Liputan6.com, Jakarta Media memiliki peran penting dalam membangun berbagai stigma dan kesadaran salah satunya tentang penyandang dan kehidupan disabilitas.
Berbagai tayangan di televisi acap kali mengambil tema disabilitas namun hanya dari sisi menyedihkan dan ketidakberdayaan. Padahal, tidak semua penyandang disabilitas membutuhkan rasa iba.
Baca Juga
Banyak pula penyandang disabilitas yang memiliki kemampuan yang bahkan di atas orang-orang non disabilitas. Salah satunya adalah Putri Ariani, penyanyi tunanetra sempat menjadi juara di ajang pencarian bakat pada 2014 silam.
Advertisement
Menurutnya, banyak mispersepsi tentang penyandang disabilitas yang ditampilkan di media.
“Kebanyakan yang diangkat dari disabilitas itu bukan kemampuannya, bukan bagaimana kerennya dia berkarya tapi dari sisi-sisi sedih dan kasihannya,” ujar putri dalam webinar Konekin, ditulis Senin (28/12/2020).
Hal tersebutlah yang menjadi salah satu alasan Putri untuk tidak mengunggah kesedihannya tentang disabilitas yang dimiliki di media sosial. Ia lebih suka mengunggah karya-karya sesuai keahliannya.
“Karena Putri ingin dilihat bukan dari rasa kasihan masyarakat, tapi Putri ingin dilihat dan dihargai karena karya-karyanya Putri.”
Lebih jauh lagi, penyanyi lagu tema Asian Para Games 2018 ini tidak ingin membicarakan terkait pengalaman yang tidak mengenakan terkait disabilitasnya. Ia hanya ingin fokus berkarya dan tidak ingin terlalu memikirkan komentar orang lain yang buruk ketika karya tersebut sudah dipublikasikan.
“Prinsip Putri, kalau ingin berkarya ya berkarya saja. Tidak perlu memikirkan nanti kita akan dihargai atau tidak yang penting nothing to lose.”
Simak Video Berikut Ini:
Anggapan Media
Kebanyakan media masih menganggap bahwa disabilitas adalah suatu ketidakmampuan yang membatasi penyandangnya dalam berbagai aspek. Padahal, faktor lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap mobilitas disabilitas.
“Keadaan media kita sekarang makin menunjukkan bahwa disabilitas itu sifatnya menubuh, bukan karena adanya lingkungan yang membatasi penyandang disabilitas untuk bisa mendapatkan kesempatan yang sama dengan non disabilitas,” ujar anggota Konekin, Mutiara Assa, dalam acara yang sama.
Ia menambahkan, pada dasarnya lingkungan harus bisa merangkul semua masyarakat dengan berbagai perbedaan dan keunikannya.
“Penyandang disabilitas malah dimarjinalkan dan malah ditampilkan dengan objek-objek yang berbeda," tutupnya.
Advertisement