Regulator New York Buka Lowongan Analis Blockchain, Gaji Capai Rp 1,67 Miliar

Analis harus memiliki pemahaman yang kuat tentang blockchain, token, dan teknologi yang ada dan yang sedang berkembang yang memengaruhi industri dan mengidentifikasi area

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 08 Okt 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2024, 14:00 WIB
Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Departemen Layanan Keuangan Negara Bagian New York (DFS) telah mengumumkan lowongan pekerjaan untuk posisi Analis Analisis Blockchain Mata Uang Virtual Senior. 

Jabatan ini, yang akan berlokasi di Albany atau Kota New York, bersifat tetap dan bertujuan untuk mendukung DFS dalam menjaga sistem keuangan yang stabil dan transparan yang melindungi konsumen dan bisnis. 

Pengumuman tersebut menyatakan gaji awal untuk jabatan ini adalah USD 84.156 atau setara Rp 1,32 miliar (asumsi kurs Rp 15.751 per dolar AS) dengan kenaikan berkala hingga USD 106.454 atau setara Rp 1,67 miliar. Kandidat yang berhasil akan memantau dan menilai risiko aktivitas ilegal yang terkait dengan pemegang lisensi mata uang virtual yang diatur DFS. 

Tugas utama termasuk menggunakan analisis blockchain untuk melacak transaksi onchain dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan negara bagian dan federal.

Regulator menjelaskan analis harus memiliki pemahaman yang kuat tentang blockchain, token, dan teknologi yang ada dan yang sedang berkembang yang memengaruhi industri dan mengidentifikasi area untuk meningkatkan proses pemantauan kejahatan keuangan Unit Mata Uang Virtual yang terkait dengan penggunaan analitik blockchain dan alat pengawasan pasar.

“Mereka juga akan melakukan investigasi terhadap pencucian uang, penipuan, dan pelanggaran sanksi, yang memberikan wawasan kepada manajemen DFS,” kata pihak DFS, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (8/10/2024). 

Jabatan ini membutuhkan pemahaman yang kuat tentang teknologi blockchain dan undang-undang terkait, seperti Undang-Undang Kerahasiaan Bank (BSA) dan peraturan Anti Pencucian Uang (AML). 

Kandidat diharapkan memiliki tiga tahun pengalaman khusus dalam penilaian risiko kejahatan keuangan. Lamaran harus diserahkan paling lambat 14 Oktober 2024, dengan resume dan surat lamaran yang dikirim ke Kantor Sumber Daya Manusia DFS.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Dalang Skema Ponzi Kripto di AS Dijatuhi Hukuman 10 Tahun Penjara

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Pendiri skema Ponzi mata uang kripto Icomtech, David Carmona telah dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena menipu investor dengan janji keuntungan palsu.

Jaksa AS Damian Williams merinci David Carmona mendalangi skema Ponzi mata uang kripto IcomTech, yang memangsa orang-orang kelas pekerja dengan menjanjikan kebebasan finansial penuh sebagai imbalan atas uang hasil jerih payah mereka.

"Carmona mengklaim uang korbannya akan diinvestasikan dalam perdagangan dan penambangan mata uang kripto, dan keuntungan dari aktivitas tersebut akan menggandakan uang korban dalam waktu enam bulan. Kenyataannya, Icomtech tidak melakukan hal semacam itu. Itu semua bohong,” kata Williams, dikutip dari Bitcoin.com, Senin (7/10/2024). 

Carmona meluncurkan Icomtech pada 2018, dengan mengklaim menjalankan operasi penambangan dan perdagangan mata uang kripto. Menurut jaksa, Carmona dan promotor Icomtech lainnya sengaja menjanjikan kepada korban mereka keuntungan dari perdagangan dan penambangan mata uang kripto.

 

Gagal di Akhir 2019

Namun, Icomtech tidak pernah terlibat dalam perdagangan atau penambangan yang sebenarnya. Sebaliknya, Carmona dan rekan promotornya menggunakan dana dari investor baru untuk membayar korban sebelumnya dan lebih jauh mempromosikan skema penipuan tersebut. 

Pameran dan presentasi mewah diadakan untuk menarik lebih banyak korban, dengan tim Carmona memamerkan mobil mewah dan pakaian mahal untuk mempertahankan ilusi kesuksesan.

Skema tersebut akhirnya gagal pada akhir 2019, membuat para korban tidak dapat menarik dana dan memegang token yang tidak berharga. Meskipun ada keluhan yang terus berlanjut, promotor Icomtech terus menerima investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya