Liputan6.com, Jakarta - Nabi Ayub AS dikenal dalam sejarah Islam sebagai sosok yang luar biasa sabar dalam menghadapi ujian yang sangat berat. Kisahnya bukan hanya mengajarkan tentang kesabaran, tetapi juga tentang bagaimana mengelola ujian hidup dengan ikhlas dan tawakal kepada Allah.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, dalam tayangan yang dikutip dari kanal YouTube @SakaProductionku, ada banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari proses ujian yang dialami oleh Nabi Ayub AS.
Advertisement
Ustadz Adi Hidayat memulai penjelasannya dengan mengenalkan siapa Nabi Ayub. “Tahukah Anda siapa Nabi Ayub?” tanyanya. Dalam ceramahnya, ia menggambarkan Nabi Ayub sebagai seorang nabi yang sangat saleh, tidak pernah berbuat maksiat dalam hidupnya. Nabi Ayub adalah sosok yang sangat taat dan menjalankan segala perintah Allah dengan penuh ketulusan.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun sangat saleh, Nabi Ayub AS diuji dengan penyakit yang luar biasa. Dalam Al-Qur'an, dijelaskan bahwa penyakit yang dialami oleh Nabi Ayub adalah jenis penyakit yang sangat parah, yang tidak akan pernah dialami oleh orang lain sebelumnya maupun sesudahnya. Ustadz Adi Hidayat menekankan bahwa ujian ini merupakan ujian yang sangat berat, bahkan bagi seorang nabi sekalipun.
Pada hari pertama, ujian itu datang begitu hebat. Semua harta kekayaan Nabi Ayub hilang dalam sekejap. Ternaknya mati dan kebunnya terbakar. Namun, alih-alih meratapi nasib, Nabi Ayub justru semakin meningkatkan ibadahnya. “Apa yang terjadi malah makin meningkat ibadahnya,” ujar Ustadz Adi Hidayat. Nabi Ayub merasa bahwa ujian itu adalah bentuk kepercayaan Allah kepadanya.
Di tengah kehilangan harta dan kekayaan, Nabi Ayub AS tetap mengucapkan syukur kepada Allah. “Terima kasih ya Allah, engkau titipkan ujian ini untuk saya dan bukan pada hamba yang lain. Engkau percaya dengan saya,” ungkap Ustadz Adi Hidayat yang mengutip kalimat Nabi Ayub dalam menghadapi ujian tersebut. Sikap syukur ini menunjukkan kedalaman iman Nabi Ayub yang tidak tergoyahkan meskipun ujian datang begitu berat.
Simak Video Pilihan Ini:
Bertubi-tubi Ujian Nabi Ayub AS
Namun ujian Nabi Ayub tidak berhenti di situ. Pada tahap berikutnya, seluruh keluarga Nabi Ayub, termasuk anak-anaknya, juga diuji. “Hari kedua, seluruh anak-anaknya wafat. Semua anaknya meninggal dalam waktu yang singkat,” ujar Ustadz Adi Hidayat. Meski kehilangan anak-anak yang sangat dicintainya, Nabi Ayub AS tetap menunjukkan keteguhan hati dan ucapan syukur kepada Allah.
Nabi Ayub AS mengucapkan, “Terima kasih ya Allah yang telah menitipkan anak-anak itu untuk aku rawat, dan Engkau telah menjemput mereka kembali,” kata Ustadz Adi Hidayat menirukan ucapan Nabi Ayub. Hal ini menunjukkan betapa besar rasa syukur Nabi Ayub meskipun tengah mengalami kehilangan yang luar biasa.
Pada tahap selanjutnya, ujian Nabi Ayub semakin berat. Allah memberikan ujian berupa penyakit yang sangat dahsyat. “Apa yang terjadi malah nambah lagi badannya sampai pada titik puncaknya,” ujar Ustadz Adi Hidayat. Penyakit yang diderita Nabi Ayub semakin parah, hingga membuatnya tidak bisa menjalankan ibadah dengan sempurna.
Pada titik ini, Nabi Ayub mulai berdoa dengan sangat tulus. Dalam Surah 21 ayat 83-84, Allah berfirman mengenai doa Nabi Ayub: “Ya Allah, penyakit ini sudah mulai mengganggu aku sehingga aku tidak bisa menunaikan ibadah lagi dengan sempurna.” Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa doa Nabi Ayub ini bukan hanya permohonan untuk sembuh, tetapi juga memiliki tujuan yang lebih dalam.
Nabi Ayub tidak hanya meminta kesembuhan fisik, tetapi juga meminta agar Allah memberikan kesembuhan agar ia dapat kembali lebih mendekatkan diri kepada-Nya. “Motivasi doa Nabi Ayub bukan sekadar ingin sehat, tetapi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah,” jelas Ustadz Adi Hidayat. Ini adalah pelajaran besar tentang bagaimana seorang hamba seharusnya berdoa, tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Kesabaran Nabi Ayub dalam menghadapi ujian yang begitu berat menunjukkan ketulusan dan keikhlasan yang luar biasa. Meskipun diuji dengan kehilangan harta, keluarga, dan kesehatan, Nabi Ayub tetap menunjukkan keteguhan iman dan kepercayaannya kepada Allah. Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan bahwa sikap Nabi Ayub ini seharusnya menjadi contoh bagi setiap umat Islam dalam menghadapi ujian hidup.
Advertisement
Orang Diuji Sedikit Sudah Putus Asa
“Banyak orang yang jika diuji sedikit saja, sudah merasa putus asa. Namun Nabi Ayub mengajarkan kita untuk terus bersabar dan tetap tawakal kepada Allah,” ujar Ustadz Adi Hidayat. Ia juga mengingatkan bahwa dalam setiap ujian, ada hikmah yang bisa diambil jika kita mau bersabar dan berdoa dengan tulus.
Nabi Ayub AS tidak hanya menjadi contoh bagi umat Islam dalam hal kesabaran, tetapi juga dalam hal doa yang penuh harapan. Doa Nabi Ayub yang tulus dan penuh harap ini menunjukkan bahwa dalam setiap kesulitan, kita bisa meminta pertolongan kepada Allah dengan penuh pengharapan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Proses yang dilalui oleh Nabi Ayub AS mengajarkan bahwa hidup ini penuh dengan ujian dan tantangan. Namun, jika kita mampu melewati ujian tersebut dengan sabar, ikhlas, dan penuh tawakal kepada Allah, maka kita akan mendapatkan balasan yang luar biasa. Allah pun berjanji akan memberikan pertolongan kepada hamba-Nya yang sabar dan selalu berdoa kepada-Nya.
Sikap Nabi Ayub yang terus beribadah, meskipun dalam keadaan yang sangat sulit, menjadi teladan bagi umat Islam untuk tidak pernah berhenti beribadah, apapun yang terjadi. “Ibadah adalah cara kita untuk tetap mendekatkan diri kepada Allah dalam segala situasi,” ungkap Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat juga menekankan pentingnya bersyukur dalam setiap keadaan. Meskipun dalam kesulitan, kita harus selalu bersyukur kepada Allah. “Syukur itu adalah kunci kebahagiaan, baik dalam keadaan senang maupun susah,” ujar Ustadz Adi Hidayat.
Kisah Nabi Ayub AS juga mengajarkan bahwa kesulitan hidup bukanlah akhir dari segalanya. Setelah melalui semua ujian tersebut, Nabi Ayub akhirnya diberikan kesembuhan dan kebahagiaan oleh Allah. “Allah memberikan ujian sebagai bentuk kasih sayang-Nya, dan setelah itu memberikan kemudahan bagi hamba-Nya yang sabar,” kata Ustadz Adi Hidayat.
Kesabaran Nabi Ayub menginspirasi kita semua untuk tidak mudah putus asa dalam menghadapi kehidupan. Dengan berdoa dan berusaha, serta dengan penuh ketulusan hati, kita bisa melalui setiap ujian yang Allah berikan. “Mari kita belajar dari Nabi Ayub, untuk selalu sabar dan terus berdoa agar Allah memberikan kemudahan dalam hidup kita,” tutup Ustadz Adi Hidayat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul