Shang Wuyi, Tukang Sapu Disabilitas Berkaki Satu yang Gigih Bekerja

Meski menjadi disabilitas karena terlahir tuli dan bisu dan satu kaki diamputasi, Shang Wuyi tak pernah lelah sedikit pun.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2019, 11:18 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2019, 11:18 WIB
Kisah tukang sapu berkaki satu tak pernah libur kerja bikin haru
Kisah tukang sapu berkaki satu tak pernah libur kerja bikin haru (Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang mengeluh akan pekerjaan dan tuntutan hidup setiap harinya. Tidak halnya dengan Shang Wuyi (46), penyandang disabilitas asal China yang harus bekerja sebagai tukang sapu jalan.

Meski menjadi disabilitas karena terlahir tuli dan bisu dan satu kaki diamputasi, Shang Wuyi tak pernah lelah sedikit pun.

Selama 12 tahun, ia menjalani profesinya sebagai tukang sapu jalan. Bahkan, Shang Wuyi tak pernah mengambil libur walau hanya satu hari.

Dia bekerja setiap hari mulai pukul 04.00 pagi. Tugasnya menyapu empat jalan di Xi’an, sebuah ibu kota provinsi China.

Dilansir Asia One, Shang Wuyi mengaku dirinya suka bekerja karena dia lahir pada 1 Mei, bertepatan dengan Hari Buruh Internasional.

Istri Shang, Wang Yaqin, mengatakan, sang suami dan saudara perempuannya terlahir tuli. Kondisinya merupakan warisan sang ibu. Sementara itu, Shang kehilangan salah satu kakinya karena tersambar kereta saat berusia tujuh tahun.

Keduanya telah menikah selama 21 tahun. Selama itu, keduanya menjadikan profesi penyapu jalan sebagai sumber kehidupan mereka.

Jadi, betapa pun sulitnya pekerjaan itu, mereka sangat bergantung pada pekerjaan itu. Shang yang merupakan disabilitas itu pun juga sangat mengandalkan pekerjaannya.

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jadi Inspirasi

Ilustrasi
Ikuti gerakan #TERUSGERAK untuk membantu para penyandang disabilitas semakin mudah melakukan mobilisasi. Seperti apa isi dari gerakan ini?

Saat Wang sedang sakit dan terpaksa harus cuti, Shang Wuyi menggantikan pekerjaan istrinya. Dia akan berangkat pukul 03.00 pagi untuk menyelesaikan dua pekerjaan sekaligus hingga tuntas.

"Meskipun dia tidak bisa berbicara, saya tahu dia sangat menghargai pekerjaan itu. Dia tahu tubuhnya cacat, jadi dia harus bekerja lebih keras daripada yang lain untuk mempertahankan pekerjaannya," ungkap Wang.

Kisah Shang Wuyi ini menarik perhatian dan menginspirasi orang-orang. Shang menunjukkan kepada dunia bahwa kecacatan bukanlah halangan bagi seseorang yang memiliki cita-cita.

Kegigihan Shang membuat para perekrut tak harus berpikir ulang untuk memperkerjakan para penyandang disabilitas. Sebab, kondisi mereka tidak menghentikannya untuk berprestasi di tempat kerja.

 

(Annisa Suryanie)

 

Reporter : Ira Astiana

Sumber  : Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya