Liputan6.com, Jakarta - Mulai 2 Mei hingga 11 Mei 2014, Jakarta akan lebih banyak melihat wajah Eropa karena Uni Eropa akan memperingati Hari Eropa dengan perayaan selama seminggu penuh. Hari Eropa bertujuan mengingatkan masyarakat bahwa Uni Eropa, yang telah selama 50 tahun menjamin terciptanya perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di kawasannya, juga secara aktif menggapai belahan dunia lain dan membangun hubungan yang semakin kuat antara masyarakat Indonesia dan masyarakat Eropa.
Demikianlah isi siaran pers yang diterima oleh Liputan6.com dari Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan ASEAN di Jakarta, Rabu, 30 April 2014. Siaran pers tersebut dikirim dalam rangka Pekan Eropa 2014 dan dipimpin oleh Olof Skoog, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN.
Dalam kesempatan siaran pers yang sama, Duta Besar Olof Skoog mengabarkan tentang beasiswa bagi para mahasiswa Indonesia untuk belajar di universitas-universitas di negara-negara anggota Uni Eropa. Pameran pendidikan dan informasi beasiswa ini sendiri akan diadakan pada Sabtu, 3 Mei 2014, dari pukul 09.30 WIB hingga pukul 16.00 WIB di Hotel Le Meridien Jakarta melalui acara Hari Informasi Beasiswa UE-Indonesia.
Advertisement
Walaupun bidang ajarnya bermacam-macam, beasiswa ini lebih ditujukan untuk jenjang S2 dan S3. Sebagai gambaran, di tataran dunia jenis beasiswa yang tersedia berjumlah 1.700 macam dan membantu sekitar 7.000 mahasiswa.
Uni Eropa dan Indonesia
Dalam siaran persnya tentang Pekan Eropa 2014 yang untuk tahun ini bertajuk Kesatuan dalam Keberagaman, Duta Besar Olof Skoog mengedepankan nilai-nilai bersama antara Uni Eropa dan Indonesia yang berfalsafah Bhinneka Tunggal Ika. Dengan semakin bertambahnya anggota Uni Eropa, sejak perluasannya pada 2004, Uni Eropa kini memiliki keberagaman masyarakat yang luar biasa seturut dengan keberagaman negara-negara anggota dan masyarakat di dalamnya.
Dalam kesempatan yang sama, Uni Eropa menegaskan komitmen mereka untuk tetap menjadi rekan setia yang dapat diandalkan dalam pembangunan nasional Indonesia. Walaupun lembaga-lembaga bantuan asing lain juga melakukan hal serupa, sekarang Uni Eropa akan mengutamakan bantuan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Duta Besar Olof Skoog mengakui masa-masa resesi beberapa tahun yang lalu telah memaksa Uni Eropa untuk lebih berbenah ke dalam. Kehati-hatian ini juga dilakukan negara-negara pemberi bantuan dana pembangunan lain. Walaupun demikian, dana bantuan pembangunan Uni Eropa tetap menjadi yang terbesar dibandingkan dengan dana-dana bantuan pembangunan negara-negara dan badan-badan internasional lain. Sebagai gambaran, pada 2011, Komisi Eropa mengucurkan 11,3 triliun euro untuk dana bantuan ke seluruh belahan dunia.
Beasiswa bagi Indonesia
Memang benar bahwa angka pengangguran di Indonesia menurun seiring dengan pemulihan ekonomi dunia dari resesi yang baru saja lalu. Laporan Global Employment Trends 2013 terbitan International Labor Organisation (ILO) menunjukkan perbaikan di Indonesia: dari angka pengangguran 10,4% di tahun 2006 menjadi 6,3% di tahun 2012.
Namun demikian dalam laporan yang sama dari ILO juga disebutkan bahwa kebanyakan pekerja masih melakukan pekerjaan rentan (vulnerable employment), yaitu 58,0% (tahun 2012), walaupun angka ini masih lebih baik dibandingkan dengan angka 63,4% di tahun 2009. Ini menunjukkan masih besarnya tugas memajukan mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia agar bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih bermutu.
Selain sebagai sarana ampuh untuk pemberantasan kemiskinan, mutu pendidikan Indonesia semakin mendapat perhatian sehubungan dengan hadirnya integrasi kawasan yang dikenal dengan Masyarakat ASEAN. Integrasi itu direncanakan terjadi di tahun 2015 dan menuntut Indonesia memperbaiki mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia agar memiliki daya saing yang memadai menghadapinya.