BISINDO vs SIBI: Mengenal Lebih Dekat Bahasa Isyarat Indonesia

Bahasa isyarat menjadi alat komunikasi teman tuli. Ada Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).

oleh Tim Disabilitas Diperbarui 05 Mar 2025, 15:16 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 15:16 WIB
20160220-Finger Talk, Kafe Pertama di Indonesia yang Mempekerjakan Kaum Difabel-Tangsel
Pengunjung berbincang menggunakan bahasa isyarat saat mengunjungi kafe Finger Talk di Pamulang, Tangsel, Sabtu (20/2). Ada yang unik dari kafe ini, dimana para pramusajinya merupakan penyandang tunarungu. (Liputan6.com/Fery Pradolo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Bahasa Isyarat Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan BISINDO, adalah bahasa alami yang berkembang di komunitas tuli Indonesia. Sementara Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI), BISINDO muncul secara organik dan memiliki variasi di berbagai daerah, mencerminkan kekayaan budaya lokal. Pemahaman tentang perbedaan keduanya sangat penting untuk menghargai keragaman bahasa dan budaya di Indonesia.

"Fakta lainnya, bukan hanya bahasa isyarat Indonesia dan luar negeri yang berbeda, tapi bahasa isyarat di beberapa kota juga memiliki perbedaan. Misalnya, bahasa isyarat Jogja memiliki beberapa perbedaan dengan bahasa isyarat Jakarta,"  ungkap  Riski Purna Adi Riski, seorang teman tuli sekaligus pengajar di kelas bahasa isyarat Career Development Center (CDC) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM). 

BISINDO, yang dikembangkan oleh komunitas tuli sendiri, lebih mudah dipahami oleh mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) berperan penting dalam melindungi dan mengembangkan BISINDO sebagai bahasa ibu bagi komunitas tuli, menyediakan pendidikan dan pelatihan, meskipun saat ini kelas formal hanya untuk usia 18 tahun ke atas.

Perlu diingat tentang istilah 'tunarungu' dan 'Tuli'. 'Tunarungu' merujuk pada keterbatasan pendengaran, sementara 'Tuli' (dengan huruf kapital) mengacu pada identitas budaya dan bahasa komunitas tuli. BISINDO merupakan bagian integral dari identitas budaya ini, dan pemahaman ini penting dalam membangun komunikasi yang inklusif.

Promosi 1

Bahasa Isyarat Teman Tuli

BISINDO, yang berkembang secara organik di komunitas tuli Indonesia, memiliki kekayaan variasi regional. Hal ini mencerminkan adaptasi dan kreativitas komunitas tuli dalam mengekspresikan diri melalui bahasa isyarat.

Variasi ini terlihat dalam perbedaan gerakan tangan, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh. Contohnya, terdapat variasi Bisindo Jawa, Bali, dan Sumatera, menunjukkan kekayaan budaya lokal yang terintegrasi dalam bahasa isyarat.

Pemahaman akan variasi regional ini penting untuk menghargai keragaman budaya dalam komunitas tuli dan memastikan komunikasi yang efektif antar individu dari berbagai daerah.

Perbedaan SIBI dan Bisindo

SIBI, atau Sistem Isyarat Bahasa Indonesia, merupakan sistem isyarat yang distandarisasi dan diadopsi dari Bahasa Isyarat Amerika. SIBI direpresentasikan dalam gerakan tangan yang merepresentasikan Bahasa Indonesia secara langsung.

Sementara itu, BISINDO, yang dikembangkan oleh komunitas tuli, lebih mudah dipahami oleh mereka dan lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. BISINDO lebih bergantung pada visual dalam penyampaian makna, sedangkan SIBI lebih pada urutan kata.

Perbedaan utama terletak pada pengembangan dan penggunaannya. SIBI dikembangkan oleh pemerintah, sedangkan BISINDO oleh komunitas tuli. "Jenis ini lebih mudah dipahami oleh orang tuli dan lebih sering digunakan. Dalam menyampaikan konsep atau makna dari suatu kosa kata, BISINDO mengacu pada visual, sedangkan SIBI mengacu pada urutan," terang  seorang teman tuli sekaligus pengajar di kelas bahasa isyarat Career Development Center (CDC) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM), Riski Purna Adi Riski.

Bahasa Isyarat yang Sering Digunakan Tuli

BISINDO lebih sering digunakan oleh komunitas tuli dalam kehidupan sehari-hari karena kemudahan pemahaman dan keakrabannya dengan budaya mereka.

BISINDO juga lebih sering digunakan dalam acara televisi, menunjukkan pengakuan dan penerimaan yang semakin meningkat terhadap bahasa ini sebagai alat komunikasi yang penting.

Penggunaan BISINDO di televisi mencerminkan upaya untuk meningkatkan inklusivitas dan akses informasi bagi komunitas tuli di Indonesia.

Cara Belajar Bahasa Isyarat

Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) menyediakan pendidikan dan pelatihan BISINDO, meskipun kelas formal saat ini hanya untuk usia 18 tahun ke atas. Anak di bawah 18 tahun dapat mengikuti kelas privat.

Selain Pusbisindo, berbagai sumber belajar lainnya tersedia, termasuk buku, video tutorial online, dan komunitas tuli lokal yang dapat memberikan bimbingan langsung.

Belajar BISINDO membutuhkan kesabaran, dedikasi, dan keterbukaan untuk memahami budaya dan cara berkomunikasi komunitas tuli. Praktik dan interaksi langsung dengan komunitas tuli sangat dianjurkan.

Berikut beberapa tips belajar Bahasa Isyarat:

  • Ikuti kelas formal atau privat yang diselenggarakan oleh Pusbisindo atau lembaga terkait.
  • Manfaatkan sumber belajar online seperti video tutorial dan aplikasi mobile.
  • Berinteraksi langsung dengan komunitas tuli untuk mempraktikkan dan meningkatkan kemampuan.
  • Bergabung dengan komunitas pencinta bahasa isyarat untuk saling belajar dan berbagi.
  • Bersabar dan konsisten dalam belajar, karena mempelajari bahasa isyarat membutuhkan waktu dan latihan.

Perkembangan BISINDO

Menurut laman kemendikbud, perkembangan BISINDO telah melalui perjalanan panjang. Perkembanganya dimulai sejak tahun 1960-an oleh almarhum Bapak Siregar dan dilanjutkan oleh organisasi seperti GERKATIN dan kini Pusbisindo.

Perkembangan BISINDO menunjukkan upaya berkelanjutan untuk melindungi dan mengembangkan bahasa ini sebagai bagian integral dari identitas budaya komunitas tuli di Indonesia.

Saat ini, BISINDO semakin dikenal luas dan dihargai sebagai bahasa penting dalam kehidupan komunitas tuli di Indonesia, menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengakuan dan penerimaan bahasa ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya