Bocah 7 Tahun dengan Cerebral Palsy Mendaki Gunung untuk Amal

Suatu hari saat usianya 7 tahun tahun ini, Caeden memberitahu orang tuanya bahwa ia ingin bisa memberikan sesuatu kepada orang lain karena ia merasa sangat beruntung untuk semua hal yang dia miliki dalam hidupnya

oleh Fitri Syarifah diperbarui 03 Sep 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi Cerebral Palcy
foto: pixabay.com

Liputan6.com, Jakarta Seorang anak cerebral palsy berusia tujuh tahun dari Corby, Northamptonshire, Inggris melakukan pendakian gunung tertinggi di Inggris yang membutuhkan 10-14 jam untuk sampai puncak untuk amal.

Caeden Thomson terlahir prematur, 12 minggu lebih awal dan sejak itu telah menjalani fisioterapi intensif karena menurut diagnosis dokter, Caeden menderita cerebral palsy.

Namun suatu hari saat usianya 7 tahun tahun ini, Caeden memberitahu orang tuanya bahwa ia ingin bisa memberikan sesuatu kepada orang lain karena ia merasa sangat beruntung untuk semua hal yang dia miliki dalam hidupnya, ujar Lisa, ibunya Caeden kepada Scottish Daily Record.

Upayanya dalam mendaki puncak gunung Ben Nevis yang memiliki 4,411 kaki Sabtu kemarin membuahkan hasil. Ia berhasil mengumpulkan donasi sebesar £8,000 atau sekitar Rp155 juta bahkan hingga kini masih terus bertambah untuk kemudian didonasikan kepada penyandang disabilitas lainnya melalui penyalur lokal Scope.

 

Simak Video Berikut Ini:

Kesakitan tapi saya baik

Tak Kusangka Rahma Menderita Cerebral Palsy
Tak Kusangka Rahma Menderita Cerebral Palsy

Pendakian yang memakan waktu 13,5 jam naik-turun menjadikan Caeden melampaui batasannya, yang merupakan hal baik. Padahal, di awal kehidupannya, orang tua Caeden diberitahu bahwa ia tidak akan pernah berjalan, duduk atau berbicara.

Lagipula, mendaki gunung tertinggi bukanlah hal yang mudah. Ada banyak rintangan di sepanjang jalan, seperti jalan setapak yang bisa dilalui hanya berupa bebatuan besar dan sulit didaki, suhunya yang terus menurun semakin tinggi posisinya, bahkan jika Caeden berhasil sampai puncak, sulit untuk berpikir bahwa ia akan berhasil turun.

Namun rupanya Caeden berhasil. Rombongannya memulai pendakian sejak pukul 9 pagi dan kembali pada pukul 22:30 setelah mencapai puncak pada pukul 17:30.

Caeden sendiri berkata: "Tubuh saya sangat sakit tetapi saya baik-baik saja. Itu sangat, sangat sulit. Saya merasa mual dan lelah di atas, tetapi sungguh membahagiakan!" kepada express&star.

Ibunya mengaku sangat bangga terhadap Caeden. "Kami semua sangat bangga padanya, dia pantas mendapatkan medali. Tadi malam tidak ada yang bisa bergerak atau merayakan, jadi hari ini kami istirahat dan akan merayakannya malam ini.Kami semua sangat mencintai Caeden dan tidak percaya kegigihannya untuk mencapai puncak."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya