Liputan6.com, Jakarta Rita Suryati, SH adalah ibu dari anak Down syndrome asal Bandung, Junior Caesar J Noya. Ia mengisahkan pengalaman mengandung hingga membesarkan anak spesialnya.
Ketika ia melahirkan J, sapaan akrab Junior, dokter anak sudah langsung memberi tahu kalo anak bungsunya itu menyandang Down syndrome.
“Semasa hamil sama sekali tidak ada kelainan, cuman waktu saya hamil J, usia saya sudah 40 tahun, usia rawan dengan kemungkinan secara teoritis dan penelitian 50:50 persen anak yang akan lahir akan menyandang Down syndrome,” kata Rita kepada Health Liputan6.com, Senin (2/8/2022).
Advertisement
Awalnya, Rita bingung dan tidak tahu harus bagaimana, tapi kemudian ia mengambil langkah pertama untuk memastikan J benar-benar Down syndrome atau tidak dengan tes kromosom.
“Setelah hasil tes keluar, memang kenyataannya benar, anak saya penyandang Down syndrome. Saya tidak berlarut-larut sedih dan bingung, saya langsung konsultasi ke dokter anak dan psikolog untuk mengetahui apa yang selanjutnya harus saya lakukan.”
Dokter anak, dokter tumbuh kembang, dan psikolog akhirnya mengarahkan Rita untuk mengikutsertakan J dalam terapi-terapi yang banyak macamnya. Dari terapi okupasi, motorik kasar, dan terapi bicara.
“Dan semuanya rutin saya lakukan untuk J seminggu rata-rata dari satu bagian itu 2 kali terapi dan pengulangan di rumah tiap hari.”
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Banyak Mendapat Pelajaran Hidup
Di balik segala perjuangan yang telah dilalui, Rita pun menemukan banyak pembelajaran dalam hidupnya selama merawat J.
“Kalau buat saya sendiri banyak sukanya daripada dukanya. Punya anak seperti J yang hangat, tinggi empati ke orang lain dan selalu menghibur, sangat menyenangkan buat saya. Dengan J lah saya bisa belajar banyak apa itu sabar.
“Dari J juga saya semangat untuk mencari rezeki karena tentunya biaya anak DS itu tidak sedikit, dari J juga saya bisa ketemu dengan para pejabat dan orang-orang penting kalau dia tampil di acara-acara pemerintahan) dari J juga saya jadi banyak belajar mengerti untuk menyayangi orang lain bagaimanapun keadaan orang atau anak tersebut,” katanya.
Meski begitu, berbagai rintangan dan hal yang membuat sedih pun tetap ada. Hal yang mengganggu Rita adalah ketika mendapati orang lain memberi pandangan buruk pada buah hatinya.
“Dukanya hanya kalau ada orang yang mandang aneh terhadap Junior. Itupun sering saya anggap hanya cobaan kecil dibanding dengan perjuangan saya selama ini. Buat saya J adalah anugrah terindah yang diberikan Allah buat saya.”
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Berbagi Tugas
Ibu berusia 56 itu juga mengatakan bahwa selama ini tidak ada dilema berarti selama merawat J.
“Selama ini Alhamdulillah saya selalu punya asisten rumah tangga dan J juga anaknya bisa diatur. Jadi buat saya dilema antara pekerjaan atau kegiatan sehari-hari dengan merawat J tidak ada sama sekali.”
“Saya menjalankannya dengan berbagi tugas dengan asisten rumah tangga, kakak-kakaknya J, jadi tanpa kesulitan sedikitpun.”
Kini di usia 16, J sudah bisa melakukan hampir segala hal dengan mandiri. Misalnya, untuk urusan toilet, remaja itu sudah bisa melakukan sendiri tanpa bantuan siapapun.
“Hampir semua udah bisa mandiri, makan, pakai baju, malah sering saya minta untuk beli sesuatu ke toko sebelah. Kadang saya suruh bantu beresin rumah, atau buat orak arik telur untuk makan dia sendiri kalau saya lagi enggak masak.”
Dari segi pendidikan, sekarang J duduk di kelas 9, selama ini dia bisa mengikuti berbagai pelajaran yang diberikan oleh gurunya.
Prestasi Junior
Remaja yang gemar bernyanyi ini juga telah meraih berbagai prestasi. Ia pernah menjadi juara favorit di lomba nyanyi sambil bermain kahoon. Pernah pula mendapat juara 2 saat lomba bernyanyi tema kemerdekaan.
“Juara 1 lomba fotogenik se-Jawa Barat, juara favorit fotogenik diadakan oleh D'Stars Indonesia, juara favorit baca puisi, juara 2 fashion show baju muslim 2021, masuk 10 besar go talent se-indonesia yang diadakan Potads Indonesia untuk anak-anak berkebutuhan khusus.”
J juga gemar bernyanyi sejak ia bisa bicara lancar, kurang lebih usia 6. Melihat putranya gemar bernyanyi, Rita pun tak tinggal diam.
Ia berusaha mendukung bakat J dengan menyediakan segala fasilitas yang diperlukan. Misalnya perlengkapan alat karaoke, alat musik, dan mengikutsertakan dalam les vokal atau alat musik.
Kemampuan J dalam bernyanyi tak luput dari pandangan miring orang sekitar. Ia sempat diremehkan dan dianggap tak akan pernah bisa bernyanyi.
“Ada orang bilang kalau anak Down Syndrome itu tidak akan pernah bisa nyanyi, karena jangankan nyanyi, bicara aja kadang enggak bisa atau enggak jelas lafalnya. Kalo anak DS nyanyi nanti akan ditertawakan atau jadi bahan tertawaan penonton,” kata Rita.
Namun, Rita dan J berhasil membuktikan bahwa anggapan itu keliru. Kini, J bisa bernyanyi dengan baik dan sering tampil di berbagai acara.
Advertisement