Liputan6.com, New York - Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan AS ikut mengenang 10 tahun kematian aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib.
10 Tahun yang lalu, Munir dinyatakan meninggal dunia di atas pesawat Garuda Indonesia tujuan Amsterdam, Belanda. Otopsi menunjukkan adanya kandungan arsenik dalam jumlah besar dalam tubuhnya.
"Sepuluh tahun yang lalu, seseorang membunuh Munir karena khawatir dia akan berhasil membuat negaranya menjadi lebih demokratis, lebih bebas, dan lebih manusiawi," kata John Kerry yang dikutip BBC, Sabtu (7/9/2014).
"Hari ini kami bergabung dengan rakyat Indonesia untuk mengenang Munir Said Thalib dan kami menyerukan perlindungan untuk mereka yang bekerja demi perdamaian, demokrasi dan kebebasan di seluruh dunia," imbuh dia.
Kerry juga mengatakan bahwa keadilan belum sepenuhnya terpenuhi. Pada 2004, kata dia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui bahwa resolusi kredibel terhadap kasus Munir akan menjadi ujian kunci bagi demokrasi Indonesia.
"Hal itu masih berlaku sampai sekarang. Kami mendukung semua upaya untuk membawa siapa pun yang memerintahkan Munir dibunuh agar dibawa ke meja hijau."
Sementara itu, istri mendiang Munir, Suciwati mengatakan kasus ini belum selesai. Dirinya mempertanyakan siapa dalam dari pembunuhan suaminya tersebut.
"Kalau hanya pelaku lapangannya saja sih, itu mah gampang saya pikir. Tapi dalangnya? Sampai sekarang masih bebas. Dan kita bisa lihat itu. Selama kasusnya tidak terselesaikan, yah kita akan tetap minta, pemenuhan keadilannya," kata Suciwati.
Di Indonesia, berbagai kegiatan memperingati kematian Munir juga marak diadakan dengan slogan 'Munir ada dan berlipat ganda.'
Sementara itu masyarakat Indonesia di Australia sejak awal bulan September telah mengadakan berbagai acara memperingati kematian Munir.
Sejumlah kegiatan seperti diskusi, pemutaran film, doa bersama serta aksi diselenggarakan di sejumlah kota besar seperti Canberra, Sydney, Brisbane, Melbourne serta kemungkinan di beberapa kota lain di Australia.
Munir meninggal dunia pada usia 39 tahun dalam perjalanan ke Amsterdam untuk menempuh pendidikan S2 bidang hukum humaniter di Universitas Utrecht, Belanda. (Yus)
Menlu AS: Kami Turut Mengenang 10 Tahun Kematian Munir
"10 tahun lalu, seseorang membunuh Munir karena khawatir dia akan berhasil membuat negaranya menjadi lebih demokratis." kata Menlu AS.
diperbarui 07 Sep 2014, 16:13 WIBDiterbitkan 07 Sep 2014, 16:13 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Rekomendasi Tempat Berburu 'Sunrise' di Sumatera Barat
Eks Penyidik KPK Ungkap Aksi Firli Bahuri Halangi Penggeledahan Kantor PDIP
Pemilik Manchester United Susun Rencana Ekstrem di Bursa Transfer Musim Panas 2025: Semua Pemain Dijual
Pengalaman Pijat ala Bali di Swiss, Harganya Bikin Syok
Fakta-Fakta Icarus, Bintang Paling Jauh yang Ditemukan
3 Peristiwa Besar Isyarat Kedatangan Dajjal Jelang Kiamat, Sudahkah Terjadi?
Menelusuri Keindahan Pantai Bama, Wisata Alam di Taman Nasional Baluran
Belasan Anggota Kena Sanksi di Kasus DWP, Kapolri: Komitmen Bersih-Bersih Polri
Imlek 2025, Panduan Warna dan Aksesori Pembawa Hoki di Tahun Ular Kayu
Apakah Dzikir Bilangannya Harus Banyak? Simak Penjelasan UAH
Mark Zuckerberg Umumkan Kebijakan Kontroversial untuk Facebook, Jam Tangan Mewah Rp14,5 Miliar Bikin Salfok
5 Hal Menarik di Rumah Budaya Kratonan