Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin (BTC) mencapai harga terkuatnya dalam dolar AS pada awal 2025 pada Jumat, 17 Januari 2028. Harga bitcoin juga mencetak rekor baru terhadap pound Inggris.
Tren ini terjadi jelang pelantikan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Lantaran dianggap membawa era baru Pemerintahan Negeri Paman Sam yang ramah terhadap kripto.
Advertisement
Baca Juga
Katalisator terpenting yang akan datang yakni upacara pelantikan Donald Trump pada Senin, 20 Januari 2025. Investor kripto berharap perubahan besar dari presiden baru tersebut.
Advertisement
Lantaran, Trump berjanji saat kampanye untuk memposisikan AS sebagai pemimpin dalam lingkup kripto, termasuk menciptakan persediaan bitcoin nasional. Janji yang sangat kontras dengan tindakan keras dan penegakan peraturan di tahun-tahun sebelumnya.
Melansir laman Coindesk, Trump berencana mengangkat aset digital sebagai prioritas nasional. Sekaligus membentuk dewan penasihat anggota industri untuk rekomendasi kebijakan.
Peluang AS untuk membangun cadangan bitcoin meningkat tajam selama beberapa hari terakhir. Dengan pedagang Polymarket memberikan probabilitas 38 persen pada Trump untuk mewujudkannya selama 100 hari pertama masa jabatan kepresidenannya.
"Saat kita menutup pekan terakhir masa jabatan kepresidenan Biden, gambaran teknisnya tetap sangat membangun untuk BTC," kata Chief Investment Officer dari platform penberi pinjaman kripto Ledn.
"Satu-satunya hal yang dapat menyebabkan koreksi besar-besaran, adalah jika Trump gagal menindaklanjuti rencananya untuk melonggarkan kebijakan regulasi seputar aset digital, dan mulai membangun kepemilikan treasury BTC," ia menambahkan.
Analisis Glover menggunakan teori gelombang, memproyeksikan bitcoin akan mencapai USD 128.000 dalam beberapa bulan mendatang. Menurut teori gelombang, tren pasar terungkap dalam lima gelombang, tiga di antaranya mewakili tren utama dan yang lainnya merupakan penelusuran kembali.
"Menembus di atas rekor tertinggi USD 108.000 adalah kuncinya. Dan masih ada kemungkinan kecil untuk meninjau kembali posisi terendah baru-baru ini di USD 90.000. Namun, skenario ini semakin tidak mungkin terjadi," tulis analisis Glover.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Coinbase Luncurkan Pinjaman Berbasis Bitcoin untuk Pengguna di AS
Sebelumnya, bursa mata uang kripto, Coinbase meluncurkan pinjaman yang didukung Bitcoin di Amerika Serikat, memberikan akses bagi pengguna untuk meminjam dengan menggunakan BTC yang mereka miliki.
Penawaran ini merupakan bagian dari upaya Coinbase untuk memperluas layanannya sekaligus menanggapi perubahan dalam lingkungan regulasi kripto.
Mengutip Cryptonews, Jumat (17/1/2025) menurut pengumuman Coinbase, pelanggan AS yang memenuhi syarat, kecuali warga New York kini dapat meminjam hingga USD 100.000 (Rp.1,6 miliar) dalam USD Coin (USDC) dengan menggunakan Bitcoin (BTC) mereka sebagai agunan.
Namun, hanya BTC yang disimpan di Coinbase yang memenuhi syarat untuk layanan ini. Prosesnya dimulai dengan pengguna mengonversi Bitcoin mereka menjadi cbBTC, token Bitcoin terbungkus yang dikembangkan Coinbase. Token ini memungkinkan Bitcoin untuk digunakan dalam ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Setelah dikonversi, cbBTC disimpan ke Morpho, protokol pinjaman on-chain yang dibangun di jaringan Ethereum layer-2 Coinbase, Base.
Pengguna kemudian menerima pinjaman USDC, yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk membayar biaya, melakukan transfer global, atau mengonversi ke dolar AS.
Tidak seperti pinjaman tradisional, pinjaman yang didukung Bitcoin tidak memiliki jadwal pembayaran tetap.
Peminjam dapat membayar sesuai dengan kecepatan mereka sendiri, asalkan nilai pinjaman tetap tercakup secara memadai oleh agunan Bitcoin.
Namun, jika harga Bitcoin turun drastis, likuidasi dapat terjadi untuk menjaga keamanan pinjaman. Bitcoin yang tersisa setelah likuidasi dikembalikan ke akun Coinbase peminjam.
Meskipun Coinbase menyediakan antarmuka untuk mengakses protokol pinjaman Morpho, Coinbase tidak mengelola pinjaman secara langsung.
Nasabah harus memantau pinjaman mereka secara teratur untuk mencegah likuidasi agunan, karena Coinbase tidak dapat terlibat dalam proses ini.
Advertisement
Coinbase Sempat Hentikan Pinjaman Kripto pada 2023
Keputusan Coinbase untuk menghentikan penawaran pinjaman kripto pada 2023 menandai perubahan penting dalam strategi perusahaan.
Sebelum penutupan, pengguna dapat meminjam hingga USD 1 juta dengan menggunakan 30% dari kepemilikan Bitcoin mereka sebagai agunan. Layanan ini memungkinkan pemegang kripto untuk mengakses likuiditas tanpa menjual aset mereka.
Penutupan program pinjaman kripto Coinbase pada November 2023 bertepatan dengan peningkatan pengawasan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).
Pada Maret 2023, Coinbase menerima pemberitahuan Wells dari SEC, yang menandakan potensi tindakan penegakan hukum terkait dengan layanan peminjaman dan peminjamannya.
Pemberitahuan tersebut menguraikan kekhawatiran tentang kemungkinan pelanggaran hukum sekuritas, yang menekan Coinbase untuk menilai kembali penawarannya.
Sebagai tanggapan, Coinbase secara terbuka mengkritik SEC karena kurangnya pedoman peraturan yang jelas seputar pinjaman kripto. Perusahaan tersebut menyerukan aturan yang lebih transparan untuk memberikan kepastian hukum bagi perusahaan kripto.
Harga Diskon, MicroStrategy Kembali Borong Bitcoin Senilai Rp 3,9 Triliun
Sebelumnya, perusahaan teknologi, MicroStrategy kembali mengumumkan pembelian Bitcoin terbaru di tengah penurunan harga belakangan ini. Salah satu pendiri MicroStrategy, Micheal Saylor, mengatakan di media sosial X, perusahaan membeli 2.530 bitcoin lagi senilai sekitar USD 243 juta atau setara Rp 3,9 triliun (asumsi kurs Rp 16.308 per dolar AS) ke dalam kepemilikan Bitcoin-nya.
Dilansir dari CryptoTimes, Selasa (14/1/2025), Bitcoin baru ini dibeli antara tanggal 6 hingga 12 Januari dengan harga rata-rata USD 95.972 atau setara Rp 1,5 miliar per koin. Dengan pembelian baru ini, MicroStrategy kini memiliki total 450.000 Bitcoin yang dibeli dengan harga rata-rata USD 62.691 per koin.
Pada harga Bitcoin saat ini sebesar USD 92.000, kepemilikan mereka diperkirakan bernilai USD 40,8 miliar. Sejauh ini, perusahaan raksasa tersebut telah menginvestasikan USD 28,2 miliar dalam Bitcoin, sehingga mereka memperoleh laba besar sebesar USD 12 miliar.
Hal ini menjadikan MicroStrategy sebagai pemegang Bitcoin terbesar di tingkat perusahaan. Berkat hal ini, mereka kini mengendalikan sekitar 2,1 persen dari total pasokan Bitcoin.
Dedikasi MicroStrategy terhadap Bitcoin sangat kuat, terbukti dari tindakan mereka, karena ini adalah minggu kesepuluh berturut-turut perusahaan tersebut mengakuisisi Bitcoin.
Sebuah perjalanan yang dimulai pada tanggal 31 Oktober ketika perusahaan tersebut membagikan “Rencana 21/21” untuk memanfaatkan penjualan saham dan berbagai teknik penggalangan dana guna mengumpulkan Bitcoin.
Selama periode pembelian Bitcoin pada Januari 2025, MicroStrategy juga menjual 710.425 saham, yang berhasil mengumpulkan USD 243 juta. Menurut pengajuan SEC, perusahaan tersebut masih memiliki saham senilai USD 6,5 miliar yang tersedia untuk penjualan di masa mendatang guna mengumpulkan lebih banyak dana.
Michael Saylor selalu menggambarkan Bitcoin sebagai komponen inti dari rencana MicroStrategy. Perusahaan tersebut telah membeli banyak Bitcoin sejak tahun 2021, terutama selama penurunan harga yang singkat.
Advertisement