8 Jenis Gangguan Kecemasan yang Bisa Pengaruhi Kehidupan Sehari-hari

Anxiety atau gangguan kecemasan merupakan penyakit mental yang memicu rasa cemas dan takut yang konstan dan luar biasa.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 06 Jun 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2022, 13:00 WIB
ilustrasi gangguan kecemasan
ilustrasi kecemasan (sumber: freepik)

Liputan6.com, Jakarta Anxiety atau gangguan kecemasan merupakan penyakit mental yang memicu rasa cemas dan takut yang konstan dan luar biasa.

Gangguan kecemasan berbeda dengan rasa cemas biasa. Kecemasan yang biasa dialami banyak orang adalah emosi yang normal. Ini adalah cara otak bereaksi terhadap stres dan memperingatkan tentang potensi bahaya di depan.

Namun, gangguan kecemasan lebih dari sekadar rasa cemas. Kecemasan yang berlebihan dapat membuat penyandangnya menghindari pekerjaan, sekolah, kumpul-kumpul keluarga, dan situasi sosial lainnya yang dapat memicu atau memperburuk gejala.

Melansir Webmd, ada beberapa jenis gangguan kecemasan atau anxiety yang dapat mengganggu kehidupan penyandangnya, yakni:

-Gangguan kecemasan umum. Penyandangnya dapat merasakan kekhawatiran dan ketegangan yang berlebihan dan tidak realistis dengan sedikit atau bahkan tanpa alasan.

-Gangguan panik. Penyandangnya merasakan ketakutan yang tiba-tiba dan intens yang menyebabkan serangan panik. Selama serangan panik, penyandangnya dapat berkeringat, nyeri dada, dan detak jantung berdebar (palpitasi). Terkadang bisa juga merasa seperti tersedak atau mengalami serangan jantung.

-Gangguan kecemasan sosial. Gangguan jenis ini juga disebut fobia sosial, ini adalah saat pernyandangnya merasakan kekhawatiran dan kesadaran diri yang berlebihan tentang situasi sosial sehari-hari. Orang yang menyandang jenis ini secara obsesif khawatir tentang orang lain yang menilai atau mengejeknya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jenis Berikutnya

Health Anxiety: Saat Mencemaskan Kesehatan Justru Membuat Sakit
Health Anxiety: Saat Mencemaskan Kesehatan Justru Membuat Sakit

Jenis berikutnya dari gangguan kecemasan adalah:

-Fobia spesifik. Penyandangnya merasakan ketakutan yang intens terhadap objek atau situasi tertentu, seperti ketinggian atau terbang. Ketakutan ini melampaui apa yang seharusnya ditakuti, bahkan hal-hal biasa juga dapat dianggap sangat menakutkan dan ingin dihindari.

-Agoraphobia. Jenis ini ditandai ketika penyandangnya memiliki ketakutan yang kuat jika berada di tempat yang tampaknya sulit untuk melarikan diri atau mendapatkan bantuan jika terjadi keadaan darurat.

“Misalnya, Anda mungkin panik atau merasa cemas saat berada di pesawat terbang, transportasi umum, atau berdiri dalam antrean orang banyak,” mengutip Webmd, Sabtu (4/6/2022).

-Kecemasan akan perpisahan. Anak-anak kecil bukan satu-satunya yang merasa takut atau cemas ketika orang yang dicintai pergi. Siapa pun bisa mendapatkan gangguan kecemasan perpisahan. Penyandangnya akan merasa sangat cemas jika orang terdekat meninggalkannya.

“Anda akan selalu khawatir bahwa sesuatu yang buruk mungkin terjadi pada orang yang Anda cintai.”

-Bisu selektif. Ini adalah jenis kecemasan sosial di mana anak-anak muda yang berbicara secara normal dengan keluarga mereka tidak berbicara di depan umum, seperti di sekolah.

-Gangguan kecemasan akibat obat. Penggunaan obat-obatan tertentu atau obat-obatan terlarang, atau penarikan dari obat-obatan tertentu, dapat memicu beberapa gejala gangguan kecemasan.

Gejala Anxiety

Trauma masa kecil. (Foto: anxiety.org)
Trauma masa kecil. (Foto: anxiety.org)

Gejala utama gangguan kecemasan adalah rasa takut atau khawatir yang berlebihan.

Gangguan kecemasan juga bisa memicu kesulitan bernapas, sulit tidur, sulit untuk duduk diam, dan sulit berkonsentrasi. Gejala spesifik pada setiap orang tergantung pada jenis gangguan kecemasan yang dimiliki.

Sedangkan, gejala umumnya adalah:

-Panik, takut, dan gelisah.

-Perasaan panik, malapetaka, atau bahaya.

-Masalah tidur.

-Tidak bisa tetap tenang dan diam.

-Tangan atau kaki dingin, berkeringat, mati rasa, atau kesemutan.

-Sesak napas.

-Bernapas lebih cepat dari biasanya (hiperventilasi).

-Palpitasi jantung.

-Mulut kering.

-Mual.

-Otot-otot tegang.

-Pusing.

-Memikirkan masalah berulang-ulang dan tidak bisa berhenti merenung.

-Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.

-Secara intens atau obsesif menghindari objek atau tempat yang ditakuti.

Para peneliti tidak tahu persis apa yang menyebabkan gangguan kecemasan. Campuran hal-hal yang kompleks berperan dalam siapa yang mendapatkan dan tidak mendapatkannya.

Namun, hal yang berpotensi menyebabkan timbulnya gangguan kecemasan salah satunya adalah faktor genetika. Artinya, gangguan kecemasan dapat diturunkan dari keluarga.

Penyebab Lainnya

Depresi atau Gangguan Cemas
Ilustrasi Depresi atau Gangguan Cemas Credit: pexels.com/Ivan

Penyebab lain yang berpotensi menimbulkan gangguan kecemasan yakni:

-Kimia otak. Beberapa penelitian menunjukkan gangguan kecemasan mungkin terkait dengan sirkuit yang salah di otak yang mengendalikan rasa takut dan emosi.

-Stres lingkungan. Ini mengacu pada peristiwa stres yang pernah dilihat atau dialami. Peristiwa hidup yang sering dikaitkan dengan gangguan kecemasan termasuk pelecehan dan penelantaran masa kanak-kanak, kematian orang yang dicintai, dan menjadi korban atau melihat kekerasan.

-Penarikan atau penyalahgunaan obat. Obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk menyembunyikan atau mengurangi gejala kecemasan tertentu. Gangguan kecemasan sering berjalan seiring dengan alkohol dan penggunaan zat.

-Kondisi medis. Beberapa kondisi jantung, paru-paru, dan tiroid dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan gangguan kecemasan atau memperburuk gejala kecemasan. Penting untuk mendapatkan pemeriksaan fisik lengkap untuk mengesampingkan kondisi medis lainnya ketika berbicara dengan dokter Anda tentang kecemasan.

Sedangkan, terkait faktor risikonya, ada beberapa hal yang dapat diubah, tapi ada pula faktor-faktor yang tidak dapat diubah. Seperti riwayat gangguan kesehatan jiwa, pelecehan seksual di masa kecil, trauma, peristiwa kehidupan yang negatif, penyakit parah, penyalahgunaan zat, dan tingkat percaya diri rendah.

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya