Liputan6.com, Jakarta Di Wales, AS, terdapat klub petinju amatir untuk penyandang disabilitas. Pelatihnya adalah seorang veteran yang mengalami cedera saat bertugas dan berinisiatif ingin membuat olahraga menjadi lebih inklusif.
Dilansir dari BBC, Chris McEwen, cedera saat bertugas di Afghanistan dan Irak dan berharap olahraga lebih inklusif dan menyenangkan. Pembroke Dock Amateur Boxing Club, di Pembrokeshire, adalah satu-satunya klub yang melayani olahraga tinju untuk penyandang disabilitas di Wales.
"Itu (olahraga tinju) sangat menyenangkan. Saya sangat mencintai olahraga tinju. Saya juga memiliki passion di bidang tinju. Saya telah terlibat dengan olahraga tinju selama 30 tahun. Saat saya merasa kalau saya tidak bisa mencintai tinju lagi, ini (klub tinju) malah membuat saya menemukan cinta yang baru karena itu bisa mengubah banyak hidup (orang-orang)," kata McEwen, pelatih tinju.
Advertisement
Baca Juga
Â
berlatih tinju
McEwen mengaku mendapat lukanya dari saat ia masih mengabdi di militer. Kini, ia adalah seorang pelatih tinju untuk orang-orang dengan disabilitas.
"Saat mereka, Dean, Loretta, Gareth, Aaron, masuk (klub), saya hanya melihat orang, bukan disabilitasnya. Itulah yang saya coba dan rayakan, bahwa dalam beberapa jam (berlatih), kami hanya berlatih tinju, kami juga tertawa bersama hingga kebersamaan diantara kami tumbuh dengan sendirinya. Untuk melakukan itu (tinju) dengan kursi roda, untuk melepaskan pukulan, bertahan dan bergerak kesana kemari, itu sebuah kemampuan, itu adalah sebuah bentuk seni, juga itu adalah hal yang harus dirangkul dan berkembang."
"Tinju kursi roda adalah satu hal yang saya percaya bahwa dalam 10, 20 tahun kedepan akan menjadi paralimpiade. Saya sungguh-sungguh percaya itu."Â Kepercayaannya ini membuahkan hasil dari klubnya yang meraih kemenangan di olahraga para.
Â
Advertisement
Klub tinju satu-satunya
Klubnya tersebut adalah satu-satunya klub tinju untuk penyandang disabilitas yang ada di Wales.
"Saya merasa beruntung dengan ini, juga senang dan bangga kepada semua anak-anak yang menghadiri (olimpiade). Mereka yang meraih ini, bukan saya. Mereka meraihnya dengan usaha keras yang mereka lalui selama berminggu-minggu, tanpa melewatkan satu langkahpun, ikut serta dan menyemangati yang lainnya. Seseorang dengan disabilitas yang bergantung pada disabilitasnya, mereka bisa saja merasa hanya ada bebebrapa kategori olahraga untuk mereka. Dan maksud saya disini adalah bahwa olahraga adalah untuk semua orang. Itu harus menyenangkan dan bisa dilakukan semua orang."