Sejauh Mata Memandang Indahnya Sumba dalam Tenun Ikat

Melihat indahnya alam Sumba, NTT dalam koleksi terbaru Tenun Ikat dari Sejauh Mata Memandang yang dipamerkan dalam pameran di Senayan City.

oleh Meita Fajriana diperbarui 07 Des 2016, 10:00 WIB
Diterbitkan 07 Des 2016, 10:00 WIB
Sejauh Mata Memandang Indahnya Sumba dalam Tenun Ikat
Melihat indahnya alam Sumba, NTT dalam koleksi terbaru Tenun Ikat dari Sejauh Mata Memandang yang dipamerkan dalam pameran di Senayan City.

Liputan6.com, Jakarta Siapa yang dapat memungkiri keindahan alam Sumba, Nusa Tenggara Timur. Deretan gunung yang tinggi, hijaunya pemandangan hutan, tanah merah, hingga biru nya laut bak lukisan. Keindahan alam inilah yang menjadi inspirasi Chitra Subyakto, founder sekaligus creative director dari brand lokal Sejauh Mata Memandang, dalam menciptakan koleksi tenun Ikat terbarunya.

"Inspirasi koleksi ini dari alam dan budaya Indonesia yang kaya. Semua pattern merupakan hasil inspirasi oleh gunung, langit, dan tanah Sumba," ungkap Chitra saat diwawancarai usai konferensi pers di Senayan City, Selasa (6/12/2016).

Sebelumnya Sejauh Mata Memandang mengeksplorasi kain batik pada produk busana dan scarft. Pada tahun ke dua ini, Chitra kembali mengeksplorasi kain Indonesia yaitu tenun Ikat Sumba. Koleksi ini ia beri nama Humba.

Melihat indahnya alam Sumba, NTT dalam koleksi terbaru Tenun Ikat dari Sejauh Mata Memandang yang dipamerkan dalam pameran di Senayan City.

Kata Humba merupakan bahasa asli untuk Sumba. Keindahan Sumba menjadi inspirasi yang hadir melalui lanskap savna dan gulungan bukit yang artistik di atas kain tenun Ikat karya Sejauh Mata Memandang.

Chitra dengan brand Sejauh ini fokus mengembangkan kebudayaan Indonesia menjadi karya yang dapat diterima masyarakat. Sejauh juga membawa semangat kekinian, global dan muda dalam filososfi budaya Indonesia yang kaya. Pada koleksi tenun Ikat Sumba kali ini, warna-warna yang digunakan menggunakan proses pewarnaan alam. Seperti warna merah dari mengkudu, biru dari daun nila, dan coklat serta abu-abu dari lumpur. Proses ikat ini membutuhkan waktu selama tiga bulan bahkan lebih.

Melihat indahnya alam Sumba, NTT dalam koleksi terbaru Tenun Ikat dari Sejauh Mata Memandang yang dipamerkan dalam pameran di Senayan City.

"Saya jatuh cinta dengan Sumba dan kainnya yaitu Ikat sumba. Hal ini membuat saya kedepannya ingin belajar membuat kainnya sendiri. Proses pengikatan benang-benang sangat menarik, yaitu menggunakan daun kering untuk menahan warna sehingga menghasilkan motif yang diinginkan," tambah Chitra.

Sejauh Mata Memandang menyuguhkan koleksi barunya ini dalam sebuah pameran instalasi Ikat yang unik dan menarik. Berkolaborasi dengan seniman Jay Subyakto dan Davy Linggar, menghasilkan sebuah kesatuan karya dari gabungan art video, instalasi kain, dan fotografi. Jay Subyakto mendesain instalasi khusus dengan menggunakan benang-benang seperti layaknya pembuatan Ikat itu sendiri.

Melihat indahnya alam Sumba, NTT dalam koleksi terbaru Tenun Ikat dari Sejauh Mata Memandang yang dipamerkan dalam pameran di Senayan City.

Sedangkan Davy Linggar membuat koleksi koleksi fotografi dan video yang terinspirasi dari alam Sumba dan proses pembuatan tenun Ikat untuk Sejauh Mata Memandang. Instalasi ini di dominasi warna gelap dan warna alam seperti hitam, putih, cokelat, biru, hijau, dan merah. Pameran Humba ini akan berlangsung hingga tanggal 18 Desember 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya