Tujuan Didirikannya Sarekat Islam: Sejarah dan Perkembangan Organisasi Pergerakan Nasional

Pelajari sejarah dan tujuan didirikannya Sarekat Islam sebagai organisasi pergerakan nasional yang memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia.

oleh Shani Ramadhan Rasyid Diperbarui 05 Mar 2025, 07:41 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 07:41 WIB
tujuan didirikannya sarekat islam
tujuan didirikannya sarekat islam ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sarekat Islam merupakan salah satu organisasi pergerakan nasional yang memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Organisasi ini didirikan pada awal abad ke-20 sebagai respons terhadap kondisi sosial, ekonomi dan politik masyarakat pribumi di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai sejarah berdirinya Sarekat Islam, tujuan pendiriannya, tokoh-tokoh penting di baliknya, serta perkembangan dan dampaknya terhadap pergerakan nasional Indonesia.

Promosi 1

Latar Belakang Historis Berdirinya Sarekat Islam

Untuk memahami tujuan didirikannya Sarekat Islam, kita perlu melihat konteks historis yang melatarbelakangi kelahirannya. Pada awal abad ke-20, masyarakat pribumi Indonesia berada dalam kondisi yang sangat tertekan di bawah sistem kolonialisme Belanda. Beberapa faktor yang mendorong lahirnya organisasi pergerakan seperti Sarekat Islam antara lain:

  • Kebijakan Politik Etis yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1901, yang membuka kesempatan pendidikan bagi sebagian kecil masyarakat pribumi dan melahirkan golongan terpelajar.
  • Meningkatnya kesadaran nasional di kalangan kaum terpelajar pribumi akan kondisi bangsanya yang terjajah.
  • Dominasi ekonomi oleh pedagang-pedagang asing, terutama etnis Tionghoa, yang menyebabkan kesenjangan dengan pedagang pribumi.
  • Sistem feodalisme yang masih kuat dan membatasi mobilitas sosial masyarakat pribumi.
  • Perlakuan diskriminatif pemerintah kolonial terhadap masyarakat pribumi dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam kondisi demikian, muncul keinginan di kalangan pedagang dan kaum terpelajar pribumi untuk membentuk wadah perjuangan guna memperbaiki nasib bangsanya. Hal inilah yang kemudian melahirkan organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1905 di Solo, yang menjadi cikal bakal Sarekat Islam.

Sejarah Pendirian dan Perkembangan Awal Sarekat Islam

Sarekat Islam berawal dari organisasi bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh Haji Samanhudi, seorang pedagang batik dari Solo, pada 16 Oktober 1905. Tujuan awal SDI adalah untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa yang mendominasi perdagangan saat itu.

Pada perkembangannya, SDI mengalami beberapa perubahan penting:

  • Tahun 1909: R.M. Tirtoadisuryo mendirikan cabang SDI di Batavia (Jakarta).
  • Tahun 1911: Nama organisasi diubah menjadi Sarekat Islam (SI) untuk memperluas cakupan keanggotaan.
  • Tahun 1912: H.O.S. Tjokroaminoto bergabung dan kemudian menjadi pemimpin SI yang sangat berpengaruh.
  • 14 September 1912: SI mendapatkan pengakuan resmi sebagai badan hukum dari pemerintah kolonial Belanda.

Di bawah kepemimpinan Tjokroaminoto, SI berkembang pesat menjadi organisasi massa dengan jumlah anggota yang besar. Fokus pergerakan SI pun meluas, tidak hanya di bidang ekonomi tetapi juga sosial, politik, dan keagamaan.

Tujuan Utama Didirikannya Sarekat Islam

Sesuai dengan anggaran dasarnya, tujuan didirikannya Sarekat Islam mencakup beberapa aspek penting, yaitu:

  1. Memajukan perdagangan pribumi

    SI berupaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat pribumi, terutama para pedagang Muslim, agar dapat bersaing dengan pedagang asing. Hal ini dilakukan melalui pembentukan koperasi, pemberian bantuan modal, dan pelatihan keterampilan usaha.

  2. Membantu anggota yang mengalami kesulitan

    Organisasi ini memiliki fungsi sebagai wadah gotong royong dan tolong-menolong di antara anggotanya, terutama dalam menghadapi masalah ekonomi dan sosial.

  3. Memajukan pendidikan dan pengajaran

    SI menyadari pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pribumi. Mereka mendirikan sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan untuk masyarakat.

  4. Mengembangkan kehidupan beragama Islam

    Sebagai organisasi yang berlandaskan Islam, SI berupaya memperkuat pemahaman dan pengamalan ajaran agama di kalangan anggota dan masyarakat luas.

  5. Memperjuangkan hak-hak rakyat pribumi

    SI menjadi wadah untuk menyuarakan aspirasi dan kepentingan masyarakat pribumi dalam menghadapi kebijakan pemerintah kolonial yang diskriminatif.

  6. Menumbuhkan semangat nasionalisme

    Melalui berbagai kegiatannya, SI berusaha membangkitkan kesadaran nasional dan rasa persatuan di antara masyarakat pribumi dari berbagai latar belakang.

Tujuan-tujuan tersebut mencerminkan upaya SI untuk melakukan perbaikan menyeluruh terhadap kondisi masyarakat pribumi, baik dari segi ekonomi, sosial, pendidikan, maupun politik.

Tokoh-tokoh Penting dalam Sarekat Islam

Keberhasilan Sarekat Islam dalam menjadi organisasi pergerakan yang berpengaruh tidak lepas dari peran tokoh-tokoh penting yang memimpinnya. Beberapa tokoh utama SI antara lain:

1. Haji Samanhudi (1868-1956)

Pendiri Sarekat Dagang Islam yang menjadi cikal bakal Sarekat Islam. Ia adalah seorang pedagang batik sukses dari Solo yang prihatin dengan kondisi pedagang pribumi yang tertekan oleh dominasi pedagang Tionghoa.

2. H.O.S. Tjokroaminoto (1882-1934)

Tokoh yang paling berpengaruh dalam perkembangan SI. Di bawah kepemimpinannya, SI berkembang menjadi organisasi massa terbesar pada masanya. Tjokroaminoto dikenal sebagai orator ulung dan pemikir yang tajam.

3. Agus Salim (1884-1954)

Salah satu ideolog utama SI yang memiliki pemikiran progresif. Ia berperan penting dalam merumuskan arah perjuangan SI dan menjaga agar organisasi tetap pada jalur moderatnya.

4. Abdul Muis (1883-1959)

Tokoh SI yang aktif dalam bidang jurnalistik dan politik. Ia pernah menjadi anggota Volksraad (semacam dewan perwakilan rakyat bentukan Belanda) mewakili SI.

5. Semaun (1899-1971)

Awalnya anggota SI yang kemudian menjadi tokoh berhaluan kiri. Ia memimpin faksi SI Merah yang nantinya memisahkan diri dan membentuk Partai Komunis Indonesia.

Tokoh-tokoh ini memiliki latar belakang dan pemikiran yang beragam, namun bersatu dalam upaya memperjuangkan nasib rakyat pribumi melalui SI. Keragaman pemikiran ini nantinya juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dinamika internal organisasi.

Strategi dan Bentuk Perjuangan Sarekat Islam

Dalam upaya mencapai tujuannya, Sarekat Islam menerapkan berbagai strategi dan bentuk perjuangan, meliputi:

1. Bidang Ekonomi

SI mendorong pemberdayaan ekonomi pribumi melalui:

  • Pembentukan koperasi dan lembaga keuangan mikro
  • Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan
  • Pemberian bantuan modal usaha kepada anggota
  • Pendirian usaha-usaha bersama

2. Bidang Sosial

Upaya SI dalam bidang sosial mencakup:

  • Pendirian lembaga-lembaga pendidikan
  • Pemberian bantuan sosial kepada anggota yang membutuhkan
  • Penyelenggaraan kegiatan dakwah dan pembinaan keagamaan
  • Pemberantasan praktik-praktik sosial yang dianggap merugikan masyarakat

3. Bidang Politik

Strategi politik SI meliputi:

  • Pengorganisasian massa untuk menyuarakan aspirasi rakyat
  • Penerbitan media massa sebagai sarana penyebaran gagasan
  • Pengiriman wakil ke lembaga-lembaga perwakilan bentukan pemerintah kolonial
  • Penyelenggaraan kongres-kongres untuk merumuskan arah perjuangan

4. Bidang Budaya

SI juga berupaya melestarikan dan mengembangkan budaya pribumi melalui:

  • Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kesenian dan budaya
  • Penerbitan karya-karya sastra dan budaya
  • Pembinaan nilai-nilai budaya lokal yang selaras dengan ajaran Islam

Melalui berbagai strategi dan bentuk perjuangan tersebut, SI berupaya melakukan perubahan secara menyeluruh terhadap kondisi masyarakat pribumi. Pendekatan yang digunakan cenderung moderat dan konstitusional, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya aksi-aksi yang lebih radikal dari beberapa elemen organisasi.

Perkembangan dan Dinamika Internal Sarekat Islam

Seiring dengan perkembangannya yang pesat, Sarekat Islam juga mengalami berbagai dinamika internal yang mempengaruhi arah pergerakannya:

1. Masa Kejayaan (1912-1920)

Periode ini ditandai dengan pertumbuhan pesat jumlah anggota SI hingga mencapai jutaan orang. SI menjadi organisasi massa terbesar dan paling berpengaruh di Hindia Belanda. Beberapa pencapaian penting pada masa ini:

  • Pendirian cabang-cabang SI di berbagai wilayah Nusantara
  • Penyelenggaraan kongres nasional pertama SI pada 1916
  • Pengiriman wakil SI ke Volksraad pada 1918

2. Masa Perpecahan (1920-1927)

Periode ini ditandai dengan munculnya perpecahan internal akibat perbedaan ideologi dan strategi perjuangan. Beberapa peristiwa penting:

  • Masuknya pengaruh komunisme yang dibawa oleh tokoh-tokoh seperti Semaun dan Darsono
  • Perpecahan antara SI Putih (pimpinan Tjokroaminoto) dan SI Merah (pimpinan Semaun)
  • Pemberlakuan disiplin partai yang melarang keanggotaan ganda pada 1921
  • Keluarnya kelompok SI Merah dan pembentukan Partai Komunis Indonesia pada 1924

3. Masa Konsolidasi (1927-1942)

Setelah perpecahan, SI berupaya melakukan konsolidasi internal dan menegaskan kembali identitas keislamannya. Beberapa perkembangan penting:

  • Perubahan nama menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) pada 1929
  • Penerapan prinsip "hijrah" yang menekankan non-kooperasi dengan pemerintah kolonial
  • Penguatan orientasi pan-Islamisme dan solidaritas dengan gerakan Islam internasional

Dinamika internal ini menunjukkan bahwa SI, sebagai organisasi pergerakan, tidak lepas dari berbagai tantangan dan konflik ideologis. Namun, hal ini juga mencerminkan kedinamisan pemikiran dan strategi perjuangan yang terus berkembang dalam menghadapi perubahan zaman.

Dampak dan Warisan Sarekat Islam terhadap Pergerakan Nasional

Meskipun mengalami pasang surut, keberadaan Sarekat Islam memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan pergerakan nasional Indonesia:

1. Penguatan Kesadaran Nasional

SI berhasil membangkitkan kesadaran nasional di kalangan masyarakat luas, tidak hanya terbatas pada golongan elit terpelajar. Organisasi ini menjadi wadah bagi rakyat biasa untuk terlibat dalam gerakan perjuangan nasional.

2. Pemberdayaan Ekonomi Pribumi

Upaya SI dalam memajukan perekonomian pribumi melalui koperasi dan usaha bersama menjadi model bagi gerakan-gerakan ekonomi kerakyatan di masa selanjutnya.

3. Pengembangan Pendidikan

Pendirian sekolah-sekolah oleh SI turut berkontribusi dalam meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat pribumi, yang pada gilirannya melahirkan kader-kader pergerakan nasional.

4. Penegasan Identitas Islam dalam Perjuangan Nasional

SI menunjukkan bahwa Islam dapat menjadi landasan ideologis bagi perjuangan kemerdekaan, sekaligus menegaskan peran umat Islam dalam pergerakan nasional.

5. Pengembangan Strategi Perjuangan

Pengalaman SI dalam menghadapi pemerintah kolonial memberikan pembelajaran berharga bagi organisasi-organisasi pergerakan lainnya dalam merumuskan strategi perjuangan.

6. Kaderisasi Tokoh Pergerakan

Banyak tokoh penting pergerakan nasional yang pernah menjadi anggota atau terlibat dalam kegiatan SI, termasuk Soekarno yang pernah menjadi murid Tjokroaminoto.

Warisan Sarekat Islam terus hidup dalam berbagai bentuk gerakan sosial, politik, dan keagamaan di Indonesia hingga saat ini. Semangat perjuangan dan nilai-nilai yang diusung SI menjadi inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya dalam upaya membangun bangsa.

Kesimpulan

Tujuan didirikannya Sarekat Islam mencerminkan semangat perjuangan untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia di tengah sistem kolonialisme. Melalui berbagai upaya di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, dan politik, SI berusaha memberdayakan masyarakat pribumi dan memperjuangkan hak-hak mereka. Meskipun menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal, keberadaan SI memberikan sumbangan yang signifikan bagi perkembangan pergerakan nasional Indonesia.

Warisan pemikiran dan perjuangan SI masih relevan hingga saat ini, terutama dalam upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan, peningkatan kualitas pendidikan, dan penguatan identitas nasional yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan. Memahami sejarah dan tujuan didirikannya Sarekat Islam dapat memberikan pelajaran berharga bagi generasi saat ini dalam menghadapi tantangan pembangunan bangsa di era modern.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya