Derivatif hingga Tokenisasi: Peluang Baru Kripto di Era OJK

Saat ini, di Indonesia sudah ada obligasi tokenisasi yang diluncurkan PT Sejahtera Bersama Nano. Ini merupakan produk tokenisasi obligasi pertama di Indonesia.

oleh Gagas Yoga Pratomo Diperbarui 21 Feb 2025, 16:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 16:00 WIB
Aset digital kripto Cardano (ADA). (Foto by AI)
Aset digital kripto Cardano (ADA). (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi mengambil alih tugas pengaturan dan pengawasan aset kripto per 10 Januari 2024. Langkah ini menandai peralihan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke OJK.

Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 4 Tahun 2023 tentang Penguatan dan Pengembangan Sektor Keuangan (PPSK) serta Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2024 yang mengatur mekanisme peralihan tersebut.

Dengan beralihnya pengawasan dan pengaturan aset kripto ke OJK diharapkan ada inovasi produk turunan yang bisa muncull di Indonesia. Lantas apa saja potensi inovasi produk kripto yang berpotensi hadir di Indonesia? 

Derivatif Kripto

Perdagangan derivatif kripto adalah salah satu produk yang sudah lama ditunggu para trader dan investor kripto tanah air. Saat ini sudah ada beberapa Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK) yang saat ini sudah meluncurkan fitur tersebut. 

Terkait ini, Co-founder CryptoWatch sekaligus pengamat kripto, Christopher Tahir menjelaskan hingga saat ini, terlihat ada pengajuan pembuatan instrumen derivatif kripto. 

“Namun, detail dari produknya masih belum ada kejelasannya, mungkin sudah ada di tangan para pengaju,” kata Christopher kepada Liputan6.com, dikutip Jumat (21/2/2025).

ETF Berbasis Kripto

Inovasi produk selanjutnya adalah ETF berbasis kripto. Dalam hal ini, OJK telah memberikan sinyal sedang mengkaji ETF yang underlying-nya memasukkan komponen aset keuangan digital termasuk aset kripto.

Christopher menuturkan kehadiran ETF berbasis kripto di Indonesia akan menjadi hal baik karena ini memungkinkan pihak yang belum menjajaki kripto menjadi lebih terekspos dan mudah untuk mengadopsinya. 

“Namun, satu hal yang harus diperhatikan yaitu sosialisasinya. Karena ETF sudah ada lama di Indonesia, tetapi adopsinya masih tidak setinggi saham ataupun aset kripto sendiri,” kata Christopher.

 

Tokenisasi

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash
Kripto. Dok: Traxer/Unsplash... Selengkapnya

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK, Hasan Fawzi menyoroti tren tokenisasi sebagai pendorong utama inovasi di industri aset digital pada 2025. 

Tokenisasi memungkinkan fragmentasi kepemilikan atau fractional ownership, sehingga aset bernilai tinggi yang sebelumnya hanya dapat diakses segelintir investor kini lebih inklusif dan dapat dijangkau oleh lebih banyak pihak.

Dengan regulasi yang semakin jelas serta dukungan dari berbagai pihak, OJK optimistis ekosistem aset kripto dan keuangan digital di Indonesia dapat berkembang secara sehat dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan.

Saat ini, di Indonesia sudah ada obligasi tokenisasi yang diluncurkan PT Sejahtera Bersama Nano. Ini merupakan produk tokenisasi obligasi pertama di Indonesia. ID Digital Bonds (IDDB) token merupakan proyek tokenisasi pertama di Indonesia yang melakukan adopsi tokenisasi pada aset keuangan dalam bentuk obligasi (bonds). 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya