Kenali Dwarfisme, Kondisi Disabilitas yang Ganggu Pertumbuhan

Kenali jenis dan penyebab dwarfisme

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Sep 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi pria dengan Dwarfisme
Ilustrasi pria dengan Dwarfisme. Foto: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Dwarfisme adalah kelainan yang menyebabkan tinggi penderitanya berada di bawah rata-rata. Kondisi ini masuk dalam kategori disabilitas fisik.

Dwarfisme didefinisikan oleh kelompok advokasi Little People of the World Organization (LPOTW) dan Little People of America (LPA) sebagai tinggi orang dewasa 147 cm atau di bawah, sebagai akibat dari kondisi medis atau genetik. Tapi umumnya, penderita dwarfisme hanya memiliki tinggi 120 cm.

Menurut laman kesehatan WebMD, ada dua kategori utama dwarfisme, yaitu disproporsional dan proporsional.

Dwarfisme disproporsional dicirikan oleh ukuran tubuh rata-rata dan lengan dan kaki yang lebih pendek atau batang yang lebih pendek dengan anggota badan yang lebih panjang. Sedangkan dwarfisme proporsional, bagian-bagian tubuh proporsional tetapi pendek.

Gejala Dwarfisme

Penderita dwarfisme memiliki ukuran tubuh yang tidak proporsional, di mana ukuran badannya tergolong normal, namun tungkainya sangat pendek. Selain itu, ukuran kepala penderita juga terlihat lebih besar.

Pada kasus tertentu, penderita dwarfisme juga dapat memiliki ukuran badan dan tungkai yang pendek, sehingga terlihat proporsional, termasuk ukuran kepala.

Selain perawakan pendek, dwarfisme memiliki banyak gejala lain yang dapat bervariasi tergantung jenisnya. Umumnya:

  • Tinggi badan pada penderita yang sudah dewasa antara 90-120 cm.
  • Tingkat pertumbuhan pada masa kanak-kanak lebih lambat, dengan tinggi badan kira-kira sepertiga di bawah standar.
  • Ukuran kepala yang terlihat besar dan tidak proporsional, dengan dahi menonjol dan bagian atas hidung yang rata.
  • Tulang pipi yang rata.
  • Penumpukan cairan pada otak (hidrosefalus).
  • Gangguan penglihatan dan pendengaran.
  • Bibir sumbing.
  • Leher yang pendek.
  • Kelainan bentuk tulang belakang, seperti miring atau bungkuk, yang dapat mengakibatkan keluhan saraf, misalnya mati rasa.
  • Bentuk dada yang luas dan bulat.
  • Ukuran lengan dan tungkai bagian atas yang lebih pendek dibanding bagian bawah.
  • Pergerakan yang terbatas di area siku.
  • Jari tangan dan kaki yang pendek, disertai jarak yang lebar antara jari tengah dan jari manis.
  • Tungkai berbentuk O, yang memicu nyeri pada lutut dan pergelangan kaki.
  • Organ kelamin yang tidak berkembang di usia remaja.

Penyebab Dwarfisme

Pada dwarfisme proporsional, semua anggota tubuh penderita berukuran sama kecil dan proporsional dengan tingginya. Dwarfisme proporsional lazimnya disebabkan oleh kurangnya hormon pertumbuhan. Faktor lain yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah:

  • Sindrom Turner, yaitu suatu kelainan gen pada wanita yang dapat menghambat pertumbuhan.
  • Penyakit yang memengaruhi paru-paru, jantung, atau ginjal.
  • Pengobatan penyakit arthritis, yang bisa menghambat hormon pertumbuhan.

Berbeda dengan dwarfisme disproporsional, kelainan ini ditandai dengan ukuran anggota tubuh yang tidak proporsional satu dengan yang lain. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh achondroplasia, penyakit genetik yang ditandai dengan ukuran lengan dan tungkai yang pendek, namun ukuran kepalanya tetap normal.

Kondisi lain yang dapat menyebabkan dwarfisme disproporsional adalah:

  • Sindrom Prader-Willi
  • Sindrom Noonan
  • Sindrom Conradi
  • Sindrom Ellis-van Creveld
  • Hypochondroplasia
  • Diastrophic dysplasia
  • Multiple epiphyseal dysplasia
  • Pseudoachondroplasia
  • Penyakit mucopolysaccharide
  • Penyakit tulang rapuh (osteogenesis imperfecta)

Diagnosis Dwarfisme

Pada sejumlah kasus, dokter dapat menduga bayi di dalam kandungan mengalami dwarfisme, melalui pemeriksaan USG kehamilan. Sedangkan pada bayi yang baru lahir dan dalam masa perkembangan, dokter dapat mengenali dwarfisme melalui pemeriksaan rutin.

Dalam pemeriksaan, dokter anak akan mengukur tinggi dan berat badan, serta lingkar kepala anak. Hasil pengukuran pada tiap pemeriksaan akan dicatat dan dibandingkan dengan standar pertumbuhan normal. Melalui pemeriksaan, dokter dapat mengetahui bila bayi mengalami hambatan pertumbuhan, atau memiliki ukuran kepala yang tidak proporsional.

Perawatan Dwarfisme

Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mencegah atau mengurangi beberapa masalah yang terkait dengan dwarfisme. Orang dengan dwarfisme yang berhubungan dengan defisiensi hormon pertumbuhan dapat diobati dengan hormon pertumbuhan.

Dalam banyak kasus, orang dengan dwarfisme memiliki komplikasi ortopedi atau medis. Perawatan mereka dapat mencakup:

  • Pemasangan shunt untuk mengalirkan kelebihan cairan dan mengurangi tekanan pada otak
  • Trakeotomi untuk meningkatkan pernapasan melalui saluran udara kecil
  • Operasi korektif untuk kelainan bentuk seperti langit-langit mulut sumbing, kaki pengkor, atau kaki bengkok
  • Pembedahan untuk mengangkat amandel atau kelenjar gondok untuk memperbaiki masalah pernapasan yang berhubungan dengan amandel besar, struktur wajah kecil, dan/atau dada kecil
  • Pembedahan untuk memperlebar kanal tulang belakang (lubang yang dilalui sumsum tulang belakang) untuk meredakan kompresi sumsum tulang belakang
  • Perpanjangan anggota badan, operasi kontroversial, sebagian karena risikonya, melibatkan beberapa prosedur. Itu hanya dilakukan pada orang dewasa.

 

Reporter: Lianna Leticia

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya