Liputan6.com, Jakarta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menerima penghargaan berupa piagam dari Komisi Nasional Disabilitas (KND) atas kebijakan rekrutmen proaktif bagi penyandang disabilitas.
Ketua KND, Dante Rigmalia menilai bahwa Polri telah melakukan kebijakan inklusif dan humanis.
Baca Juga
"Kami dari Komnas Disabilitas memberikan penghargaan kepada Polri atas upaya yang telah dilakukan oleh Polri dalam rekrutmen proaktif di Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) dan Bintara Polri kepada penyandang disabilitas,” kata Dante usai menghadiri Penutupan Rakorbin SDM dan PNS Polri di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat (Jakpus), Rabu (16/10/2024) mengutip Tribrata News.
Advertisement
“Dari poin ini ada beberapa hal yang mendasari kami memberikan apresiasi. Pertama, adanya kebijakan Kapolri dalam rekrutmen proaktif penyandang disabilitas," tambah Dante Rigmalia.
Perempuan yang juga menyandang hard of hearing (HoH) menambahkan, dalam proses penerimaan penyandang disabilitas menjadi anggota organik, dilakukan proses asesmen. Dante menyebut Polri juga memberikan akomodasi yang layak bagi penyandang disabilitas saat proses pendaftaran hingga pendidikan dan latihan.
Sebelumnya, kisah para bintara Polri disabilitas sudah menarik perhatian masyarakat. Misalnya, Novita Fajrin, penyandang disabilitas daksa sejak usia tiga tahun.
Kecelakaan di masa kecil membawa Novita pada kondisi disabilitas. Salah satu jari tangan kirinya diamputasi dan fungsi tangan kirinya terganggu.
Kondisi ini membuatnya kehilangan harapan untuk mengejar cita-cita menjadi seorang polisi. Namun, harapan itu kembali muncul ketika Polri membuka rekrutmen jalur disabilitas.
Bawa Bekal Prestasi
Kini, Novita adalah salah satu dari 16 siswa penyandang disabilitas Polri yang menjalani Pendidikan Bintara.
Perempuan muda kelahiran 1 November 2003 ini telah menjalani Diklat Integrasi Kampus Kebangsaan TNI-Polri tahun anggaran 2024 di Puslatdiksarmil Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur pada September lalu.
Novita tak serta-merta lolos menjadi siswa bintara karena disabilitas yang disandang tapi juga karena prestasi yang dikumpulkan selama masa sekolah.
Ia memiliki hobi bela diri yakni Silat dan Muay Thai. Meskipun tangan kirinya tidak bisa maksimal, ia mampu beberapa kali berprestasi di bidang tersebut.
Prestasi terakhirnya adalah meraih medali emas lewat cabang olahraga Muay Thai kelas 63,5 kg putri di Pekan Olahraga Provinsi tahun 2023.
Advertisement
Kalahkan Peserta Non Disabilitas
Novita bahkan mampu mengalahkan lawan-lawan yang tidak memiliki keterbatasan fisik. Prestasi inilah salah satunya yang membuka kesempatan Novita mendaftar seleksi calon siswa Bintara Polri.
“Saya dapat informasi penerimaan jalur rekpro penyandang disabilitas dari pelatih saya. Saya merasa bersyukur memiliki prestasi di bidang olahraga yang menjadi modal saya mendaftar Bintara Polri,“ kata gadis setinggi 169 cm ini mengutip laman berita resmi Polri Tribrata News, Selasa (24/9/2024).
Novita juga berharap ia bisa membuat kedua orangtuanya bangga, terutama ibunya dengan capaian prestasi dan kesempatan menjadi seorang Polisi Wanita.
Kisah Bintara Difabel Lainnya
Selain Novita, ada pula siswa penyandang disabilitas Bintara Polri asal Polda Kalimantan Timur, Warhana Nandyu.
Ia berbagi kisah tentang awal mula mendaftar sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia.
Baginya, ini adalah hal yang tak disangka-sangka. Pasalnya, informasi soal pendaftaran nyaris terlewatkan olehnya.
Penyandang disabilitas fisik pada tangan kanan ini adalah anggota grup Whatsapp komunitas penyandang disabilitas. Ia mengaku jarang melihat grup sampai suatu hari ia membuka grup tersebut dan mendapatkan informasi yang membuka jalan mewujudkan cita-citanya.
“Grup itu nyaris nggak pernah saya buka. Tapi tahun lalu tiba-tiba aja saya iseng buka dan baca. Ternyata ada informasi tentang penerimaan siswa Bintara Polri jalur rekpro untuk penyandang disabilitas dengan kompetensi tertentu. Langsung saya urus semua dokumen yang dibutuhkan untuk pendaftaran,” kenang Warhana mengutip laman yang sama.
Seperti Novita, menjadi seorang polisi adalah cita-cita Warhana sejak kecil. Ia juga ingin meneruskan cita-cita sang ayah yang pernah mendaftar menjadi polisi tapi gagal saat mengikuti seleksi. Dukungan untuk menjadi polisi juga datang dari orangtua dan kakek neneknya.
Namun, Ia sempat mengira kesempatan mendaftar polisi sudah tertutup menyadari keterbatasan fisiknya.
“Alhamdulillah tahun ini bapak Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memberikan kesempatan kepada kami penyandang disabilitas bisa mendaftar dan mengikuti pendidikan seperti orang dengan kondisi fisik normal lainnya. Saya sangat senang sekali,” ungkap Warhana Nandyu.
Advertisement