Fungsi Asam Mefenamat: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Asam mefenamat adalah obat pereda nyeri yang efektif untuk mengatasi berbagai jenis rasa sakit. Pelajari fungsi, dosis, dan efek sampingnya di sini.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 06 Feb 2025, 13:06 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2025, 13:06 WIB
fungsi asam mefenamat
fungsi asam mefenamat ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Asam mefenamat merupakan obat yang tergolong dalam kelompok obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Senyawa kimia ini berasal dari turunan asam antranilat dan memiliki sifat analgesik serta antiinflamasi. Fungsi utama asam mefenamat adalah untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang, termasuk nyeri haid, sakit gigi, sakit kepala, dan nyeri otot.

Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, yaitu senyawa di dalam tubuh yang memicu rasa nyeri, demam, dan peradangan. Dengan mengurangi kadar prostaglandin, asam mefenamat dapat membantu meringankan gejala-gejala tersebut.

Asam mefenamat tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, antara lain:

  • Tablet 250 mg dan 500 mg
  • Kapsul 250 mg
  • Suspensi oral 50 mg/5 ml

Obat ini termasuk dalam golongan obat keras, sehingga penggunaannya harus berdasarkan resep dokter. Asam mefenamat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jangka panjang, umumnya tidak lebih dari 7 hari berturut-turut kecuali atas petunjuk dokter.

Fungsi dan Manfaat Asam Mefenamat

Asam mefenamat memiliki beberapa fungsi dan manfaat utama dalam mengatasi berbagai kondisi nyeri, antara lain:

  • Meredakan nyeri haid (dismenore)
  • Mengurangi sakit kepala
  • Meredakan sakit gigi
  • Meringankan nyeri otot dan sendi
  • Mengatasi nyeri pasca operasi
  • Menurunkan demam
  • Mengurangi peradangan

Selain itu, asam mefenamat juga terkadang digunakan untuk mengatasi gejala migrain yang berkaitan dengan siklus menstruasi. Pengobatan biasanya dimulai 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan selama berlangsungnya menstruasi.

Meskipun efektif untuk berbagai jenis nyeri, asam mefenamat tidak dianjurkan sebagai pilihan utama untuk menurunkan demam pada anak-anak. Untuk kasus demam pada anak, obat seperti parasetamol atau ibuprofen umumnya lebih direkomendasikan.

Mekanisme Kerja Asam Mefenamat

Asam mefenamat bekerja dengan cara menghambat enzim siklooksigenase (COX), baik COX-1 maupun COX-2. Enzim ini berperan penting dalam produksi prostaglandin di dalam tubuh. Prostaglandin merupakan senyawa yang memicu terjadinya peradangan, rasa nyeri, dan demam sebagai respons terhadap cedera atau infeksi.

Dengan menghambat enzim COX, asam mefenamat dapat menurunkan produksi prostaglandin secara signifikan. Akibatnya, gejala-gejala yang berkaitan dengan peradangan dan nyeri pun dapat berkurang. Proses ini meliputi:

  • Penurunan sensitivitas ujung-ujung saraf terhadap rangsangan nyeri
  • Pengurangan pembengkakan jaringan yang meradang
  • Penurunan suhu tubuh melalui efek pada pusat pengatur suhu di hipotalamus

Selain itu, asam mefenamat juga memiliki efek analgesik sentral, yang berarti obat ini dapat mempengaruhi persepsi nyeri di tingkat sistem saraf pusat. Hal ini memberikan efek pereda nyeri yang lebih komprehensif.

Perlu diingat bahwa mekanisme kerja ini juga dapat mempengaruhi fungsi prostaglandin yang bersifat protektif di beberapa organ, seperti lambung dan ginjal. Oleh karena itu, penggunaan asam mefenamat dalam jangka panjang atau dosis tinggi dapat meningkatkan risiko efek samping pada organ-organ tersebut.

Dosis dan Aturan Pakai Asam Mefenamat

Dosis asam mefenamat dapat bervariasi tergantung pada kondisi yang diobati, usia pasien, dan respons individu terhadap pengobatan. Berikut adalah panduan umum dosis asam mefenamat untuk berbagai kondisi:

1. Untuk Meredakan Nyeri Ringan hingga Sedang

  • Dewasa dan anak usia di atas 14 tahun:
    • Dosis awal: 500 mg
    • Dosis lanjutan: 250 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan
    • Dosis maksimal: Tidak melebihi 1000 mg per hari

2. Untuk Mengatasi Nyeri Haid (Dismenore)

  • Dewasa dan remaja putri:
    • Dosis awal: 500 mg
    • Dosis lanjutan: 250 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan
    • Durasi pengobatan: Biasanya 2-3 hari, dimulai saat gejala pertama muncul

3. Untuk Pasien Lanjut Usia

  • Dosis yang lebih rendah mungkin direkomendasikan untuk mengurangi risiko efek samping
  • Penyesuaian dosis dapat dilakukan berdasarkan fungsi ginjal dan hati

Penting untuk diingat bahwa asam mefenamat tidak direkomendasikan untuk anak-anak di bawah usia 14 tahun tanpa pengawasan ketat dari dokter.

Aturan Pakai yang Tepat

Untuk memaksimalkan efektivitas dan meminimalkan risiko efek samping, ikuti aturan pakai berikut:

  • Konsumsi asam mefenamat bersama makanan atau segera setelah makan untuk mengurangi iritasi lambung
  • Telan tablet atau kapsul secara utuh dengan segelas air; jangan mengunyah, membelah, atau menghancurkannya
  • Jika menggunakan suspensi oral, kocok botol dengan baik sebelum mengukur dosis
  • Gunakan alat ukur yang disertakan dengan obat untuk memastikan dosis yang tepat
  • Jangan mengonsumsi asam mefenamat lebih lama dari yang diresepkan (umumnya tidak lebih dari 7 hari)
  • Jika lupa minum satu dosis, segera minum begitu ingat. Namun, jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat dan lanjutkan dengan jadwal normal

Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker jika ada pertanyaan atau keraguan tentang penggunaan asam mefenamat. Penyesuaian dosis mungkin diperlukan berdasarkan respons individu terhadap pengobatan dan adanya kondisi medis lain.

Efek Samping Asam Mefenamat

Meskipun asam mefenamat umumnya ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar pengguna, obat ini dapat menyebabkan beberapa efek samping. Penting untuk mengenali dan memahami potensi efek samping ini agar dapat mengambil tindakan yang tepat jika terjadi. Efek samping asam mefenamat dapat dibagi menjadi dua kategori: efek samping umum dan efek samping serius.

Efek Samping Umum

Efek samping umum biasanya ringan dan dapat hilang seiring waktu setelah tubuh menyesuaikan diri dengan obat. Efek samping ini meliputi:

  • Gangguan pencernaan: mual, muntah, sakit perut, kembung, atau diare
  • Sakit kepala ringan
  • Pusing atau vertigo
  • Mengantuk atau insomnia
  • Mulut kering
  • Ruam kulit ringan atau gatal-gatal
  • Telinga berdenging (tinnitus)

Efek Samping Serius

Meskipun jarang terjadi, efek samping serius dapat muncul dan memerlukan perhatian medis segera. Hentikan penggunaan asam mefenamat dan segera hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala berikut:

  • Tanda-tanda reaksi alergi berat: ruam kulit parah, gatal-gatal, pembengkakan (terutama pada wajah, lidah, atau tenggorokan), kesulitan bernapas, atau pusing berat
  • Gejala perdarahan saluran cerna: muntah darah, tinja hitam atau berdarah, atau nyeri perut yang parah
  • Tanda-tanda masalah hati: mual berkelanjutan, kehilangan nafsu makan, kelelahan yang tidak biasa, urine gelap, atau kulit/mata menguning
  • Gejala gangguan ginjal: perubahan jumlah atau warna urine, pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki
  • Masalah jantung: nyeri dada, detak jantung cepat atau tidak teratur, sesak napas
  • Gejala neurologis: sakit kepala parah, kejang, perubahan penglihatan, atau kebingungan
  • Tanda-tanda infeksi: demam tinggi, menggigil, atau sakit tenggorokan yang persisten

Faktor Risiko Efek Samping

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping saat menggunakan asam mefenamat:

  • Usia lanjut (di atas 65 tahun)
  • Riwayat penyakit lambung atau usus
  • Penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi
  • Konsumsi alkohol bersamaan dengan obat
  • Penggunaan bersamaan dengan obat antikoagulan atau kortikosteroid
  • Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, seperti penyakit jantung, hati, atau ginjal

Untuk meminimalkan risiko efek samping, selalu ikuti petunjuk penggunaan yang diberikan oleh dokter atau apoteker. Jangan melebihi dosis yang direkomendasikan atau menggunakan obat lebih lama dari yang ditentukan tanpa konsultasi medis.

Interaksi Obat dengan Asam Mefenamat

Asam mefenamat dapat berinteraksi dengan berbagai obat lain, yang dapat mempengaruhi efektivitasnya atau meningkatkan risiko efek samping. Penting untuk memberitahu dokter atau apoteker tentang semua obat yang sedang dikonsumsi, termasuk obat resep, obat bebas, suplemen herbal, dan vitamin. Berikut adalah beberapa interaksi obat yang perlu diperhatikan:

1. Interaksi dengan Obat Antikoagulan

Penggunaan bersamaan asam mefenamat dengan obat pengencer darah seperti warfarin, heparin, atau aspirin dosis rendah dapat meningkatkan risiko perdarahan. Dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis atau memantau lebih ketat jika kombinasi ini diperlukan.

2. Interaksi dengan Obat Antihipertensi

Asam mefenamat dapat mengurangi efektivitas beberapa obat penurun tekanan darah, termasuk:

  • ACE inhibitor (seperti lisinopril, enalapril)
  • ARB (seperti losartan, valsartan)
  • Beta-blocker (seperti metoprolol, atenolol)
  • Diuretik (seperti furosemide, hydrochlorothiazide)

Pemantauan tekanan darah yang lebih ketat mungkin diperlukan jika menggunakan kombinasi obat ini.

3. Interaksi dengan Obat Antidepresan

Penggunaan bersamaan dengan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) seperti fluoxetine atau sertraline dapat meningkatkan risiko perdarahan gastrointestinal.

4. Interaksi dengan Kortikosteroid

Kombinasi asam mefenamat dengan kortikosteroid (seperti prednisone) dapat meningkatkan risiko ulkus lambung dan perdarahan gastrointestinal.

5. Interaksi dengan Obat Diabetes

Asam mefenamat dapat meningkatkan efek obat antidiabetes oral, seperti sulfonilurea (misalnya glibenclamide). Pemantauan kadar gula darah yang lebih ketat mungkin diperlukan.

6. Interaksi dengan Lithium

Asam mefenamat dapat meningkatkan kadar lithium dalam darah, yang berpotensi menyebabkan toksisitas. Pemantauan kadar lithium mungkin diperlukan jika kedua obat ini digunakan bersamaan.

7. Interaksi dengan Methotrexate

Penggunaan bersamaan dapat meningkatkan kadar methotrexate dalam darah, meningkatkan risiko efek toksik.

8. Interaksi dengan Obat Lain

  • Ciclosporin dan tacrolimus: Dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal
  • Quinolone antibiotics (seperti ciprofloxacin): Dapat meningkatkan risiko kejang
  • Zidovudine: Dapat meningkatkan risiko toksisitas hematologis

Selalu informasikan kepada dokter atau apoteker tentang semua obat yang sedang dikonsumsi sebelum memulai pengobatan dengan asam mefenamat. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis, mengganti obat, atau merekomendasikan pemantauan lebih ketat untuk mencegah interaksi yang tidak diinginkan.

Kontraindikasi Penggunaan Asam Mefenamat

Meskipun asam mefenamat efektif dalam mengatasi berbagai jenis nyeri, ada beberapa kondisi di mana penggunaan obat ini tidak dianjurkan atau bahkan dilarang. Kontraindikasi ini penting untuk diperhatikan guna menghindari risiko efek samping yang serius atau memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada. Berikut adalah beberapa kontraindikasi utama penggunaan asam mefenamat:

1. Hipersensitivitas atau Alergi

Asam mefenamat tidak boleh digunakan oleh individu yang memiliki riwayat alergi atau hipersensitivitas terhadap obat ini atau obat NSAID lainnya seperti aspirin, ibuprofen, atau naproxen. Reaksi alergi dapat berkisar dari ringan hingga berat dan berpotensi mengancam jiwa.

2. Riwayat Asma yang Dipicu NSAID

Pasien dengan riwayat serangan asma, urtikaria, atau reaksi alergi tipe lain setelah mengonsumsi aspirin atau NSAID lainnya tidak boleh menggunakan asam mefenamat karena risiko bronkospasme yang dapat mengancam jiwa.

3. Ulkus Peptik Aktif atau Riwayat Perdarahan Gastrointestinal

Penggunaan asam mefenamat dapat meningkatkan risiko perdarahan dan perforasi saluran cerna, terutama pada pasien dengan riwayat ulkus peptik atau perdarahan gastrointestinal.

4. Penyakit Inflamasi Usus

Pasien dengan penyakit Crohn atau kolitis ulseratif sebaiknya menghindari penggunaan asam mefenamat karena dapat memperburuk kondisi tersebut.

5. Gangguan Fungsi Hati yang Berat

Asam mefenamat dapat meningkatkan risiko kerusakan hati pada pasien dengan gangguan fungsi hati yang sudah ada sebelumnya.

6. Gangguan Fungsi Ginjal yang Berat

Penggunaan asam mefenamat pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang signifikan dapat menyebabkan perburukan fungsi ginjal dan retensi cairan.

7. Gagal Jantung Kongestif

Asam mefenamat dapat menyebabkan retensi cairan dan edema, yang dapat memperburuk kondisi gagal jantung.

8. Kehamilan Trimester Ketiga

Penggunaan asam mefenamat selama trimester ketiga kehamilan dapat menyebabkan penutupan prematur duktus arteriosus janin dan komplikasi lainnya.

9. Operasi Bypass Koroner

Asam mefenamat tidak boleh digunakan untuk mengatasi nyeri perioperatif pada setting operasi bypass koroner (CABG) karena dapat meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular.

10. Gangguan Pembekuan Darah

Pasien dengan gangguan pembekuan darah atau yang sedang menjalani terapi antikoagulan harus berhati-hati dalam menggunakan asam mefenamat karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.

11. Dehidrasi

Penggunaan asam mefenamat pada pasien yang mengalami dehidrasi dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal.

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai pengobatan dengan asam mefenamat, terutama jika Anda memiliki salah satu kondisi di atas atau kondisi medis lainnya. Dokter akan mengevaluasi risiko dan manfaat penggunaan obat ini berdasarkan kondisi kesehatan individual Anda.

Penggunaan Asam Mefenamat pada Kehamilan dan Menyusui

Penggunaan asam mefenamat selama kehamilan dan menyusui memerlukan pertimbangan khusus karena dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Berikut adalah panduan penggunaan asam mefenamat pada kondisi kehamilan dan menyusui:

Penggunaan Selama Kehamilan

Asam mefenamat termasuk dalam kategori C untuk kehamilan pada trimester pertama dan kedua, yang berarti:

  • Studi pada hewan telah menunjukkan efek samping pada janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
  • Obat hanya boleh digunakan jika manfaat yang diharapkan melebihi risiko potensial terhadap janin.

Untuk trimester ketiga kehamilan, asam mefenamat masuk dalam kategori D, yang berarti:

  • Ada bukti positif risiko pada janin manusia.
  • Penggunaan obat pada trimester ketiga dapat menyebabkan penutupan prematur duktus arteriosus janin, yang dapat mengakibatkan hipertensi pulmoner persisten pada bayi baru lahir.
  • Penggunaan menjelang persalinan dapat memperpanjang waktu perdarahan dan menghambat kontraksi uterus, sehingga meningkatkan risiko perdarahan pasca melahirkan.

Rekomendasi:

  • Hindari penggunaan asam mefenamat selama kehamilan, terutama pada trimester ketiga, kecuali jika sangat diperlukan dan atas rekomendasi dokter.
  • Jika diperlukan penggunaan obat pereda nyeri selama kehamilan, konsultasikan dengan dokter untuk alternatif yang lebih aman, seperti parasetamol.

Penggunaan Selama Menyusui

Asam mefenamat dapat terserap ke dalam ASI dalam jumlah kecil. Meskipun risiko efek samping pada bayi yang disusui umumnya rendah, beberapa pertimbangan perlu diperhatikan:

  • Penggunaan jangka pendek (1-2 hari) umumnya dianggap aman bagi ibu menyusui.
  • Penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi dapat meningkatkan risiko efek samping pada bayi, seperti gangguan pencernaan atau perubahan fungsi trombosit.

Rekomendasi:

  • Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan asam mefenamat selama menyusui.
  • Jika digunakan, pantau bayi untuk kemungkinan efek samping seperti diare, muntah, atau perubahan pola makan.
  • Pertimbangkan alternatif yang lebih aman seperti ibuprofen atau parasetamol jika diperlukan penggunaan jangka panjang.

Pertimbangan Khusus

  • Wanita yang sedang merencanakan kehamilan sebaiknya menghindari penggunaan asam mefenamat karena dapat mengganggu ovulasi dan mengurangi kesuburan.
  • Jika Anda sedang hamil atau menyusui dan telah mengonsumsi asam mefenamat, segera informasikan kepada dokter Anda untuk evaluasi dan pemantauan lebih lanjut.
  • Dalam situasi di mana manfaat penggunaan asam mefenamat dianggap lebih besar daripada risikonya selama kehamilan atau menyusui, dokter akan meresepkan dosis terendah yang efektif untuk jangka waktu sesingkat mungkin.

Selalu utamakan keselamatan ibu dan bayi dengan berkonsultasi pada profesional kesehatan sebelum menggunakan obat apapun selama kehamilan atau menyusui. Dokter akan mempertimbangkan kondisi individual Anda untuk menentukan pilihan pengobatan yang paling tepat dan aman.

Cara Penyimpanan Asam Mefenamat yang Tepat

Penyimpanan yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas dan efektivitas asam mefenamat. Berikut adalah panduan lengkap untuk menyimpan obat ini dengan benar:

1. Suhu Penyimpanan

  • Simpan asam mefenamat pada suhu ruangan, idealnya antara 20-25°C (68-77°F).
  • Hindari penyimpanan di tempat yang terlalu panas (di atas 30°C atau 86°F) atau terlalu dingin (di bawah 15°C atau 59°F).
  • Jangan menyimpan obat di dalam kulkas atau freezer, kecuali jika diinstruksikan secara khusus oleh apoteker atau produsen.

2. Kelembaban

  • Simpan di tempat yang kering dan terhindar dari kelembaban berlebih.
  • Hindari menyimpan obat di kamar mandi atau dekat dengan wastafel karena kelembaban tinggi dapat merusak obat.

3. Cahaya

  • Lindungi obat dari paparan sinar matahari langsung.
  • Simpan dalam wadah aslinya yang biasanya dirancang untuk melindungi obat dari cahaya.

4. Wadah Penyimpanan

  • Selalu simpan asam mefenamat dalam wadah aslinya yang tertutup rapat.
  • Jika Anda perlu memindahkan obat ke wadah lain (misalnya, kotak pil mingguan), pastikan wadah tersebut kedap udara dan terlindung dari cahaya.

5. Lokasi Penyimpanan

  • Pilih lokasi yang sejuk, kering, dan jauh dari sumber panas atau lembab seperti kompor, jendela yang terkena sinar matahari langsung, atau area kamar mandi.
  • Simpan obat di tempat yang tidak mudah dijangkau oleh anak-anak dan hewan peliharaan.

6. Pemisahan dari Obat Lain

  • Jangan mencampur asam mefenamat dengan obat lain dalam satu wadah untuk menghindari kontaminasi silang atau kesalahan penggunaan.

7. Pemeriksaan Rutin

  • Periksa obat secara berkala untuk memastikan tidak ada perubahan warna, bau, atau tekstur yang menunjukkan kerusakan.
  • Perhatikan tanggal kedaluwarsa dan buang obat yang sudah melewati tanggal tersebut.

8. Penyimpanan Sediaan Cair

  • Untuk sediaan suspensi, kocok botol dengan baik sebelum setiap penggunaan.
  • Setelah dibuka, simpan sesuai petunjuk pada label atau kemasan (biasanya tidak lebih dari 14 hari).

9. Perjalanan

  • Saat bepergian, bawa obat dalam wadah aslinya dengan label yang jelas.
  • Hindari meninggalkan obat di dalam mobil yang terparkir, terutama pada cuaca panas atau dingin ekstrem.

10. Pembuangan

  • Jangan membuang obat kadaluarsa atau yang tidak terpakai ke dalam toilet atau saluran air.
  • Ikuti petunjuk pembuangan obat yang aman dari apoteker atau fasilitas kesehatan setempat.

Dengan mengikuti panduan penyimpanan ini, Anda dapat memastikan bahwa asam mefenamat tetap aman dan efektif hingga tanggal kedaluwarsa. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang penyimpanan yang tepat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan apoteker atau dokter Anda.

Kesimpulan

Asam mefenamat merupakan obat OAINS yang efektif untuk meredakan nyeri dan peradangan. Namun, penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter untuk meminimalkan risiko efek samping. Konsultasi dengan tenaga medis profesional sangat penting sebelum menggunakan obat ini, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat lain. Ingatlah selalu untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang diberikan oleh dokter atau apoteker.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya