Liputan6.com, Jakarta Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki pengaruh signifikan dalam kehidupan keagamaan dan sosial masyarakat. Meski keduanya sama-sama berdasarkan ajaran Islam, terdapat sejumlah perbedaan mendasar antara NU dan Muhammadiyah dalam hal pemahaman dan praktik keagamaan. Artikel ini akan mengulas secara mendalam mengenai perbedaan Islam NU dan Muhammadiyah dari berbagai aspek, serta menyoroti persamaan dan peran penting keduanya bagi umat Islam di Indonesia.
Sejarah Berdirinya NU dan Muhammadiyah
Untuk memahami perbedaan antara NU dan Muhammadiyah, penting untuk mengetahui latar belakang sejarah berdirinya kedua organisasi ini:
Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur. Organisasi ini lahir sebagai respons terhadap berbagai perkembangan sosial-politik pada masa itu, terutama terkait kolonialisme Belanda dan munculnya gerakan pembaruan Islam. Beberapa tokoh utama yang berperan dalam pendirian NU antara lain:
- KH. Hasyim Asy'ari - pendiri dan pemimpin pertama NU
- KH. Wahab Hasbullah
- KH. Bisri Syansuri
Tujuan utama pendirian NU adalah untuk mempertahankan praktik-praktik keagamaan tradisional yang telah mengakar dalam masyarakat Indonesia, sekaligus mengakomodasi nilai-nilai kearifan lokal yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. NU menganut paham Ahlussunnah wal Jamaah dan berpegang pada empat mazhab fikih Sunni (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali).
Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta oleh KH. Ahmad Dahlan. Berbeda dengan NU, Muhammadiyah lahir dengan semangat pembaruan dan modernisasi Islam. Beberapa faktor yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah antara lain:
- Keprihatinan terhadap kondisi umat Islam yang dianggap mengalami kemunduran
- Keinginan untuk memurnikan ajaran Islam dari praktik-praktik yang dianggap bid'ah
- Upaya menghadapi tantangan modernitas dan pengaruh Barat
Muhammadiyah memiliki slogan "kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah" sebagai landasan gerakannya. Organisasi ini fokus pada pengembangan pendidikan modern, pelayanan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat berdasarkan nilai-nilai Islam.
Advertisement
Perbedaan Pemahaman dan Praktik Keagamaan
Salah satu perbedaan mendasar antara NU dan Muhammadiyah terletak pada pemahaman dan praktik keagamaan. Berikut ini beberapa aspek penting yang membedakan keduanya:
Sumber Hukum dan Metode Ijtihad
NU:
- Berpegang pada Al-Qur'an, Hadits, Ijma' (konsensus ulama), dan Qiyas (analogi)
- Mengakui otoritas kitab-kitab klasik (kitab kuning) sebagai sumber rujukan
- Menerapkan metode ijtihad yang lebih fleksibel, termasuk taqlid (mengikuti pendapat ulama terdahulu)
Muhammadiyah:
- Menekankan kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber utama
- Mendorong ijtihad langsung terhadap sumber-sumber primer
- Cenderung menolak taqlid dan lebih mengutamakan pemahaman rasional
Praktik Ibadah dan Ritual
NU:
- Membaca qunut dalam shalat Subuh
- Melaksanakan tahlilan dan yasinan untuk mendoakan orang yang meninggal
- Ziarah kubur dan tawassul (memohon kepada Allah melalui perantara)
- Memperingati Maulid Nabi dan Isra' Mi'raj
Muhammadiyah:
- Tidak membaca qunut dalam shalat Subuh
- Menolak praktik tahlilan dan yasinan
- Membatasi ziarah kubur dan menolak tawassul
- Tidak memperingati Maulid Nabi dan Isra' Mi'raj secara khusus
Penentuan Awal Ramadhan dan Hari Raya
NU:
- Menggunakan metode rukyatul hilal (melihat bulan secara langsung)
- Menunggu keputusan pemerintah melalui sidang isbat
Muhammadiyah:
- Menggunakan metode hisab (perhitungan astronomi)
- Seringkali mengeluarkan keputusan sendiri terlepas dari pemerintah
Perbedaan Pendekatan Dakwah dan Pendidikan
NU dan Muhammadiyah juga memiliki perbedaan dalam hal pendekatan dakwah dan sistem pendidikan yang dikembangkan:
Pendekatan Dakwah
NU:
- Dakwah kultural yang mengakomodasi tradisi lokal
- Pendekatan yang lebih lentur dan adaptif terhadap budaya setempat
- Menggunakan metode dakwah bil hikmah (dengan kebijaksanaan)
Muhammadiyah:
- Dakwah yang lebih puritan dan berorientasi pada pemurnian ajaran
- Pendekatan yang lebih tegas dalam menentang praktik-praktik yang dianggap bid'ah
- Fokus pada pengembangan lembaga pendidikan dan sosial modern
Sistem Pendidikan
NU:
- Mengembangkan sistem pesantren tradisional
- Menekankan pengajaran kitab kuning dan ilmu-ilmu keislaman klasik
- Mempertahankan metode sorogan dan bandongan dalam pengajaran
Muhammadiyah:
- Mendirikan sekolah-sekolah modern dengan kurikulum yang terintegrasi
- Menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum dalam sistem pendidikannya
- Mengadopsi metode pengajaran modern dan penggunaan teknologi
Advertisement
Persamaan dan Titik Temu NU dan Muhammadiyah
Meskipun terdapat banyak perbedaan, NU dan Muhammadiyah juga memiliki sejumlah persamaan dan titik temu yang penting:
Landasan Teologis
- Keduanya berpegang pada aqidah Ahlussunnah wal Jamaah
- Mengakui Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam
- Meyakini rukun iman dan rukun Islam yang sama
Tujuan Dakwah
- Sama-sama bertujuan untuk menyebarkan ajaran Islam dan meningkatkan kualitas umat
- Berkomitmen untuk memajukan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat
- Menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa
Peran dalam Kehidupan Berbangsa
- Keduanya memiliki kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
- Aktif dalam upaya pembangunan nasional dan pengembangan civil society
- Menjadi mitra pemerintah dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat
Peran NU dan Muhammadiyah dalam Masyarakat Indonesia
Sebagai dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat:
Bidang Pendidikan
NU dan Muhammadiyah sama-sama memiliki jaringan lembaga pendidikan yang luas, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Beberapa kontribusi penting mereka di bidang pendidikan antara lain:
- Meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat luas, terutama di daerah-daerah terpencil
- Mengembangkan kurikulum yang memadukan ilmu agama dan ilmu umum
- Mencetak kader-kader intelektual Muslim yang berkualitas
Bidang Sosial dan Kesehatan
Kedua organisasi ini juga aktif dalam pelayanan sosial dan kesehatan masyarakat, seperti:
- Mendirikan rumah sakit dan klinik kesehatan
- Mengelola panti asuhan dan lembaga sosial lainnya
- Memberikan bantuan kemanusiaan saat terjadi bencana alam
Bidang Ekonomi
NU dan Muhammadiyah turut berperan dalam pemberdayaan ekonomi umat melalui berbagai program, seperti:
- Pengembangan koperasi syariah dan lembaga keuangan mikro
- Pelatihan kewirausahaan bagi anggota dan masyarakat umum
- Pengelolaan wakaf produktif untuk kesejahteraan umat
Advertisement
Tantangan dan Peluang di Era Modern
Sebagai organisasi yang telah berusia lebih dari satu abad, NU dan Muhammadiyah menghadapi berbagai tantangan sekaligus peluang di era modern ini:
Tantangan
- Menjaga relevansi ajaran dan program di tengah perubahan zaman
- Menghadapi arus radikalisme dan ekstremisme agama
- Merespons isu-isu kontemporer seperti pluralisme, gender, dan HAM
- Regenerasi kepemimpinan dan kaderisasi anggota
Peluang
- Pemanfaatan teknologi digital untuk dakwah dan pendidikan
- Pengembangan ekonomi syariah dan keuangan inklusif
- Peningkatan peran dalam diplomasi publik dan hubungan internasional
- Kontribusi dalam penyelesaian konflik dan perdamaian global
Cara Menyikapi Perbedaan NU dan Muhammadiyah
Menghadapi perbedaan antara NU dan Muhammadiyah, umat Islam di Indonesia perlu menyikapinya dengan bijak. Berikut beberapa cara yang dapat ditempuh:
Memahami Akar Perbedaan
Penting untuk memahami bahwa perbedaan antara NU dan Muhammadiyah berakar pada konteks sejarah dan pendekatan yang berbeda dalam memahami Islam. Dengan mengetahui latar belakang ini, kita dapat lebih menghargai keragaman pemikiran dalam Islam.
Fokus pada Persamaan
Meskipun ada perbedaan, NU dan Muhammadiyah memiliki banyak persamaan dalam hal aqidah dan tujuan dakwah. Fokus pada persamaan ini dapat membantu memperkuat persatuan umat Islam.
Menghindari Fanatisme Berlebihan
Penting untuk tidak terjebak dalam fanatisme sempit terhadap salah satu organisasi. Sikap terbuka dan saling menghormati akan menciptakan suasana yang lebih kondusif bagi perkembangan Islam di Indonesia.
Mendorong Dialog dan Kerjasama
NU dan Muhammadiyah perlu terus membangun dialog dan kerjasama dalam berbagai bidang. Hal ini akan memperkuat solidaritas umat dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa.
Advertisement
Pertanyaan Umum (FAQ) Seputar Perbedaan NU dan Muhammadiyah
1. Apakah NU dan Muhammadiyah memiliki perbedaan dalam hal aqidah?
Tidak, secara umum NU dan Muhammadiyah memiliki aqidah yang sama yaitu Ahlussunnah wal Jamaah. Perbedaan utama terletak pada metode pemahaman dan praktik keagamaan.
2. Bolehkah anggota NU shalat di masjid Muhammadiyah atau sebaliknya?
Tentu saja boleh. Perbedaan organisasi tidak menghalangi umat Islam untuk beribadah di masjid manapun. Yang terpenting adalah niat untuk beribadah kepada Allah SWT.
3. Mengapa NU dan Muhammadiyah sering berbeda dalam menentukan awal Ramadhan dan Hari Raya?
Perbedaan ini terjadi karena metode penentuan yang berbeda. NU menggunakan rukyatul hilal (melihat bulan), sementara Muhammadiyah menggunakan hisab (perhitungan astronomi).
4. Apakah anggota NU dan Muhammadiyah boleh menikah?
Tentu saja boleh. Perbedaan organisasi keagamaan bukan halangan untuk menikah selama keduanya sama-sama Muslim dan memenuhi syarat pernikahan dalam Islam.
5. Bagaimana sikap NU dan Muhammadiyah terhadap tradisi lokal?
NU cenderung lebih akomodatif terhadap tradisi lokal yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Sementara Muhammadiyah lebih selektif dan cenderung menghindari praktik-praktik yang dianggap tidak memiliki dasar dalam Al-Qur'an dan Hadits.
Kesimpulan
Perbedaan antara NU dan Muhammadiyah merupakan cerminan dari keragaman pemahaman dan praktik Islam di Indonesia. Meski memiliki pendekatan yang berbeda, kedua organisasi ini memiliki tujuan yang sama yaitu menyebarkan ajaran Islam dan meningkatkan kesejahteraan umat. Perbedaan ini seharusnya dipandang sebagai kekayaan intelektual dan spiritual yang memperkaya wacana keislaman di Indonesia.
Sebagai dua organisasi Islam terbesar, NU dan Muhammadiyah telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan agama, pendidikan, dan kehidupan sosial di Indonesia. Keduanya terus berperan aktif dalam menghadapi tantangan zaman dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Yang terpenting adalah bagaimana umat Islam dapat menyikapi perbedaan ini dengan bijak, saling menghormati, dan terus membangun kerjasama demi kemaslahatan bersama.
Pada akhirnya, keberadaan NU dan Muhammadiyah dengan segala dinamikanya justru memperkaya khazanah Islam di Indonesia. Keragaman pemikiran dan pendekatan dalam beragama ini menjadi modal berharga bagi Indonesia untuk terus membangun peradaban Islam yang moderat, inklusif, dan relevan dengan perkembangan zaman. Dengan memahami perbedaan dan menghargai persamaan, umat Islam di Indonesia dapat bersatu dalam keragaman, mewujudkan Islam yang rahmatan lil 'alamin.
Advertisement
