Sedikit Konten Corona COVID-19 yang Dapat Diakses Penyandang Disabilitas

Informasi yang sulit diakses oleh penyandang disabilitas terkait Corona COVID-19 sempat diperbincangkan komunitas tuli Indonesia. Pasalnya, dalam setiap konferensi pers tidak disediakan juru bahasa isyarat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 31 Mar 2020, 10:07 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2020, 10:07 WIB
Ilustrasi penggunaan internet
Kepraktisan internet membuat penggunanya jadi lebih mudah untuk mengakses segala informasi

Liputan6.com, Jakarta Informasi yang sulit diakses oleh penyandang disabilitas terkait Corona COVID-19 sempat diperbincangkan komunitas tuli Indonesia.

Sedang, menurut Jasmina Khanna, insinyur ahli sistem asal India mengatakan bahwa pemberian saran dan informasi harus lebih tepat sasaran. Saran dan informasi yang spesifik dibutuhkan para penyandang disabilitas dengan tingkat kekebalan tubuh rendah.

 “Informasi ini tidak inklusif dan apa pun yang dikeluarkan bersifat generik. Banyak penyandang disabilitas memiliki tingkat kekebalan yang rendah. Bahkan pengasuh mereka harus berhati-hati saat merawat mereka karena melakukan kontak sehari-hari dan membuatnya rentan,” kata Jasmina pada Newzhook.com.

Maitrya Shah, mahasiswa penyandang tunanetra, sangat berjuang untuk konten yang dapat diakses.

“Jelas ada kekurangan sumber informasi yang dapat diakses dan tidak adanya sensitivitas yang lebih besar. Misalnya, universitas saya menerima telepon kemarin untuk ditutup dan meminta orang untuk segera mengosongkan. Sulit bagi tunanetra seperti saya untuk melakukannya secepat itu.”

 

Simak Video Berikut Ini:

Membuat Hotline Khusus

Aktivis hak disabilitas dan ahli kesehatan Dr Singh menguraikan beberapa langkah cepat yang dapat diambil pemerintah untuk mengatasi masalah ini.

“Membuat hotline khusus untuk para penyandang disabilitas dengan layanan teks (untuk tuna rungu) dan membuat semua nasihat dari Kementerian Kesehatan dalam format yang dapat diakses adalah kebutuhan mendesak saat ini.”

Ia juga merekomendasikan bahwa seluruh departemen pemberdayaan penyandang disabilitas harus mengembangkan ini.

“Ini adalah waktu untuk mengaktifkan kembali Kampanye India Akses yang terlupakan untuk memastikan semua klinik yang menyediakan pengujian dan layanan yang terkait dengan COVID-19 dapat diakses sepenuhnya.”

Singh menambahkan, ada kekhawatiran bahwa dengan meningkatnya kasus, pemerintah akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan perawatan para penyandang disabilitas.

"Organisasi penyandang disabilitas perlu meningkatkan upaya pencegahan mereka karena ini merupakan pandemik.”

Kolaborasi yang baik perlu diciptakan antara pemerintah dengan sektor disabilitas. “Dengan bergerak bersama, kita bisa memenangkan perang ini,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya