutip Yahoo Finance, Minggu (24/3/2024), CEO Jan3, Samson mow menaksir akan ada lagi kenaikan harga Bitcoin. Dia tetap yakin Bitcoin akan melampaui level tertinggi sebelumnya, menyatakan kemungkinan akan mencapai USD 100.000 sebelum momentum halving.
Advertisement
Dia mengaitkan prediksi ini dengan banyaknya permintaan dari dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) yang mengonsumsi sekitar 7.000 koin per hari, menyoroti kelangkaan koin yang tersedia.
Ketika ditanya tentang hubungan antara Bitcoin dan pasar kripto yang lebih luas, Mow percaya Bitcoin pada akhirnya akan terpisah dari mata uang kripto lainnya karena arus masuk besar-besaran dari ETF.
"Dengan arus masuk harian berkisar antara USD 500 juta hingga USD 1 miliar, Bitcoin mendapat manfaat dari kumpulan modal besar yang tidak dimiliki mata uang kripto lainnya," seperti dikutip, Jumat (22/3/2024).
Meskipun mata uang kripto yang lebih kecil mungkin melacak kinerja Bitcoin untuk jangka waktu tertentu karena likuiditasnya yang lebih rendah, Samson Mow yakin mata uang kripto tersebut pada akhirnya akan kehilangan momentum dan tertinggal.
Mow juga menunjukkan kejadian umum dimana para pendiri dan orang dalam menopang harga mata uang kripto lainnya sebelum akhirnya membeli Bitcoin, sehingga membuat pembeli ritel memegang kendali.
Halving Bitcoin diperkirakan akan terjadi pada tanggal 20 April 2024, sekitar satu bulan dari sekarang. Secara historis, harga Bitcoin kerap meningkat secara signifikan setelah halving.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Bitcoin Kembali Reli Usai The Fed Tahan Suku Bunga
Sebelumnya, harga Bitcoin kembali menguat hingga sempat menyentuh USD 68.000 atau setara Rp 1 miliar (asumsi kurs Rp 15.648 per dolar AS) usai Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% untuk kelima kalinya secara beruntun.
Dilansir dari Bitcoin.com, Kamis (21/3/2024), The Fed juga menegaskan jika mereka akan menunggu lebih banyak data pendukung sebelum memangkas suku bunga acuan.
Seperti diketahui, harga Bitcoin sempat terkoreksi hingga menyentuh level USD 60.000 atau setara Rp 938,7 miliar setelah menyentuh harga tertinggi baru di atas USD 73.000 atau setara Rp 1,14 miliar pada 14 Maret 2024.
Saat ini, pasar kripto sedang ramai dengan volume perdagangan sebesar USD 207 miliar atau setara Rp 3.238 triliun, dengan perdagangan BTC menyumbang USD 72,93 miliar atau setara Rp 1.141 triliun terhadap angka ini.
Tidak jauh di belakang, USDC Circle berada di peringkat keempat pasangan bitcoin yang paling banyak diperdagangkan, sementara won Korea menempati posisi kelima, menyumbang 3,36% dari transaksi global hari ini. Adapun yang memimpin pertukaran bitcoin spot berdasarkan volume adalah Binance, Coinbase, Bybit, Okx, dan Upbit.
Advertisement
Harga Rata-Rata
Sementara harga rata-rata tertimbang global BTC mencapai USD 67.631 atau sekitar Rp 1 miliar per unit, pada platform perdagangan kripto Korea Selatan Upbit dan Bithumb.
Pada Rabu, bursa derivatif menyaksikan sejumlah besar short seller menghadapi kemunduran, dengan USD 151.69 juta atau setara Rp 2,3 triliun posisi short Bitcoin dilikuidasi.