Liputan6.com, Jakarta Sifat kikir merupakan salah satu karakter negatif yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Meski demikian, banyak orang yang belum memahami secara mendalam tentang arti kikir dan dampaknya. Artikel ini akan mengupas tuntas tentang sifat kikir dari berbagai sudut pandang.
Arti Kikir
Kikir merupakan sifat seseorang yang terlalu berlebihan dalam menghemat atau menahan harta yang dimilikinya, bahkan untuk kebutuhan diri sendiri sekalipun. Orang yang kikir cenderung enggan mengeluarkan uang atau memberikan sesuatu kepada orang lain, meskipun ia mampu melakukannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kikir didefinisikan sebagai pelit atau terlampau hemat. Sifat ini umumnya dipandang negatif karena dapat menghambat hubungan sosial dan menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan bermasyarakat.
Kikir berbeda dengan hemat. Jika hemat berarti bijak dalam menggunakan sumber daya, kikir justru berlebihan hingga merugikan diri sendiri dan orang lain. Orang kikir seringkali rela mengorbankan kenyamanan dan kebutuhan dirinya demi tidak mengeluarkan uang.
Advertisement
Ciri-Ciri Orang Kikir
Untuk lebih memahami sifat kikir, berikut adalah beberapa ciri-ciri umum yang sering ditemui pada orang yang memiliki sifat kikir:
- Selalu menghitung-hitung pengeluaran secara berlebihan
- Enggan berbagi atau membantu orang lain meskipun mampu
- Sering mencari-cari alasan untuk tidak memberi
- Merasa cemas atau gelisah saat harus mengeluarkan uang
- Lebih memilih hidup prihatin meski memiliki harta berlebih
- Sulit menikmati hasil jerih payahnya sendiri
- Sering merasa kurang dan takut kekurangan
- Cenderung individualis dan kurang peduli pada lingkungan sekitar
- Sulit bersosialisasi karena enggan mengeluarkan biaya
- Sering menunda-nunda membayar hutang atau kewajiban
Ciri-ciri di atas dapat bervariasi pada setiap individu. Namun, secara umum orang kikir memiliki kecenderungan untuk terlalu menggenggam erat hartanya dan enggan berbagi, bahkan untuk kebutuhan diri sendiri sekalipun.
Penyebab Sifat Kikir
Sifat kikir tidak muncul begitu saja, melainkan terbentuk oleh berbagai faktor. Beberapa penyebab umum yang dapat memicu munculnya sifat kikir antara lain:
- Pengalaman masa lalu: Trauma keuangan atau pengalaman hidup dalam kemiskinan di masa lalu dapat membuat seseorang menjadi terlalu protektif terhadap hartanya.
- Pola asuh: Cara orang tua mendidik anak dalam hal keuangan dapat mempengaruhi sikap anak terhadap harta di kemudian hari.
- Ketakutan akan masa depan: Kecemasan berlebihan tentang kondisi keuangan di masa depan bisa mendorong seseorang menjadi terlalu hemat hingga kikir.
- Sifat materialistis: Terlalu mencintai harta benda dapat membuat seseorang enggan melepaskannya untuk orang lain.
- Kurangnya rasa empati: Ketidakmampuan memahami dan merasakan penderitaan orang lain bisa menyebabkan seseorang menjadi kikir.
Memahami akar penyebab sifat kikir penting untuk dapat mengatasinya secara efektif. Setiap individu mungkin memiliki latar belakang berbeda yang membentuk sifat kikirnya.
Advertisement
Dampak Negatif Sifat Kikir
Sifat kikir dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Beberapa dampak buruk dari sifat kikir antara lain:
- Hubungan sosial terganggu: Orang kikir cenderung dijauhi karena dianggap tidak peduli dan sulit diajak bersosialisasi.
- Stres dan kecemasan: Kekhawatiran berlebihan tentang harta dapat menyebabkan stres dan gangguan kecemasan.
- Kehilangan kesempatan: Terlalu hemat dapat membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk berkembang atau menikmati hidup.
- Konflik keluarga: Sifat kikir bisa menimbulkan perselisihan dalam keluarga, terutama masalah keuangan.
- Kesehatan terganggu: Enggan mengeluarkan biaya untuk kesehatan dapat berakibat buruk bagi kondisi fisik.
- Kehilangan keberkahan: Dalam pandangan agama, kikir dianggap dapat menjauhkan keberkahan dari harta yang dimiliki.
- Penyesalan di hari tua: Orang kikir sering menyesal di usia senja karena tidak menikmati hidup saat masih mampu.
Dampak-dampak negatif ini menunjukkan betapa merugikannya sifat kikir bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan mengatasi sifat kikir sedini mungkin.
Pandangan Agama tentang Kikir
Berbagai agama umumnya memandang sifat kikir sebagai karakter tercela yang harus dihindari. Berikut pandangan beberapa agama tentang sifat kikir:
Islam
Dalam Islam, kikir (bakhil) termasuk sifat tercela yang sangat dilarang. Al-Qur'an menyebutkan:
"Dan janganlah orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka." (QS. Ali Imran: 180)
Islam mengajarkan untuk bersikap dermawan dan membelanjakan harta di jalan yang benar. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Kristen
Ajaran Kristen juga menentang sifat kikir dan menganjurkan umatnya untuk berbagi. Dalam Alkitab disebutkan:
"Orang yang murah hati diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin." (Amsal 22:9)
Hindu
Dalam ajaran Hindu, kikir dianggap sebagai salah satu sifat buruk yang harus dihindari. Kitab Bhagavad Gita menyebutkan pentingnya berbagi dan berderma:
"Mereka yang makan sendiri tanpa berbagi dengan orang lain sesungguhnya hanya memakan dosa." (Bhagavad Gita 3.13)
Buddha
Ajaran Buddha menekankan pentingnya melepaskan keterikatan pada harta benda. Sifat kikir dianggap sebagai penghalang dalam mencapai pencerahan. Buddha mengajarkan:
"Memberi adalah sumber kebahagiaan." (Dhammapada 177)
Secara umum, berbagai agama mengajarkan untuk bersikap dermawan dan tidak terlalu mencintai harta secara berlebihan. Sifat kikir dipandang sebagai karakter negatif yang dapat menjauhkan manusia dari kebahagiaan sejati.
Advertisement
Kikir dari Sudut Pandang Psikologi
Dalam ilmu psikologi, sifat kikir sering dikaitkan dengan beberapa kondisi mental tertentu. Berikut beberapa pandangan psikologi tentang sifat kikir:
Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCPD)
Sifat kikir yang ekstrem dapat menjadi salah satu gejala Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCPD). Penderita OCPD cenderung terlalu fokus pada aturan, detail, dan kontrol, termasuk dalam hal keuangan.
Kecemasan Finansial
Sifat kikir juga bisa muncul sebagai manifestasi dari kecemasan finansial yang berlebihan. Ketakutan akan kemiskinan atau kehilangan harta dapat mendorong seseorang menjadi terlalu protektif terhadap uangnya.
Trauma Masa Lalu
Pengalaman traumatis terkait keuangan di masa lalu, seperti kemiskinan atau kebangkrutan, dapat memicu munculnya sifat kikir sebagai mekanisme pertahanan diri.
Gangguan Penimbunan (Hoarding Disorder)
Meski tidak selalu berkaitan, sifat kikir terkadang muncul bersamaan dengan kecenderungan menimbun barang. Kedua perilaku ini bisa berakar dari ketakutan akan kekurangan.
Narsisisme
Dalam beberapa kasus, sifat kikir bisa menjadi manifestasi dari gangguan kepribadian narsistik, di mana seseorang terlalu fokus pada diri sendiri dan enggan berbagi dengan orang lain.
Memahami akar psikologis dari sifat kikir penting untuk dapat mengatasinya secara efektif. Dalam kasus-kasus tertentu, bantuan profesional psikologi mungkin diperlukan untuk mengatasi sifat kikir yang sudah mengakar.
Perbedaan Kikir dan Hemat
Meski seringkali dikaitkan, kikir dan hemat sebenarnya adalah dua konsep yang berbeda. Berikut beberapa perbedaan mendasar antara sikap kikir dan hemat:
Aspek | Kikir | Hemat |
---|---|---|
Tujuan | Menahan harta sebanyak mungkin | Menggunakan sumber daya secara bijak |
Dampak pada diri sendiri | Sering merugikan diri sendiri | Menguntungkan diri sendiri |
Dampak pada orang lain | Cenderung merugikan orang lain | Tidak merugikan orang lain |
Fleksibilitas | Kaku dan sulit berkompromi | Fleksibel sesuai kebutuhan |
Pandangan jangka panjang | Fokus pada penumpukan harta | Mempertimbangkan manfaat jangka panjang |
Kualitas hidup | Sering mengorbankan kualitas hidup | Menjaga keseimbangan kualitas hidup |
Sikap terhadap berbagi | Enggan berbagi meski mampu | Tetap berbagi sesuai kemampuan |
Penting untuk memahami perbedaan ini agar kita dapat bersikap hemat tanpa jatuh ke dalam perilaku kikir yang merugikan. Hemat adalah sifat positif yang perlu dikembangkan, sementara kikir adalah sifat negatif yang sebaiknya dihindari.
Advertisement
Cara Mengatasi Sifat Kikir
Mengatasi sifat kikir membutuhkan kesadaran dan upaya yang konsisten. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi sifat kikir:
- Kenali akar masalahnya: Pahami penyebab mengapa Anda cenderung kikir. Apakah karena trauma masa lalu, ketakutan akan masa depan, atau faktor lainnya?
- Ubah pola pikir: Mulailah memandang harta sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan, bukan tujuan akhir. Ingatlah bahwa berbagi juga bisa membawa kebahagiaan.
- Buat anggaran yang realistis: Rencanakan keuangan dengan baik, termasuk pos untuk berbagi dan berderma. Ini akan membantu Anda merasa lebih aman saat mengeluarkan uang.
- Mulai dari hal kecil: Latih diri untuk berbagi atau berderma secara bertahap. Mulailah dari jumlah kecil yang tidak terlalu memberatkan.
- Praktikkan rasa syukur: Fokus pada apa yang Anda miliki, bukan apa yang tidak Anda miliki. Rasa syukur dapat mengurangi kecemasan akan kekurangan.
- Bergaul dengan orang dermawan: Lingkungan dapat mempengaruhi perilaku. Bergaullah dengan orang-orang yang memiliki sifat dermawan untuk menginspirasi diri.
- Cari kegiatan sosial: Libatkan diri dalam kegiatan sosial atau amal. Ini akan membantu Anda lebih peka terhadap kebutuhan orang lain.
- Tetapkan tujuan finansial yang sehat: Buat tujuan keuangan yang tidak hanya fokus pada menabung, tapi juga mencakup aspek berbagi dan menikmati hidup.
- Praktikkan mindfulness: Teknik mindfulness dapat membantu Anda lebih sadar akan perasaan dan perilaku terkait uang.
- Cari bantuan profesional: Jika sifat kikir sudah sangat mengganggu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau konselor keuangan.
Ingatlah bahwa perubahan membutuhkan waktu dan kesabaran. Teruslah berusaha dan jangan mudah menyerah dalam upaya mengatasi sifat kikir.
Manfaat Menghindari Sifat Kikir
Menghindari sifat kikir dan mengembangkan sikap yang lebih dermawan dapat membawa berbagai manfaat positif dalam hidup. Berikut beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan:
- Hubungan sosial yang lebih baik: Sikap dermawan akan membuat Anda lebih disukai dan dihargai oleh orang lain.
- Kesehatan mental yang lebih baik: Berbagi dapat meningkatkan rasa bahagia dan mengurangi stres serta kecemasan.
- Kepuasan hidup meningkat: Kemampuan menikmati hasil jerih payah sendiri akan meningkatkan kepuasan hidup.
- Berkah dan rezeki bertambah: Banyak orang percaya bahwa kedermawanan dapat membuka pintu rezeki yang tidak terduga.
- Kehidupan spiritual yang lebih kaya: Berbagi dan menolong sesama dapat memperdalam pengalaman spiritual.
- Warisan positif: Sikap dermawan akan menjadi teladan baik bagi anak-anak dan generasi mendatang.
- Kontribusi pada masyarakat: Dengan berbagi, Anda ikut berperan dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
- Pengembangan diri: Belajar untuk tidak kikir dapat membantu pengembangan karakter dan kepribadian yang lebih positif.
- Kebebasan finansial: Paradoksnya, sikap tidak kikir justru dapat membawa kebebasan finansial yang lebih besar.
- Kebahagiaan sejati: Banyak orang menemukan bahwa kebahagiaan sejati datang dari memberi, bukan hanya menerima.
Manfaat-manfaat ini menunjukkan bahwa menghindari sifat kikir bukan hanya baik untuk orang lain, tapi juga sangat menguntungkan bagi diri sendiri. Dengan mengembangkan sikap yang lebih dermawan, kita dapat mencapai kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna.
Advertisement
Tips Menjadi Pribadi yang Dermawan
Menjadi pribadi yang dermawan membutuhkan latihan dan pembiasaan. Berikut beberapa tips praktis untuk mengembangkan sifat dermawan:
- Mulai dari diri sendiri: Sebelum dermawan pada orang lain, belajarlah untuk tidak kikir pada diri sendiri. Penuhi kebutuhan dasar Anda dengan baik.
- Tetapkan target berbagi: Tentukan persentase tertentu dari penghasilan Anda untuk disumbangkan atau dibagikan kepada orang lain.
- Praktikkan kebaikan harian: Lakukan tindakan kebaikan kecil setiap hari, seperti memberi tip lebih atau membelikan makanan untuk orang yang membutuhkan.
- Libatkan diri dalam kegiatan amal: Ikut serta dalam kegiatan sosial atau amal untuk melatih kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.
- Belajar mengatakan "ya": Ketika ada kesempatan untuk membantu atau berbagi, cobalah untuk lebih sering mengatakan "ya" daripada "tidak".
- Jadikan berbagi sebagai kebiasaan: Buatlah berbagi menjadi rutinitas, misalnya menyisihkan uang untuk amal setiap gajian.
- Kenali nilai-nilai Anda: Identifikasi hal-hal yang benar-benar penting bagi Anda dan fokuskan kedermawanan pada area tersebut.
- Bersyukur atas apa yang Anda miliki: Praktikkan rasa syukur setiap hari untuk mengurangi kecemasan akan kekurangan.
- Berikan lebih dari uang: Ingat bahwa kedermawanan bisa dalam bentuk waktu, tenaga, atau keahlian, bukan hanya uang.
- Rayakan tindakan dermawan: Apresiasi diri sendiri setiap kali Anda melakukan tindakan dermawan, sekecil apapun itu.
Ingatlah bahwa menjadi dermawan adalah proses. Jangan terlalu keras pada diri sendiri jika kadang masih merasa sulit. Yang terpenting adalah terus berusaha dan menjadikannya sebagai bagian dari gaya hidup Anda.
Pertanyaan Seputar Sifat Kikir
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan seputar sifat kikir beserta jawabannya:
1. Apakah sifat kikir bisa diturunkan?
Meski ada faktor genetik yang dapat mempengaruhi kepribadian, sifat kikir lebih banyak dibentuk oleh lingkungan dan pengalaman hidup. Orang tua yang kikir mungkin akan mengajarkan nilai-nilai tersebut pada anaknya, tapi ini bukan berarti sifat kikir "diturunkan" secara genetis.
2. Bagaimana cara membedakan antara hemat dan kikir?
Hemat adalah sikap bijak dalam mengelola keuangan, sementara kikir adalah sikap berlebihan dalam menahan harta hingga merugikan diri sendiri dan orang lain. Orang hemat masih bisa menikmati hidupnya dan berbagi, sementara orang kikir cenderung mengorbankan kualitas hidup demi menahan hartanya.
3. Apakah ada hubungan antara kikir dan kecerdasan finansial?
Tidak selalu. Kecerdasan finansial melibatkan kemampuan mengelola uang dengan bijak, yang bisa mencakup menabung, berinvestasi, dan juga berbagi. Sementara kikir lebih pada sikap berlebihan dalam menahan harta tanpa mempertimbangkan manfaat jangka panjang.
4. Bisakah sifat kikir menyebabkan masalah kesehatan?
Ya, sifat kikir yang ekstrem bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik. Stres dan kecemasan yang timbul akibat terlalu fokus pada harta bisa mempengaruhi kesehatan. Selain itu, enggan mengeluarkan biaya untuk perawatan kesehatan juga bisa berakibat buruk.
5. Apakah ada perbedaan sifat kikir antara pria dan wanita?
Secara umum, tidak ada perbedaan signifikan dalam sifat kikir berdasarkan gender. Sifat ini lebih dipengaruhi oleh faktor individual seperti pengalaman hidup, pola asuh, dan lingkungan.
6. Bagaimana cara menasihati orang yang kikir tanpa menyinggung perasaannya?
Pendekatan yang baik adalah dengan menunjukkan manfaat dari sikap yang lebih dermawan, bukan mengkritik langsung. Bisa juga dengan memberi contoh positif atau mengajak berdiskusi tentang nilai-nilai hidup yang lebih luas.
7. Apakah sifat kikir bisa berubah seiring bertambahnya usia?
Ya, sifat kikir bisa berubah seiring waktu. Pengalaman hidup, perubahan perspektif, atau kesadaran spiritual bisa membuat seseorang menjadi lebih dermawan di usia lanjut.
8. Bagaimana cara mengajarkan anak untuk tidak menjadi kikir?
Ajarkan anak tentang nilai berbagi sejak dini. Berikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Libatkan anak dalam kegiatan amal atau sosial untuk menumbuhkan empati.
9. Apakah ada hubungan antara sifat kikir dan kesuksesan finansial?
Tidak selalu. Meski menabung penting untuk kesuksesan finansial, sikap kikir yang berlebihan justru bisa menghambat peluang pertumbuhan dan investasi yang bisa membawa kesuksesan lebih besar.
10. Bisakah terapi psikologi membantu mengatasi sifat kikir?
Ya, terapi psikologi bisa membantu mengatasi sifat kikir, terutama jika sifat tersebut berakar dari masalah psikologis seperti kecemasan atau trauma. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) sering digunakan untuk mengubah pola pikir dan perilaku terkait uang.
Advertisement
Kesimpulan
Sifat kikir merupakan karakter negatif yang dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan seseorang, baik secara sosial, mental, maupun spiritual. Memahami arti kikir secara mendalam, termasuk penyebab dan dampaknya, adalah langkah awal yang penting dalam upaya mengatasinya.
Penting untuk diingat bahwa sifat kikir berbeda dengan hemat. Sementara hemat adalah sikap bijak dalam mengelola keuangan, kikir justru bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Berbagai agama dan pandangan psikologi juga menekankan pentingnya menghindari sifat kikir dan mengembangkan sikap yang lebih dermawan.
Mengatasi sifat kikir memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin. Dengan kesadaran, upaya konsisten, dan mungkin bantuan profesional jika diperlukan, seseorang dapat mengubah sikapnya menjadi lebih seimbang dan dermawan. Manfaat yang didapat dari menghindari sifat kikir sangat besar, mulai dari hubungan sosial yang lebih baik hingga kebahagiaan dan kepuasan hidup yang meningkat.
Pada akhirnya, mengembangkan sikap yang lebih dermawan bukan hanya tentang memberi kepada orang lain, tapi juga tentang memberi kesempatan pada diri sendiri untuk hidup lebih bebas, bahagia, dan bermakna. Dengan melepaskan keterikatan berlebihan pada harta, kita justru membuka diri pada kekayaan hidup yang jauh lebih besar.
