Pengertian Kepribadian Adalah: Definisi, Ciri dan Teori Menurut Para Ahli

Kepribadian adalah keseluruhan cara seseorang berinteraksi dengan lingkungannya yang mencerminkan karakteristik unik individu tersebut.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Jan 2025, 10:43 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2025, 10:43 WIB
pengertian kepribadian adalah
pengertian kepribadian adalah ©Ilustrasi dibuat AI

Definisi Kepribadian

Liputan6.com, Jakarta Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain serta lingkungannya. Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan dan berperilaku yang relatif stabil dan dapat diperkirakan. Kepribadian mencerminkan karakteristik seseorang yang paling menonjol dan membedakannya dari orang lain.

Beberapa definisi kepribadian menurut para ahli:

  • Gordon Allport: Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
  • Sigmund Freud: Kepribadian adalah integrasi dari id, ego dan superego.
  • Carl Rogers: Kepribadian adalah diri (self) sebagai pusat pengalaman yang bermakna dan menjadi tujuan eksistensi.
  • Raymond Cattell: Kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dilakukan seseorang dalam situasi tertentu.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan pola khas dari pikiran, perasaan dan tingkah laku yang membedakan seseorang dengan orang lain dan relatif menetap serta konsisten sepanjang waktu. Kepribadian terbentuk dari interaksi antara faktor bawaan dan lingkungan.

Ciri-Ciri Kepribadian

Kepribadian memiliki beberapa ciri utama yang membedakannya dari konsep psikologis lainnya:

1. Bersifat Unik

Setiap individu memiliki kepribadian yang unik dan berbeda satu sama lain. Tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang persis sama, bahkan pada anak kembar identik sekalipun. Keunikan ini terbentuk dari kombinasi faktor genetik dan pengalaman hidup yang berbeda-beda.

2. Relatif Stabil

Meskipun dapat berubah, kepribadian cenderung konsisten dan stabil sepanjang waktu. Pola pikir, perasaan dan perilaku seseorang relatif menetap dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi. Perubahan kepribadian biasanya terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang lama.

3. Terpola dan Terorganisir

Kepribadian bukanlah kumpulan sifat yang terpisah-pisah, melainkan suatu kesatuan yang terorganisir. Berbagai aspek kepribadian saling terkait membentuk suatu pola yang khas. Pola ini relatif konsisten dalam berbagai situasi.

4. Dinamis

Meskipun relatif stabil, kepribadian bersifat dinamis dan dapat berubah. Perubahan dapat terjadi akibat pematangan, pengalaman hidup, atau upaya sadar untuk mengubah diri. Kepribadian terus berkembang sepanjang hidup seseorang.

5. Mencakup Aspek Fisik dan Psikologis

Kepribadian meliputi aspek fisik seperti penampilan dan perilaku, serta aspek psikologis seperti pikiran, perasaan, sikap, dan nilai-nilai. Kedua aspek ini saling mempengaruhi dalam membentuk kepribadian seseorang.

Teori Kepribadian Menurut Para Ahli

Terdapat berbagai teori yang dikemukakan para ahli untuk menjelaskan pembentukan dan perkembangan kepribadian manusia. Beberapa teori kepribadian yang paling berpengaruh antara lain:

1. Teori Psikoanalisis Sigmund Freud

Freud membagi struktur kepribadian menjadi tiga sistem, yaitu:

  • Id: Aspek biologis yang berisi dorongan-dorongan primitif dan bekerja berdasarkan prinsip kesenangan.
  • Ego: Aspek psikologis yang bekerja berdasarkan prinsip realitas untuk memenuhi kebutuhan id dengan cara-cara yang dapat diterima.
  • Superego: Aspek sosiologis yang berisi nilai-nilai moral dan aturan masyarakat.

Menurut Freud, kepribadian terbentuk dari interaksi ketiga sistem tersebut. Konflik antara dorongan id, tuntutan realitas ego, dan nilai-nilai superego akan mempengaruhi perilaku seseorang.

2. Teori Analitik Carl Gustav Jung

Jung membagi kepribadian menjadi dua tipe utama:

  • Ekstrovert: Orientasi jiwa ke luar diri, mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.
  • Introvert: Orientasi jiwa ke dalam diri, cenderung menarik diri dari lingkungan sosial.

Jung juga mengemukakan konsep ketidaksadaran kolektif yang berisi archetypes atau pola dasar perilaku yang diwariskan secara evolusioner.

3. Teori Psikososial Erik Erikson

Erikson membagi perkembangan kepribadian menjadi 8 tahap psikososial sepanjang rentang kehidupan:

  1. Trust vs Mistrust (0-1 tahun)
  2. Autonomy vs Shame and Doubt (1-3 tahun)
  3. Initiative vs Guilt (3-6 tahun)
  4. Industry vs Inferiority (6-12 tahun)
  5. Identity vs Role Confusion (12-18 tahun)
  6. Intimacy vs Isolation (18-40 tahun)
  7. Generativity vs Stagnation (40-65 tahun)
  8. Ego Integrity vs Despair (65 tahun ke atas)

Setiap tahap memiliki krisis psikososial yang harus diselesaikan untuk perkembangan kepribadian yang sehat.

4. Teori Humanistik Abraham Maslow

Maslow menekankan pentingnya aktualisasi diri dalam perkembangan kepribadian. Ia mengemukakan hierarki kebutuhan manusia yang terdiri dari:

  1. Kebutuhan fisiologis
  2. Kebutuhan rasa aman
  3. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki
  4. Kebutuhan harga diri
  5. Kebutuhan aktualisasi diri

Menurut Maslow, kepribadian yang sehat terbentuk ketika seseorang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut secara hierarkis.

5. Teori Tipe Kepribadian Hans Eysenck

Eysenck mengemukakan tiga dimensi utama kepribadian:

  • Ekstraversi-Introversi
  • Neurotisisme-Stabilitas Emosi
  • Psikotisisme

Kombinasi dari ketiga dimensi tersebut membentuk tipe kepribadian yang berbeda-beda. Eysenck menekankan peran faktor genetik dalam pembentukan kepribadian.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian

Pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kepribadian antara lain:

1. Faktor Genetik

Gen yang diwariskan dari orang tua memberikan landasan biologis bagi perkembangan kepribadian. Beberapa sifat kepribadian memiliki komponen genetik yang kuat, seperti tingkat aktivitas, stabilitas emosi, dan sosiabilitas. Penelitian pada anak kembar identik yang dibesarkan terpisah menunjukkan adanya kesamaan kepribadian yang signifikan.

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan tempat seseorang tumbuh dan berkembang sangat mempengaruhi pembentukan kepribadiannya. Beberapa aspek lingkungan yang berperan penting antara lain:

  • Keluarga: Pola asuh, hubungan dengan orang tua dan saudara
  • Teman sebaya: Interaksi sosial dan pengaruh kelompok
  • Sekolah: Pendidikan formal dan informal
  • Masyarakat: Norma sosial, budaya, dan nilai-nilai
  • Media: Paparan terhadap berbagai informasi dan model perilaku

3. Pengalaman Hidup

Berbagai pengalaman yang dialami seseorang sepanjang hidupnya turut membentuk kepribadiannya. Pengalaman-pengalaman penting seperti trauma, pencapaian, kegagalan, dan hubungan interpersonal dapat mempengaruhi cara seseorang memandang diri dan dunianya.

4. Faktor Fisik

Kondisi fisik seseorang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Misalnya, seseorang dengan kecacatan fisik mungkin mengembangkan kepribadian yang berbeda dibandingkan orang tanpa kecacatan. Faktor hormonal dan neurologis juga berperan dalam pembentukan kepribadian.

5. Faktor Spiritual

Keyakinan spiritual dan religiusitas seseorang dapat mempengaruhi nilai-nilai, sikap, dan perilakunya. Pengalaman spiritual sering kali membentuk aspek penting dari identitas dan kepribadian seseorang.

Tipe-Tipe Kepribadian

Para ahli telah mengembangkan berbagai sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tipe-tipe kepribadian. Beberapa model tipe kepribadian yang populer antara lain:

1. Tipe Kepribadian MBTI (Myers-Briggs Type Indicator)

MBTI membagi kepribadian menjadi 16 tipe berdasarkan 4 dimensi:

  • Extraversion (E) vs Introversion (I)
  • Sensing (S) vs Intuition (N)
  • Thinking (T) vs Feeling (F)
  • Judging (J) vs Perceiving (P)

Contoh tipe kepribadian MBTI: ISTJ, ENFP, INTJ, dll.

2. Model Lima Besar (Big Five)

Model ini mengelompokkan kepribadian ke dalam 5 dimensi utama:

  • Openness to Experience (Keterbukaan terhadap Pengalaman)
  • Conscientiousness (Kesadaran)
  • Extraversion (Ekstraversi)
  • Agreeableness (Keramahan)
  • Neuroticism (Neurotisisme)

3. Tipe Kepribadian Hippocrates-Galenus

Teori ini membagi kepribadian menjadi 4 tipe berdasarkan cairan tubuh yang dominan:

  • Sanguinis: Optimis, ceria, mudah bergaul
  • Koleris: Ambisius, tegas, mudah marah
  • Melankolis: Perfeksionis, analitis, pemikir
  • Phlegmatis: Tenang, santai, penyabar

4. Tipe A dan B

Pembagian kepribadian berdasarkan pola perilaku:

  • Tipe A: Kompetitif, ambisius, tidak sabaran, mudah stres
  • Tipe B: Santai, sabar, kurang kompetitif

Perkembangan Kepribadian

Kepribadian bukanlah sesuatu yang statis, melainkan terus berkembang sepanjang hidup seseorang. Beberapa tahap penting dalam perkembangan kepribadian antara lain:

1. Masa Bayi dan Kanak-kanak

Pada tahap ini, anak mulai membentuk pola kelekatan dengan pengasuh utama yang akan mempengaruhi hubungan interpersonal di masa depan. Anak juga mulai mengembangkan konsep diri dan belajar mengontrol impuls.

2. Masa Remaja

Remaja mengalami krisis identitas dan berusaha menemukan jati dirinya. Terjadi perubahan fisik, kognitif, dan sosial yang signifikan. Pengaruh teman sebaya sangat kuat pada masa ini.

3. Masa Dewasa Awal

Individu mulai membentuk hubungan intim, membangun karir, dan mengambil peran sosial sebagai orang dewasa. Kepribadian cenderung lebih stabil pada masa ini.

4. Masa Dewasa Tengah

Terjadi evaluasi ulang terhadap tujuan hidup dan pencapaian. Individu mungkin mengalami krisis paruh baya. Fokus bergeser pada generativitas dan meninggalkan warisan.

5. Masa Dewasa Akhir

Individu menghadapi perubahan peran sosial dan penurunan fungsi fisik. Terjadi refleksi terhadap kehidupan dan pencapaian integritas diri.

Cara Mengenali Kepribadian Seseorang

Mengenali kepribadian seseorang bukanlah hal yang mudah, namun ada beberapa cara yang dapat membantu:

1. Observasi Perilaku

Amati bagaimana seseorang berperilaku dalam berbagai situasi. Perhatikan pola-pola yang konsisten dalam cara mereka berbicara, bertindak, dan berinteraksi dengan orang lain.

2. Komunikasi Langsung

Ajak orang tersebut berbicara dan dengarkan dengan seksama. Perhatikan cara mereka mengekspresikan pikiran dan perasaan, serta topik-topik yang mereka minati.

3. Tes Kepribadian

Gunakan alat ukur psikologis seperti MBTI, Big Five Inventory, atau tes kepribadian lainnya. Namun, ingat bahwa hasil tes hanya memberikan gambaran umum dan bukan diagnosis yang absolut.

4. Feedback dari Orang Lain

Tanyakan pendapat orang-orang yang dekat dengan individu tersebut. Mereka mungkin memiliki wawasan yang berharga tentang kepribadian orang itu.

5. Analisis Lingkungan

Perhatikan lingkungan tempat seseorang tinggal dan bekerja. Pilihan dekorasi, hobi, dan aktivitas dapat memberikan petunjuk tentang kepribadian mereka.

Manfaat Memahami Kepribadian

Memahami kepribadian, baik diri sendiri maupun orang lain, memiliki berbagai manfaat:

1. Pengembangan Diri

Dengan mengenali kekuatan dan kelemahan kepribadian, seseorang dapat fokus pada area yang perlu dikembangkan dan memanfaatkan potensi dirinya secara optimal.

2. Hubungan Interpersonal yang Lebih Baik

Pemahaman tentang kepribadian membantu dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain secara lebih efektif. Ini dapat meningkatkan kualitas hubungan personal dan profesional.

3. Pemilihan Karir yang Tepat

Mengetahui tipe kepribadian dapat membantu dalam memilih karir yang sesuai dengan karakteristik dan minat seseorang, sehingga meningkatkan kepuasan kerja.

4. Manajemen Stres yang Lebih Baik

Pemahaman tentang kepribadian membantu mengidentifikasi sumber stres dan mengembangkan strategi koping yang sesuai dengan karakteristik individu.

5. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Mengenali pola pikir dan kecenderungan perilaku diri sendiri dapat membantu dalam membuat keputusan yang lebih selaras dengan nilai dan tujuan pribadi.

Kesimpulan

Kepribadian adalah konsep yang kompleks dan multidimensi yang mencerminkan keunikan setiap individu. Pemahaman tentang kepribadian melibatkan berbagai aspek, mulai dari definisi, ciri-ciri, teori-teori yang dikemukakan para ahli, hingga faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya. Meskipun terdapat berbagai pendekatan dalam memahami kepribadian, semua teori sepakat bahwa kepribadian terbentuk dari interaksi antara faktor bawaan dan lingkungan.

Mengenali dan memahami kepribadian, baik diri sendiri maupun orang lain, memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari pengembangan diri, peningkatan kualitas hubungan interpersonal, hingga pemilihan karir yang tepat. Namun, penting untuk diingat bahwa kepribadian bukanlah sesuatu yang kaku dan tidak dapat berubah. Setiap individu memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya.

Dengan memahami kompleksitas kepribadian, kita dapat lebih menghargai keunikan setiap individu dan mengembangkan sikap yang lebih empatik dalam berinteraksi dengan orang lain. Pada akhirnya, pemahaman yang mendalam tentang kepribadian dapat menjadi kunci untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan memuaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya