Liputan6.com, Yerusalem - Kedua faksi di Palestina, Hamas dan Fatah, siap beraliansi. Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Sabtu 31 Mei 2014 mengatakan bahwa pembentukan pemerintahan bersatu antara Hamas dan Fatah di Palestina akan diumumkan pada Senin 2 Juni 2014.
Pemerintahan baru itu akan beranggotakan sejumlah teknokrat yang didukung kedua belah pihak dan akan menyiapkan pemilu tahun 2015. "Pembentukan pemerintahan bersatu itu akan menjadi langkah paling signifikan dalam 7 tahun terakhir guna mengakhiri konflik politik internal Palestina," ucap Presiden Abbas seperti dilansir VOA News yang dikutip Liputan6.com, Minggu (1/6/2014).
Presiden Abbas menambahkan, Israel telah memberitahunya bahwa mereka akan memboikot aliansi baru kedua kelompok tersebut. Kelompok militan Hamas, yang merebut Jalur Gaza dari Abbas pada tahun 2007, dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Israel dan pihak Barat.
Terkait itu, Abbas menegaskan, pihaknya akan merespons apa pun langkah Israel Namun, ia tidak merinci pernyataan itu.
Seorang pejabat senior Israel mengatakan langkah Palestina tersebut merupakan langkah yang sangat jauh mundur. Hanya saja ia tak mengatakan Israel akan mengambil tindakan atau tidak.
Sebelumnya, para pemimpin Palestina bersikeras mengatakan bahwa pembicaraan perdamaian yang macet dengan Israel bisa maju, dengan alasan pakta persatuan antara Fatah dan Hamas bukanlah halangan untuk mengadakan negosiasi.
Pada bulan lalu, kedua faksi Palestina itu sepakat membentuk pemerintah dan berbagi kekuasaan. Langkah ini demi mengakhiri perpecahan 7 tahun yang membagi kepemimpinan antara Tepi Barat dan Gaza.
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menanggapi secara resmi untuk mengakhiri pembicaraan dengan Palestina yang dimediasi Amerika. PM Netanyahu mengatakan, pihaknya tidak akan bernegosiasi dengan pemerintah yang didukung oleh Hamas, yang dipandang Israel sebagai kelompok teroris.
Berbeda dengan Fatah yang berbasis di Tepi Barat, kelompok Islam Hamas yang berbasis di Gaza tidak mengakui Israel. Hamas bertekad untuk melakukan perlawanan bersenjata terhadap negara Yahudi itu dan secara teratur menembakkan roket melintasi perbatasan.
Namun dalam wawancara dengan VOA, juru bicara dan pejabat dari kedua sisi kelompok politik Palestina itu sepakat bahwa perundingan bisa dilanjutkan. Bahkan dengan kehadiran Hamas.
Besok, Presiden Palestina Umumkan Pemerintahan Bersatu
Pembentukan pemerintahan bersatu antara Hamas dan Fatah akan menjadi langkah paling signifikan dalam 7 tahun terakhir.
Diperbarui 01 Jun 2014, 09:38 WIBDiterbitkan 01 Jun 2014, 09:38 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cara Menjaga Berat Badan Ideal Usai Puasa Ramadan, Bantu Tetap Hidup Sehat
Mudik dan Idul Fitri: Begini Beragam Cara Orang Indonesia Rayakan Lebaran!
4 Potret Jennifer Coppen No Makeup, Cantik Natural dengan Pesona Eksotik Memukau
Ramalan Kehidupan Cinta Tiap Zodiak di April 2025, Part 1
5 Potret Memukau Pevita Pearce dengan Busana Kasual, Inspirasi Tampil Simpel Tapi Fashionable
Kepala BNPB Sebut Pengiriman Pasukan Bantuan Pasca Gempa Bentuk Solidaritas Indonesia ke Myanmar
Cara Cek Ganjil Genap Arus Balik Lebaran 2025 dengan Google Maps
Sumut Kehilangan Ratusan Ribu Hektare Hutan, Ini Penyebabnya
Arsenal Coba Halangi Reuni Viktor Gyokeres dan Ruben Amorim di Manchester United
Top 3: Harga Emas Melambung Gila-gilaan
Ingin Riasan Lebaran Simpel? Simak Tips Makeup Antimenor dengan Blush On Rp60 Ribuan Ala Rachel Amanda
Aturan Baru Tiket Kereta JR Pass di Jepang Banyak Diprotes Traveler