4 Mitos Katarak Si Penyebab Disabilitas Netra, Dokter Ungkap Faktanya

Katarak adalah penyakit mata yang bisa berujung disabilitas netra, masih ada mitos-mitos soal penyakit ini.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 17 Jul 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2023, 11:00 WIB
4 Mitos Katarak Si Penyebab Disabilitas Netra, Dokter Ungkap Faktanya
Katarak adalah penyakit mata yang bisa berujung disabilitas netra, masih ada mitos-mitos soal penyakit ini. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Katarak adalah penyakit penyebab disabilitas netra terbesar di dunia. Pandangan yang kabur atau sensitivitas mata meningkat saat melihat cahaya di malam hari adalah sebagian dari ciri-ciri mata mengalami katarak.

Penyakit ini harus segera ditangani agar mata tidak terlampau parah. Sayangnya, masih ada mitos terkait katarak yang menyebar di tengah masyarakat.

Menurut dokter spesialis mata dari KMN EyeCare Kevin, mitos-mitos terkait katarak di antaranya:

Katarak adalah Penyakit Menular

Minimnya edukasi dan informasi yang didapat bisa membuat seseorang menganggap bahwa katarak adalah penyakit yang menular.

“Katarak sering dianggap sebagai penyakit menular karena penyebarannya masif. Artinya, hampir setiap orang tua dapat terserang katarak sehingga membuat pemahaman bahwa katarak adalah penyakit menular,” kata Kevin mengutip keterangan pers, Sabtu (15/7/2023).

Anggapan ini juga muncul karena ada kesalahpahaman tentang penyebab terjadinya katarak. Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa katarak disebabkan oleh faktor-faktor seperti usia, gaya hidup, dan keturunan.

“Inilah yang membuat orang menganggap katarak disebabkan oleh infeksi atau penyakit yang menular.”

Faktanya, katarak bukanlah penyakit menular, melainkan penyakit degeneratif. Artinya, semakin bertambahnya usia seseorang, semakin besar risikonya terkena katarak.

Katarak adalah suatu keadaan di mana lensa mata keruh dan tidak lagi mampu menjadi transparan, yang dapat menyebabkan terganggunya proses penglihatan. Usia menjadi penyebab utama penyakit ini karena semakin bertambahnya usia, lensa mata manusia yang terbuat dari protein akan mengeras sehingga menghalangi pandangan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Semua Penyandang Katarak Harus Operasi

4 Mitos Katarak Si Penyebab Disabilitas Netra, Dokter Ungkap Faktanya
4 Mitos Katarak Si Penyebab Disabilitas Netra, Dokter Ungkap Faktanya. Foto: KMN EyeCare.

Sebagian orang juga beranggapan bahwa setiap pasien katarak harus dioperasi karena operasi katarak adalah cara yang efektif untuk mengobati katarak.

Operasi katarak adalah prosedur yang dilakukan untuk menghilangkan lensa mata yang keruh dan menggantinya dengan lensa kaca atau plastik baru yang bersih.

“Memang benar bahwa operasi katarak dapat membantu meningkatkan penglihatan secara signifikan dan dapat membantu mencegah kehilangan penglihatan yang lebih lanjut. Namun, bukan berarti semua penderita katarak harus operasi karena ada beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan,” jelas Kevin.

Faktanya, tidak semua penyandang katarak bisa melakukan operasi katarak. Hal ini karena ada beberapa faktor yang dapat menghalangi keberhasilan operasi atau meningkatkan risiko komplikasi.

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani operasi katarak termasuk kondisi mata seperti glaukoma, penyakit sistemik seperti diabetes, dan riwayat bedah mata.

“Orang yang pernah menjalani bedah mata sebelumnya atau memiliki riwayat keluarga dengan komplikasi setelah bedah mata dapat memiliki risiko yang lebih tinggi untuk komplikasi setelah operasi katarak.”


Katarak Hanya Dialami Oleh Tua

4 Mitos Katarak Si Penyebab Disabilitas Netra, Dokter Ungkap Faktanya
4 Mitos Katarak Si Penyebab Disabilitas Netra, Dokter Ungkap Faktanya. (Istimewa)

Katarak umumnya lebih sering terjadi pada orang yang telah berusia lanjut, sehingga sering diidentikkan dengan orang tua. Hal ini disebabkan karena risiko terkena katarak semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang.

Faktanya, katarak dapat menyerang siapa saja, mulai dari bayi, usia muda hingga lansia. Katarak pada bayi disebut dengan katarak kongenital. Penyebab terbesarnya adalah kemungkinan pada saat hamil, sang Ibu terkena infeksi virus seperti rubella, cacar air, dan sejenisnya.

Katarak juga dapat menyerang orang usia muda. Faktor penyebab katarak paling besar pada usia muda adalah karena penyakit diabetes, keturunan, dan juga trauma mata. Namun, risiko terkena katarak memang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang.


Operasi Katarak Tindakan yang Tidak Aman

4 Mitos Katarak Si Penyebab Disabilitas Netra, Dokter Ungkap Faktanya
4 Mitos Katarak Si Penyebab Disabilitas Netra, Dokter Ungkap Faktanyaa. Foto: Freepik

Banyak yang beranggapan bahwa operasi katarak tidak aman. Kurangnya informasi tentang tatalaksana operasi katarak yang tepat membuat penyandangnya takut untuk operasi.

Banyak yang menganggap, operasi katarak menakutkan dan membutuhkan waktu lama saat operasi atau pun di masa pemulihan. Perasaan takut sebelum operasi adalah hal yang wajar.

“Namun, Anda tidak perlu khawatir selama tindakan operasi dilakukan oleh tenaga ahli yang memang sudah berpengalaman di bidangnya.”

Faktanya, operasi katarak merupakan prosedur bedah yang aman dan efektif yang telah terbukti dapat meningkatkan penglihatan secara signifikan. Namun, seperti tindakan medis lainnya, operasi katarak memiliki beberapa risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi setelah operasi katarak termasuk infeksi, kerusakan pada jaringan mata, dan masalah dengan lensa yang baru.

“Namun, kemungkinan komplikasi ini sangat jarang terjadi dan dapat dicegah dengan mengikuti saran dokter spesialis mata dan menjalani pemeriksaan pasca operasi secara teratur,” pungkas Kevin.

Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19
Infografis 5 Cara Jaga Kesehatan Mata Era Daring Selama Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya